Sipemuda sendiri kejutnya bukan kepalang. Baru saja setengah harian berjalan tahutahu sudah ada orang lain yang inginkan nyawanya! Dia memandang ke arah datangnya semburan cairan aneh tadi. Baru saja dia palingkan kepala mendadak dari atas menderulah ratusan tetes cairan tadi laksana air hujan yang deras ditiup badai!
Jilid 10Si orang tua tak mempunyai betis, ia berdiri dengan menggunakan kedua lututnya, Rambutnya yang panjang terurai-urai tak terurus, Kedua matanya kosong, karena biji matanya telah dicongkel keluar Kedua lengannya terbelenggu dengan dua lingkaran besi yang dijepitkaiL Suara dari lingkaran besi tadi adalah suara mata rantai jika orang itu keadaan si orang tua itu. Co Hiong berpikir "Orang yang telah begini cacad, dan terbelenggu dengan rantai besi di dalam gua masih dapat hidup?" Lalu ia menjawab pertanyaan si orang tua "Aku telah menderita luka parah, dan mungkin lekas mati. Bagaimanakah aku dapat mencelakakan orang lain? Lagi pula, aku tak kenal mengenal dengan kau dan tiada alasan menjadi musuh satu pada yang lain."Ketika itu kudanya berbunyi, dan si orang tua menanyai "Apakah kau datang dengan berkuda?"Co Hiong coba bangkit tetapi sia-sia, karena ia tak bertenaga lagi. ia menyahut "BetuL Kuda itu... aku... aku yang tunggangi. h Si orang tua tertawa dan berkata lagk "Apakahkau ingin hidup atau mati?""Mati atau hidup bagiku tak menjadi soal lagi!" sahut Co ramah tamah si orang tua berkata "Jika kau ingin mati, mudah sekali, Aku hanya pukul lambungmu sekali, kau segera mati, Atau aku potong buntung kaki tanganmu, dan paksa kau'tinggal bersama aku seterusnya di dalam gua ini. Tetapi jika kau masih ingin hidup, aku dapat menyembuhkan luka-lukamu, dan juga akan menurunkan kepandaianku kepadamu Tapi ada satu syarat yang harus kau sanggupi melaksanakannya."Dengan tersenyum Co Hiong menyahut "Aku khawatir kau tak dapat menyembuhkan luka-lukaku yang berat ini." Lalu si orang tua itu meraba-raba seluruh tubuhnya Co Hiong dan berusaha menyelidiki letak luka-lukanya. Kemudian ia berkata lagi "Betul! Jago-jago silat di kalangan orang-orang sakti yaitu di kalangan Bu Lim yang dapat menyembuhkan luka-lukamu ini jarang sekali, Kau telah dibikin lumpuh dengan ilmu yang melukai jalan-jalan darah dan urat nadi dengan menembusi tulang-tulang, ilmu melukai dan melumpuhkan musuh ini hanya dipunyai oleh sedikit orang, dan untung sekali orang yang telah melumpuhkan kau ini kepandaiannya atau silatnya tidak tinggiOleh karena itu, kau masih dapat ditolong ilmu melukakan melalui tulang-tutang ini diciptakan pada tiga ratus tahun berselang oleh seorang sakti dari pegunungan Altai yang bernama San Im Shin Ni. Kemudian San Im Shin Ni itu pernah mengadu ilmu silat terhadap Hian Kie Cin Jin, seorang jago silat nomor wahid di kolong langit di zaman itu. Mereka bertempur selama tiga hari tiga malam, Meskipun pertarungan telah berlangsung lebih dari lima ratus jurus, namun masih belum ada yang kalah atau yang hari keempat, masing-masing telah menggunakan ilmu tenaga dalamnya yang berangsur-angsur kedua-duanya telah menderita luka parah. Mereka mengetahui bahwa tak dapat hidup lebih lama lagi, dan pada saat itu mereka berubah menjadi kawan, dengan masing-masing berjanji menurunkan silatnya masing-masing yang tinggi, dan dicatat dalam tiga kitab yang diberi nama "Kui Goan Pit dalam beberapa ratus tahun kemudian, semua jago-jago silat dari kalangan Bu Lim berusaha sekuat tenaga mencari kitab-kitab tersebut Tetapi menurut pahamku, sehingga dewasa ini, belum ada orang yang berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu. " ia tidak melanjutkancerita nya. ia merenung sejenak, lalu menanya Co Hiong "Sebetulnya orang yang telah melukakan atau melumpuhkan kau ini siapakah?" Co Hiong sebenarnya pernah mendengar kitab Kui Goan Pit Cek dari Souw Peng Hai dan dari ayah ang-katnya. penuturan tentang kitab tersebut yang diberikan oleh orang tua itu semuanya cocok. ia menjadi tertarik akan pembicaraan orang tua itu. ia berpikir "Orang tua ini, meskipun telah kehilangan kedua betisnya, kedua matanya, dan hidup terantai di dalam gua ini dengan lengan kanannya juga sudah menjadi lumpuh, tetapi ia masih dapat hidup dengan hanya satu tangan kirinya. Ia pasti bukan orang sembarangan ia mungkin seorang sakti dengan ilmu silat yang tinggi luar biasa. "Dengan pendirian itu, ia menjawab pertanyaan si orang tua "Aku betul telah dilukai dengan cara yang curang. Tentang siapa orangnya, aku masih belum dapat ingat"Si orang tua tadi menanya, ia duduk termenung, seolah- olah memikirkan peristiwa-peristiwa yang lampau, dan menyakitkan ia membentak "Sebetulnya kau ini siapa?Mengapa kau dapat mencari tempatku di sini?! Bukankah kau dari partainya Leng Yan, karena aku yakin bahwa ia akan menggunakan segala siasat busuk untuk mencuri dan mempelajari ilmuku." ia gemetar ketika membentak ia taruh tinjunya di atas dadanya Co Hiong, Kalau tangannya digerakkan hanya satu tumbukan, maka Co Hiong akan segera menjadi mayat!Seperti telur di ujung tanduk, Co Hiong yakin bahwa segera ia menjadi tewas jika si orang tua betul-betuI menumbuk d ada nya. Entah mengapa Co Hiong pada ketika itu ingin hidup lagi untuk membikin pembalasan kepada orang yang telah membikin ia lumpuh, Dengan nada memohon ia menyahut "Kalau kau ingin membunuh aku, bunuhlah Aku telah dibikin lumpuh oleh orang yang aku tak ingat lagi, dan aku pun tidak sengaja datang ke mari. Kudakulah yang membawa aku kemari dalam keadaan setengah sadar, Tentang Leng Yan itu siapa, aku tidak mengenalnya, Aku pun tidak mempunyai maksud datang ke sini untuk mencuri kepandaian atau ilmu, jiwaku ini beradt di tanganmu ini, Kau dapat berbuat segala apa terhadap aku."penjelasan itu telah banyak meredakan si orang tua yang bicara kepada dirinya sendiri ilmu memukul urat nadi dan melukai jalan darah dengan melalui tulang-tulang yang diciptakan oleh San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, disampingku ini, si pendeta tua, hanya muridku yang durhaka itu, bernama Sin Hut Leng Yan, yang mengetahui Mustahil di kolong langit ini ada orang yang ke tiga mengetahuinya ?"Dengan tidak diminta Co Hiong menyahut "BetuI tentu, Semua ilmu atau kepandaiannya San Im Shin Ni telah dituturkan di dalam kitab Kui Goan Pit Cek, bukan? Menurut pendapat ku, ilmu seperti apa yang kau derita ini tentu juga terdapat dalam kitab itu, jika ada orang yang telah berhasil memperoleh kitab mujizat itu, maka orang itu dapat menggunakan ilmu itu." i Si orang tua menarik napas panjang sebelum berkata Iflgi "Jika orang itu berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek, maka orang itu dapat mempelajari dan memahami semua ilmu dari Hian Kie Cin Jin disamping !1mu- ilmunya San Im Shin Ni, dan dengan demikian dapat menjagoi di kolong langit"Sikap dan wajah orang itu menunjukkan bahwa ia khawatir sekali, bahkan iri hati kalau kitab Kui Goan Pit Cek itu betul- betul telah diketemukan orang, "Hai! Orang tua yang cacad ini masih ingin menjagoi di kolong langit!" demikian pikirnya, Dengan tidak terasa ia berkata "Jika kitab Kui Goan Pit Cek itu belum diperoleh orang, mungkin kau juga tidak dapat menjagoi di kolong langit!"Ejekan tersebut membikin si orang tua itu marah lagi, ia membentak "Siapa bilang tidak bisa?!" Lalu ia kebat tangan kirinya yang ia masih dapat gunakan dengan leluasa, segera terdengar batu dan tanah dari tembok gua itu gempur dan jatuh ke tanah!Co Hiong terkejut menyaksikan tenaga yang luar biaa dahsyatnya itu, ia berpikir "Lihay betul! Orang tanpa kaki tanpa mata dan hanya mempunyai lengan kiri mempunyai tenaga yang luar biasa hebatnya! Mungkin ayah angkat dan guruku, Souw Peng Hai, juga tak dapat menandingi dia!"Dengan suara yang menunjukkan kegemasannya, si orang tua itu berseru "Jika aku si tua bangka ini tidak dianiaya orang yang busuk, aku pasti telah berhasil memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu. Setelah aku pelajari semua isi kitab itu, aku bakar habis, dan aku pasti menjagoi di kalangan Bu Lim!"Co Hiong terkejut melihat sikap yang tamak dari si orang tua itu, ia menduga bahwa si orang tua telah dirantai di dalam gua oleh musuh-musuhnya, dan bahwa si orang itu sangat berangasan dan congkak sehingga banyak orang yang membenci pada nya. ia mengetahui pula orang tua itu mudah diobor, ia sengaja mengejek lagi Tetapi aku masih juga tak yakin kau bisa berhasil mencari kitab itu!"Si orang tua menyahut dengan beringas "Kau tidak pereaya omonganku? Semua yang aku telah uraikan dapat aku buktikan sekarang!""Aku dapat menyembuhkan kau sekarang asal saja kau menyanggupi melakukan suatu urusan untuk aku," kata orang tua itu,Co Hiong menanyai "Syarat apakah yang aku harus tunaikan?""Aku menghendaki kau sebagai muridku dan tinggal bersama-sama aku di dalam gua ini selama satu tahun. itulah syaratku!" kata si orang Hiong berpikir sejenak, lalu menyahut "Syarat itu tidak berat Aku tentu dapat melakukannya."Si orang tua berkata lagi "Di dalam satu tahun itu aku akan mengajarkan semua ilmu silat dan kepandaianku kepadamu, Dan setelah satu tahun, aku yakin betul bahwa ilmu dan kepandaianmu telah mencapai puncak kesempurnaan Dan kau harus pergi membunuh mati Suhengmu kakakseperguruan dan kepalanya kau harus bawa kepadaku, Apakah kau sanggup dan berani me- lakukannya?"Co Hiong tak dapat menjawab karena ia berpendapat bahwa perbuatan membunuh itu sangat kejam, dan bahwa menurut sepengetahuannya, belum pernah ada seorang guru silat yang menyuruhnya membunuh saudara satu lengan kirinya si orang tua itu mengangkat tubuhnya Co Hiong sambil membentak" Apakah kau tahu bahwa Suhengmu itu telah melanggar perbuatan kesusilaan! ia takut aku menghukum pada nya, ia telah meracuni aku, memotong buntung kedua betisku, dan mencongkel keluar kedua biji mataku. ia juga meran-taikan aku di dalam gua ini selama tiga puluh tahun lebih, Cobalah kau pikir, apakah perbuatannya itu tidak kejam! apakah ia tidak harus dibunuh? Sebagai seorang guru aku harus menghukum muridnya yang durhaka, bukan? ia telah perlakukan gurunya seperti ini!Apakah ia tidak harus dibunuh?"Barulah, Co Hiong mengetahui bahwa orang tua ini telah dianiaya muridnya sendiri ia segera menyahut "Murid yang durhaka itu memang harus dibunuh! Teceu pasti akan membunuh ia untuk membalas kekejamannya terhadap Suhu!jawaban itu membikin si orang tua sangat girang, ia lepaskan cekalan tangannya yang mengangkat Co Hiong tadi dan berkata dengan tenang "Suhengmu yang durhaka itu sudah tinggi sekali ilmu silatnya. Dengan ilmu silatmu yang kau punyai sekarang, aku khawatir akan kau tak dapat melawan dia. Yang aku hendak ajarkan kepada kau ialah ilmu silat dari San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, Semasa aku masih muda, aku pernah pergi ke daerah ke sebelah barat dan dengan tak disengaja aku telah dapat mencari tempat berlatihnya San Im Shin Ni, dan dengan beruntung aku menemui sebuah catatan-catatan tentang ilmu sifat dari San Im Shin Ni yang sakti lalu mempelajari ilmu yang tereatat di dalam kitab catatan itu, dan setelah berlatih masak-masak jurusku rus dari jurus ilmu silat tersebut, aku telah menjadi seorang jago silat yang luar biasa, Namun, ilmu yang aku telah pahami tidak sempurna jika tidak ditambah dengan ilmu-ilmu yang tertulis di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Aku dipenjara di dalam gua itu, dan tidak lantas dibunuh oleh muridku yang jahat dan kejam itu, karena ia masih berharap membujuk aku mengajari ia ilmuku yang tinggi!"Co Hiong mendengar penuturan itu dengan penuh perhatian, dan hampir ia lupa kepada luka-luka yang ia sedang derita, Si orang tua itu, meskipun sudah hilang kedua matanya, akan tetapi dengan ilmunya yang tinggi, hanya dengan mendengar hembusan angin ia dapat juga mengetahui gerak-geriknya Co Hiong, Oleh karena itu ketika Co Hiong coba bangkit, ia segera memegang tubuhnya dan menanyai "Kau mau berbuat apa?"Dengan meringis Co Hiong menjawab "Teecu hendak bangun, tetapi tidak bisa, Rupanya di dalam tubuhku luka-luka ini makin hebat, karena Teecu murid merasakan makin sakit Dengan bergerak sedikit saja, Teecu merasa sakit di seluruh tulang-tulang!"Dengan tersenyum si orang tua berkata "Aku lupa mengobati kau." Lalu ia balikkan tubuhnya Co Hiong agar ia berbaring tiarap, Pertama ia menggunakan cara membebaskan delapan jalan darah penting di dalam tubuhnya, Setelah darah beredar lagi melalui jalan-jalan darah itu, ia mulai membebaskan delapan belas pipa darah dan delapan belas urat syaraf yang penting di dalam tubuh dan kaki tangan, dan yang mengendalikan jantung, paru-paru, ginjal dan sebagai nya. Kakek itu melakukan cara pengobatan itu dengan memijat, memencet, mengurut dan menggosok bagian-bagian yang perutDengan tak terasa lagi Co Hiong tertidur ia terus tidur selama lebih kurang delapan jam, dan ketika ia mendusin, ia merasa tidak sakit Iagi, ia buka kedua matanya, dan mencoba bangun, ia merasa masih lemas, seolah-olah orang yang baru sembuh dari penyakit berat Dengan tersenyum kakek berkata "Sekarang aku harus menggosok seluruh tubuhmu agar darahmu beredar dengan leluasa, Untung kau telah berada di sini pada waktunya, Jika tidak maka orang tidak akan dapat melihat kau lagi!" Co Hiong hanya diberikan air minum, dan kemudian ia tertidur lagi, Selama tiga hari Co Hiong hanya diberikan air minum, dan setiap hari sang kakek menguruti seluruh tubuhnya Co hari ke-empat Co Hiong baru diberikan obat yang terdiri dari daun-daun obat-obatan, dimasak dan diminum airnya, Setelah lewat sembilan hari dan selama itu Co Hiong selalu berbaring, pada suatu pagi orang tua itu berkata "Nah, sekarang kau dapat bangun, dan boleh makan apa saja yang kau mau, Aku telah mengobati kau dan menjaga kau selama sembilan hari, aku pun merasa letih, Aku harus beristirahat Esok pagi aku mulai mengajarkan kau ilmu silat!" Lalu ia pun berbaring di tanah dan coba tidurPernyataan itu sangat menggirangkan Co Hiong, ia segera bangun, ia tak terhingga girangnya, karena ia merasa sehat dan segar kembali, Seluruh sakit di dalam tubuhnya hilang, dan ia pun merasa tenaganya telah pulih sebagaimana sediakala, ia coba berjalan-jalan di dalam itu, ia pun menyelidiki keadaan di dalam gua yang hanya seluas tiga kamar biasa, Rantai yang mengikat si orang tua itu terpendam di dalam tembok gua, dan rantai itu cukup panjang untuk kakek bergerak di dalam gua tersebut Di satu sudut terletak satu keranjang penuh dengan makanan dan buah-buahan, satu gentong yang penuh dengan air bening dan bersih, Co Hiong merasa heran dari mana makanan, buah-buahan dan air minum itu,Keesokan paginya, si kakek mulai mengajarkan ilmu silat kepada Co Hiong, dan selama mengajarkan itu sang kakek tidak bicara, tetapi dengan tekun dan penuh perhatian mengajarkan jurus-jurus yang sulit kepada muridnya, Co Hiong mengerti akan sikap dan tabiat orang tua itu. Orang yang dikurung di dalam gua bisa menjadi ganjil dan aneh sikap dan tabiatnya. Jika orang yang kurang kuat syarafnya, mungkin orang itu sudah menjadi gila dikurung di dalam gua selama puluhan tahun. Dengan paham ini. Co Hiong bertekad akan bersikap sabar dan taat terhadap kata-kata gurunya,Pada saat malam orang tua itu mulai menanya riwayatnya Co Hiong, ia terpaksa membuat suatu riwayat barunya atau palsu, Demikian tuturnya "Ayahku sebenarnya mempunyai satu bengkel senjata, Karena ia mempunyai musuh, maka pada suatu hari bengkel nya dibakar oleh musuhnya yang dibantu kawan-kawannya. Untuk membela diri dari pembakaran dan perbuatan yang kejam itu, ayahku telah melawan dan tewas dalam pertempuran ilu. ibuku tak ingin hidup sebagai janda, ia pun membunuh diri Aku dapat meloloskan diri dan kabur ke arah barat, dan telah masuk ke daerah pegunungan Ci Lian San dengan maksud menghindari pengejaran musuh. "penuturan itu lebih dahulu ia karang masak-masak, maka ia dapat menuturkannya dengan lancar Tapi si orang tua mendengar akan penuturan itu, ia menjadi gemas sekali, ia berkata dengan murka "Jika kau ingin membalas dendang kau harus belajar dengan tekun serta rajin. Aku tidak omong besar, jago-jago silat pada dewasa ini yang dapat menandingi aku hanya beberapa gelintir saja. " ia berhenti, lalumeneruskan "Apakah yang melukai kau itu juga musuh- musuh besarmu?"Co Hiong menyahut "Teecu belum melihat wajah-nya, tapi ia telah membikin Teecu tak berdaya, Apakah musuh-musuh yang mengejar itu yang melukai aku? Aku pun tak mengetahuinya."Si orang tua tidak menanya lebih jauh, ia terus memberikan petunjuk-petunjuk dari jurus-jurus ilmu silat Hiong memang sangat pintar dan sangat cerdas, maka setelah ia dilukai dengan hebat yang hampir-hampir ia harus tebus dengan jiwanya, ia belajar dan memperhatikan segala sesuatu yang diajarkan bulan telah berselang, orang tua itu juga mulai berubah sikapnya, dan perlahan demi perlahan ia pandang Co Hiong seperti anak kandungnya, Pada suatu hari orang tua itu berkata "Kau telah menjadi muridku, aku pun menganggap kau seperti anak kandungku Mungkin kau juga ingin mengetahui namaku, dan aku pun ingin mengetahui nama gurumu yang dahuIu."Co Hiong menjadi bingung dan sangsi, ia berpikir "Celaka!Orang tua ini betul-betul ganjil, Aku telah belajar ilmu silat selama hampir satu bu!an, dan ia jarang sekali bicara meskipun dalam soal apa sekalipun Aku harus jangan bikin ia menjadi gusar lagi."Kemudian si orang tua tersenyum dan berkata "Ka-lau aku tak menerangkan aku ini sebetulnya siapa, kau takkan dapat mengetahuinya, karena di kalangan Kang-ouw juga tidak seberapa orang yang mengetahui aku."Dengan tersenyum Co Hiong berkata "Suhu yang berilmu silat tinggi telah terasing dari kalangan Kang-ouw sudah puluhan tahun tentu saja tidak banyak orang yang mengetahui nama suhu, Tetapi emas yang murni tak usah diuji."Apakah kakek itu senang mendengar omongannya Co Hiong, Tapi tidak bicara apa-apa. ia rupanya sedang merenungkan peristiwa yang lampau, Barulah kemudian ia menarik napas panjang dan berkata "Selama berpuluh-puluh tahun aku telah melatih ilmu silat dengan maksud menjagoi di kalangan Kang-ouw. Oleh karena itu, selainnya urusan atau berlatih ilmu silat, aku pusingkan urusan atau pekerjaan telah urusi kuil Toa Ciok Sie kepada suhengmu, Leng Yan, agar aku dapat mencurahkan semua perhatianku kepada ilmu silat saja, kemudian setelah aku menjadi mahir betul, aku harus berkecimpungan di kalangan Bu Um. Aku turun gunung dan dengan seorang diri berkeliling di banyak tempat Pada dewasa ini partai silat Siauw Lim dan partai silat Bu Tong yang paling terkenaI. Untuk menguji kepandaian silatku, aku bermaksud melawan jago-jago silat dari partai tersebutPertama aku pergi ke propinsi Hupeh dan mencari markas partai silat Bu Tong, sebetulnya aku tak mempunyai musuh atau dendam terhadap orang lain, Maksudku tidak lain hanya hendak menguji ilmu silatku saja, Untuk maksud itu aku menyamar sebagai seorang dari kalangan Kang-ouw. Pada suatu malam aku menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Koan, markas partai silat Bu Tong, yang terletak di atas puncak Cit Seng Hong di pegunungan Bu Tong San, dan aku sendiri melawan empat jago-jago dari partai Bu Tong dengan hanya menggunakan kedua tangan, sebaliknya lawan- lawanku menggunakan pedang,Aku dapat melayani mereka berempat Selama lebih kurang tiga ratus jurus, dan mereka tak berhasil menundukkan aku." Di sini ia tampaknya sangat gembira mengingat zaman emas nya, dan merasa bangga dapat melawan empat jago- jago silat dari partai Bu Tong yang sangat terkenal Hiong segera dapat mengetahui bahwa gurunya ini tidak jahat, ia hanya ingin menguji kepandaian silatnya, ia berkata "Suhu dengan tanpa senjata melawan empat sayhu guru silat dan boleh dikatakan selama seratus tahun belakangan ini tidak akan terjadi seperti yang suhu alami itu. Jika peristiwa itu tersiar pasti akan menggemparkan kalangan Bu Lim."Si orang tua goyang-goyang kepalanya sambil menarik napas, ia berkata Tetapi meskipun keempat sayhu dari partai silat Bu Tong itu tidak terkalahkan olehku, mereka menjadi gusar karena tak dapat menawan aku. sebetulnya setelah bertempur hampir tiga ratus jurus tidak ada lagi yang kalah, aku pun ingin berhenti bertempur Lagi pula ketika itu hampir fajar Aku segera menerjang keluar dan dapat melewati semua penjagaan yang rapat Dari pegunungan Bu Tong sana aku menuju ke pegunungan Siong San di mana terletak kuil Siauw Lim Sie." Co Hiong menanyai "Apakah suhu juga bertempur melawan jago-jago partai silat Siauw Lim? Teecu pernah dengar orang bereerita bahwa letaknya kuil Siam Lim Sie"di pegunungan Siong San itu, Dalam kuil Siauw Lim Sie banyak sekali Hweeshio-hweeshio. Banyak juga jago-jago silat yang tertawan di dalam kuil itu, karena jarang sekali"Jago-jago silat berhasil meloloskan diri dari kuil itu."Si kakek tertawa gelak-gelak dan menjawab "Hwee-shio- hweeshio di dalam kuil Siauw Lim Sie betul-betul lihay sekali silatnya dan terkenal di kalangan Bu Lim. Di dalam kuil itu ada kamar yang namanya Cong Keng Kok, Semua surat-surat penting tersimpan di dalam kamar ituu Begitu aku masuk ke dalam kuil, kebetulan sekali aku masuk ke dalam kamar Cong Kek Kok itu, Dengan demikian aku telah menimbulkan kemurkaan mereka, aku diserang sekaligus oleh lima guru silat dari kuil itu, pertempuran itu betul-betul dahsyat!" Bereerita sampai di sini ia tampak sangat gembira, dan menutur sambil mempetakan dengan lengan kirinya dan gerak tubuhnya memperlihatkan tangkisan atau serangannya ketika melawan lima guru Siauw Lim Sie itu."Dengan tangan kosong aku telah berhasil tandingi empat guru dari partai silat Bu Tong, Lima guru partai Siauw Lim pun tak dapat menggempur gurumu ini." ia meneruskan sambil menepuk-nepuk dada dengan lengan yang tinggal sebelah itu. "Dalam kalangan Bu Lim di kala itu ada tiga partai yang terkenal, dan partai silat Siauw Lim menduduki tempat pertama, Lima guru silat Siauw Lim itu semuanya bukan main lihaynya, tapi dengan tangan kosong aku dapat melawannya selama dua ratus jurus lebih, bahkan soal satu diantaranya aku telah tendang jatuh satu dari mereka,Akan tetapi pikirnya karena aku dapat menaklukkan mereka, aku merasa bahwa aku masih kurang pengalaman Aku terus mengembara ke daerah barat, dan berkelana ke beberapa propinsi-propinsi di sebelah barat selama sepuluh tahun lebih, Pada suatu hari dengan tidak disengaja aku tiba di tempat berlatihnya San Im Shin Ni, di mana aku beruntung menemui buku catatannya yang memuat segala siasat dan jurus-jurus silat Aku terus berdiam di pegunungan Altai untuk selama tiga tahun berlatih ilmu silat menurut petunjuk-petunjuk dari kitab catatan merasa diri mahir betul, aku kembali ke kuil Ciok Sie di pegunungan Ci Uan San. Lalu aku mulai mengajarkan Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong, Leng Hai dan Leng Kong tidak senang terhadap mereka ber-dua. Aku lebih sayang kepada Leng Yan yang cerdas. Tetapi aku tak menyangka Leng Yan yang aku sayang itu telah berlaku durhaka dengan memotong buntung kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, dan membelenggu aku dengan rantai ini di dalam gua ini selama tiga puluh tahun!" ia berhenti dan menggebrak tanah dengan sangat geregetnya mengingat kekejamannya murid itu, Lalu ia mencengkeram pundaknya Co Hiong, dan menanya dengan suara keras "Suhengmu itu Leng Yan, betul-betul durhaka, ia telah meracuni aku, dan membikin aku cacad! Tidak kejamkah!?"cengkeraman di pundaknya membikin Co Hiong tak dapat berkutik ia menjerit kesakitan "Suhu! Suhu! Lepaskanlah cengkeramanmu. Teecu ini Co Hiong, bukannya Leng Yan!"Si kakek perlahan-lahan lepaskan cengkeramannya, dan berkata "Maaf, aku lupa bahwa kau adalah muridku yang baru aku terima. Dalam gusarku aku telah lupa akan perbuatanku!"Co Hiong baru merasa lega setelah orang tua itu melepaskan cengkeramannya, tetapi ia menyengir karena sakit."Aku lupa, aku betul-betul lupa jika mengingat muridku Leng Yan, yang durhaka dan kejam itu, sekarang bersama sutenya, Leng Hai dan Leng Hong, ia memimpin kuil Toa Ciok Sie di salah satu puncak pegunungan Ci Lian San ini. Apakah kau ingin mengetahui gurumu ini siapa?" berkata si orang tidak berani," kata Co Hiong,"Hei! sebagai murid kau harus menanyakan siapa dan apa nama gurumu!" membentak si orang tua, sambil memegang pundaknya Co Hiong dan mendorongnya keluar pegangan di pundak itu lebih lihay daripada totokan, karena Co Hiong segera merasa lumpuh seluruh tubuhnya,Co Hiong berpikir setelah ia terdorong jatuh di tanah, "Hm!Guruku ini betul-betul gi!a. sebentar ia sayang aku sebagai anak kandung dan sebentar ia benci aku seperti anjing, Aku bisa bakar dia hidup-hidup di dalam gua dengan menggunakan kayu-kayu atau daun-daun kalau ia mati, aku tak dapat mempelajari ilmu silatnya yang lihay, Lagipula guruku ini mungkin masih menyimpan buku catatan dari San Im Shin Ki. Kui Goan Pit Cek yang sangat berharga belum berhasil diperoleh jago-jago silat Bilamana aku bisa dapatkan kitab catatan itu, aku akan dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw. Biarlah aku bersabar meskipun aku diperlakukan seperti anjing-anjing, Setelah ketetapan demikian itu, ia lalu masuk kembali ke dalam kakek bisa mengetahui gerak-geriknya Co Hiong. ia tunggu sampai Co Hiong datang dekat sekali, tiba-tiba ia mencengkeram bajunya dan membentak "Hei! Mau apa kau kembali lagi!"Dengan suara memohon Co Hiong menjawab Teecu tidak berbuat salah dan melakukan suatu kekeliruan Tetapi suhu telah melemparkan Teecu keluar."Dengan suara mengejek kakek itu berkata lagi "Aku telah mengajar tiga murid, yaitu ketiga suhengmu Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Tapi apa yang akan aku dapat?! Mereka membusungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku dan merantai aku di dalam gua ini! Dan kau pun bila nanti dapatkan kepandaian mungkin akan berbuat kejam juga terhadap aku!"Dengan tergesa-gesa Co Hiong menyahut "Aku Co Hiong tak dapat suhu menyamainya dengan murid-murid yang durhaka itu, Teecu mohon suhu jangan khawatir atau ragu- ragu terhadap Teecu. Bila Teecu telah mempelajari semua kepandaian suhu, Teecu pasti akan memenuhi janji membalaskan dendam suhu.""Ha! Ha! Ha! Apakah dengan mudah saja aku dapat mempereayai semua omongan itu?" kata orang tua itu sambil tertawa,Teecu bicara dengan setulus hati," jawab Co Hiong. Tetapi mengapa kau tak mengetahui namaku?!""Suhu," kata Co Hiong, Teecu baru saja diterima sebagai murid, dan Teecu kebetulan saja datang ke sini dibawa oleh kuda dalam keadaan luka parah dan tak sadarkan diri, Teecu sebelumnya tidak mengenal suhu, kalau suhu tidak memberitahunya, maka Teecu ketahui nama suhu? LagipuIa Teecu tidak berani menanyakannya."Kakek itu tidak berkata lagi. ia berpikir, akan kemudian menggeleng-geleng kepala, ia duduk di tanah seperti orang menyesal dengan perbuatannya yang tak beralasan terhadap murid barunya, Kemudian ia berkata lagi dengan suara yang sabar "Betul, jika aku tidak memberitahukannya, kau tentu tidak mengetahui namaku Kadang-kadang aku hilang pikiran, dan berbuat seperti orang gila, Tapi aku sangat gemas teringat kan perbuatan-perbuatan yang durhaka dari muridku, Leng Yan."Co Hiong memotong omongan gurunya dengan berkata "Meskipun suhu mendamprat atau memperlakukan Teecu dengan kejam, Teecu tak akan benci dan berdendam hati kepada suhu.""Baiklah," kata kakek itu, "Aku si tua bangka ini bernama Sang Kiok Sia Gie, Nama itu ganjil sekali didengarnya, Selain ketiga suhengmu, tidak ada orang lain pula yang mengetahui namaku !M Lalu ia tidak bicara tagi, ia duduk diam seperti bonekaDengan tersenyum Co Hiong berkata "Setelah Teecu dapat pelajari dan paham ilmu-ilmu silat dari suhu, Teecu pasti memperkenalkan nama suhu di kalangan Kang-ouw agar semua jago-jago silat di kolong langit dapat mengetahui nama suhu!"Sang Kiok Sia Gie atau singkatnya Kiok Gie yang telah terasing dari pergaulan dan tersiksa selama tiga puluh tahun lebih di dalam gua itu, setelah mendengar janji dan hiburan Co Hiong, menjadi sangat girang hatinya ia tertawa gembira lalu berkata "Betul! Betul! Aku telah buntung kaki, buta mata, dan seluruh tubuhku menjadi cacat aku tak dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw lagi Aku akan sungguh-sungguh mengajarkan dan menurunkan semua ilmu-ilmu dan kepandaian silatku kepadamu, dan untuk kau nanti yang mewakili aku membalas dendamku.""Pengharapan suhu pasti akan terpenuhi dan ter-laksana, Meskipun tubuh hancur lebur, menjadi abu, Teecu akan melaksanakannya juga."janji yang muluk itu menggembirakan Kiok Gie, wajahnya berseri-seri, Sambil mengangguk ia berkata "Baik! Baik! Ayo kita mulai berlatih silat lagi."Demikianlah Co Hiong belajar dengan tekun dan rajin, Tak terasa tiga bulan telah berlalu Di dalam waktu tiga bulan itu Co Hiong telah belajar banyak, karena rajin dan penuh perhatiannya, Kiok Gie pun mengajarnya dengan sungguh- durhaka menganiaya guru sehingga binasa Pada suatu hari sehabis mengajar, Kiok Gie berkatakepada Co Hiong "Kau seorang yang cerdas, jauh melebihi Toa suhengmu Leng Yan. Hanya sayang sekali ilmu-ilmu silat yang tereatat di dalam kitab San Im Shin Ni aku belum selesai pelajari oleh karena itu aku tak dapat mengajarkan silat yang tereatat di dalam kitab itu." sebetulnya selama beberapa bulan Co Hiong tinggal bersama-sama gurunya itu, disamping belajar, ia pun senantiasa memikirkan cara bagaimana ia bisa dapatkan kitab catatan itu dari San Im Shin tiba ketika Kiok Gie bicarakan kitab tersebut ia menanyai "Suhu telah mengajarkan Teecu banyak ilmu silat, dan tiap-tiap jurus yang aku telah pelajari sangat ampuh untuk menjatuhkannya, jago-jago silat dari partai silat manapun, Mustahil di dalam kitab San Im Shin Ni masih ada jurus-jurus yang lebih ampuh lagi?"Kiok Gie yang telah mencurahkan semua perhatiannya di dalam pelajaran dan latihan silat semenjak muda dan telah kenyang berkecimpung di kalangan Kang-ouw itu, mendengar pertanyaan Co Hiong itu ia tertawa dan berkata "Jurus-jurus yang tereatat di dalam kitab jurus Tai Im Ki Kong Rahasia tenaga dalam merupakan ilmu tenaga dalam yang tiada taranya di kolong langit jurus Tai Im Ki Kong itu tak dapat dipelajari hanya dalam waktu empat-lima bulan, kita harus berlatih paling sedikit satu tahun untuk memperoleh kemahiran Lagi pula jurus itu merupakan dasar pokok yang penting untuk mempelajari jurus-jurus lainnya, jurus itu sangat lihay tetapi pun terlampau kejam. Aku telah menghapal, jurus itu dalam teorinya, aku belum mempraktekkannya, Kalau kau ingin mempelajarinya aku dapat menyebut langkah atau cara- caranya di luar kepala."Dalam hati Co Hiong ingin sekali mempelajari jurus-jurus Tai Im Ki Kong itu, tetapi ia sengaja berkata "Suhu tidak sudi mempelajari jurus yang kejam itu, Teecu pun tidak mau mempelajari nya."Tapi jurus Tai Im Ki Kong itu sangat penting dan perlu untuk menghadapi lawan yang lihay dan kejam, Aku akan menyebut langkah-langkah atau cara-caranya sekarang untuk kau mempertimbangkan, kau dapat mengambil keputusan sendiri apakah kau sudi mempelajarinya atau tidak," kata Kiok Gie lalu ia mulai menyebutkan semua langkah-langkah atau cara-cara jurus Tai Im Ki Kong tersebut, dan Co Hiong dengan perhatian mendengar dan menghapalkannya, ia telah coba berlatih selama satu hari, tetapi ia masih juga belum dapat memahami dimana letaknya jurus-jurus yang dapat membunuh musuh dengan satu serangan saja!Di daerah pegunungan keadaan dan suasananya tenang sekali, dan tenteram Co Hiong belajar ilmu silat dari Kiok Gie Hweeshio di dalam gua itu dengan penuh perhatian Dengan tak terasa setengah tahun telah berlalu Selama setengah tahun itu, Co Hiong hanya baru lima kali keluar dari gua itu untuk mencari makanan yang berupa Gie Hweeshio dapat makan barang makanan kering, karena selama tiga puluh tahun itu ia telah menjadi biasa akan makanan itu. Buah-buahan yang Co Hiong cari dan bawa untuk ia sangat menggembirakan si Hweeshio tua itu, ia anggap murid yang baru ini sangat berbakti dan setia kepadanya, Oleh karena itu hanya di dalam jangka waktu setengah tahun, ia telah mengajarkan semua ilmu silat yang ia dapat pelajari selama beberapa puluh tahun di zaman mudanya,Pada suatu hari sehabis mengajar, ia berkata sambil menarik napas "llmu silat yang aku pelajari selama beberapa puluh tahun telah aku turunkan kepadamu hanya dengan waktu yang singkat Kini kau hanya harus ingat langkah dan cara-cara dari jurus-jurus itu, Apabila kau rajin berlatih dalam tempo tiga atau lima tahun kemudian, kau pasti dapat menjagoi di kalangan beberapa jurus kau telah dapat menggunakan Jurus- jurus yang aku telah turunkan kepadamu, ada yang dari kitab catatannya San Im Shin Ni, dan ada yang aku dapat pelajari dari ilmu silat pada jago-jago silat yang terkenal di zaman aku masih muda, dan ada yang aku ciptakan sendiri berdasarkan jurus-jurus yang aku telah pahami Aku yakin bahwa kau kini merupakan satu lawan yang tak dapat dipandang enteng lagi oleh musuhmu yang manapun!" ia berhenti sejenale Lalu berkata lagi "Nah, sekarang cobalah ambil lagi buah-buahan untuk aku!"Setelah tinggal bersama-sama setengah tahun Co Hiong mengetahui segala sifat dan tabiat gurunya si Hweeshio itu, Bahkan ia dapat membaca isi hatinya, ia insyaf bahwa si Hweeshio tua itu masih ada rahasia kuncinya kepandaian yang belum dikeluarkan ia segera berdiri ketika disuruh pergi mencari satu loncatan ia keluar dari gua itu untuk mencari buah-buahan. Daerah pegunungan yang subur itu penuh dengan pohon-pohon buah-buahan yang orang dapat makan sekenyang-kenyangnya. Co Hiong dengan mudah memetik buah-buahan yang pohon-pohonnya tumbuh dekat gua itu,Kiok Gie Hweeshio makan buah-buahan dengan tidak bicara,Co Hiong juga ikut makan sambit mengawasi gerak-gerik gurunya, karena ia ingin mencari kesempatan untuk menanya lebih lanjut tentang kepandaian gurunya,Setelah Kiok Gie Hweeshio makan habis beberapa buah- buahan ia berkata "llmu silat yang kau telah dapat pelajari dari aku sudah lebih baik daripada ilmu silat ketiga suhengmu Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Kau hanya harus berlatih lebih rajin!"Sambil tersenyum Co Hiong menjawab Teecu tentu mentaati pesan suhiu Setelah berlatih empat-lima tahun lagi, Teecu pasti membalaskan dendam suhu, harap suhu tak berkecil hati!"Sambil geleng-geleng kepalanya, Kiok Gie berkata "Aku telah menanti tiga puluh tahun lebih untukmenghukum murid yang durhaka dan kejam itu. Agaknya akutak sabar menanti lebih lama lagi!" Co Hiong menjadi gembira karena dengan ucapan gurunya seolah-olah menganjurkan ia segera mencari murid yang durhaka untuk dibunuhnya dan membawa kepalanya di hadapan gurunya. Kata-kata gurunya itupun membuktikan bahwa ilmu silatnya sudah menjadi lihay sekali, dan dapat mengalahkan ketiga suhengnya, ketiga pemimpin kuil Toa Ciok Sie. Maka ia menjawab "Suhu, apakah suhu anggap jika aku sekarang mencari balas dendam ketiga suhengku, aku dapat mengalahkan mereka?""Tentu! Dalam setengah tahun aku telah mengajarkan kepadamu semua sebisaku, Bahkan ilmu silat Tai Im Ki Kong yang terlampau kejam itu, aku telah memberitahukan langkah- langkah dan cara-caranya, Kau kini sudah boleh diandalkan untuk membunuh Leng Yan, si durhaka itu!" kata Kiok Gie dengan geregetan, Kemudian sambil menarik napas panjang ia berkata lagi Tapi untuk memperoleh hasil yang pasti, kau masih harus berlatih keras dan rajin dua tahun lagi, Jika kau sekarang pergi bikin pembalasan seperti juga aku mengirim kau ke akheratKetiga suhengmu yang durhaka dan kejam itu akan membunuh mati kau."ia berhenti sejenak, lalu ia angkat lengan kirinya dan mengusap-usap kepala Co Hiong "Berapa usiamu tahun ini?"Mendengar kata-kata guru yang menyangsikan itu, dari gembira Co Hiong menjadi heran, Bukankah barusan Kiok Gie mengatakan ia sudah siap menggempur Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong? Mengapa sekarang gurunya masih merasa ragu-ragu untuk melepaskan ia pergi membikin perhitungan terhadap ketiga suhengnya itu? Tapi ia menjawab Tahun ini Teecu berusia dua puluh tiga tahun." Kedua matanya mengawasi wajahnya Kiok Gie, karena khawatir dengan sifat dan tabiat yang ganjil dari Hweeshio tua itu. ia juga memperhatikan lengan kiri gurunya yang masih ketinggalan sebelah yang masih dapat menyerang lawanhya, Tetapi Kiok Gie hanya mengangguk dan berkata lagi Tahun ini kau berusia dua puluh tiga tahun, tapi pintar dan cerdas, Oalam tempo tujuh tahun lagi kau akan dapat memahami ilmu Tai Im Ki Kong, dan usiamu baru tiga puluh tahun, Ilmu-ilmu yang aku telah turunkan kepadamu kau dapat menggunakan dengan Icluasa, Tetapi ketiga suhengmu di dalam tujuh tahun itu pasti lebih unggul lagi, karena yakin mereka tidak berhenti berlatih Dengan aku masih ragu-ragu kau dapat membunuh mereka,"Ucapan tersebut bagi orang lain, dianggap seperti nasihat yang harus diperhatikan Tetapi bagi Co Hiong yang cerdas, segera ia mengerti akan maksud hati gurunya itu, ia insyaf bahwa gurunya tidak pereaya ia seratus 9fc. ia tidak mendesak menanya alasannya, ia hanya duduk di samping gurunya menanti petunjuk-petunjuk lebih lanjut"Di dalam kitab catatan San Im Shin Ni juga telah dituturkan cara belajar silat Syukur, setelah ketiga suhengmu menguntungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, mereka tak berhasil mendapatkan kitab catatan San Im Shin Ni. Hanya aku merasa sayang dan menyesal sekali bahwa sebelum aku dapat memahami betul jurus-jurus Tai Im Ki Kong itu, aku telah dibikin dari kantong di dadanya ia keluarkan sebuah kitab, dan diserahkan kepada Co Hiong sambil berkata inilah kitab catatan tentang ilmu-ilmu silat dari San Im Shin Ni. Kau dapat membaca dan memahaminya sebagian besar dari apa yang tereatat aku telah memahami-nya, kau dapat meneruskannya sendiri dengan membaca kitab itu. Cobalah kau cari bagian yang tertulis "Hut Hiat Co Kut Hoat" ilmu melukai jalan darah dan mematahkan tulang dengan jalan menyentuh, karena seperti kau ketahui aku tak dapat melihat lagi."Dengan hati yang berdebar-debar, Co Hiong sambuti kitab catatan itu, dan dengan bangun gemetar ia mencari bagian tentang Hut Hiat Co Kut Hoat ia menjadi tenang, dan merasa gelisah selama lebih kurang setengah jam. Kitab catatan ilmu silat dari San Im Shi Ni itu hanya setebal lima belas halaman, tetapi semua ilmu silat yang tereatat itu luar biasa ampuhnya. Kitab tersebut menuturkan tiga belas macam ilmu silat dan tiap-tiap ilmu dijelaskan dengan gambarCo Hiong coba membacanya, Tiap ilmu-ilmu silat diuraikan dengan berapa huruf saja disertai penjelasan dengan gambar, tetapi huruf-huruf itu mengandung arti yang dalam, tidak mudah dimengerti oleh orang yang belum bersekolah tinggi Untuk memahami tiap-tiap jurus pukulan yang dituturkan di dalam kitab itu, ia harus dapat petunjuk dari Kiok Gie gurunya,Di halaman ke dua belas ia menemui bagian Hut Hiat Co Kut Hoat, yang menuturkan caranya mempelajari dan berlatih ilmu silat yang sangat lihay itu, Akan tetapi karena hurufnya sukar dimengerti maka ia hanya dapat membacanya tetapi tidak mengerti akan maksudnya huruf-Jjuruf itu, dan gurunya mendengar uraian di dalam kitab itu!"Kiok Gie harus memikir lama dan menyuruh Co Hiong membaca huruf-huruf itu satu persatu, dan mengulanginya berkali-kali. Demikianlah si Hweeshio tua itu mempelajari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu dengan menyuruh Co Hiong membaca selama lebih kurang dua jam. Kemudian ia menjelaskan arti dari uraian tentang ilmu silat itu kepada Co silat Hut Hiat Co Kut Hoat merupakan suatu ilmu silat yang lihay sekali Disamping menuturkan cara menyerang musuh, juga caranya membunuh mati musuh dengan dua belas jalan, dan tiap-tiap jalan sukar bagi musuh menge! petunjuk-petunjuk dari Kiok Gie, Co Hiong yang cerdas dan pintar, ia mulai mempelajari dan berlatih ilmu silat itu. Dengan gambar yang terlukis di dalam halaman itu, ia juga dapat mengetahui letak-letaknya jalan darah dan tuIang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan jalan menyentilkan bagian-bagian tersebut ia pun mempelajari dan berlatih cara membunuh mati musuh dengan dua belas jalan. Semenjak hari itu guru dan murid bersama-sama berlatih ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, dan dengan hanya beberapa hari saja Co Hiong dapat menggunakan ilmu silat kemajuan yang pesat dari muridnya yang baru ini, si Hweeshio tua menjadi girang, karena niatnya untuk memberi hukuman yang setimpal kepada murid-muridnya yang durhaka dapat dipereepat Pada suatu hari setelah berlatih Hut Hiat Co Kut Hoat itu, sambil tersenyum Kiok Gie berkata "Kini Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami, mungkin kau dapat menggunakannya. Juga cara membunuh mati musuh dengan jalan dua belas jalan kau telah mengerti Kau hanya belum mengetahui tepat letak-letaknya jalan darah dan tulang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan hanya disentuhnya, Oleh karena itu sekarang digunakan untuk menyerang musuh, aku yakin kau belum mahir Kau harus rajin berlatih untuk peroleh kemajuan sekarang aku hendak uji semua ilmu silat yang aku telah ajarkan selama setengah tahun lebih."Co Hiong menjadi gembira, ia berpikir "llmu Hut Hiat Co Kut Hoat aku telah mengerti sebagian, besar Cara membunuh mati musuh dengan jalan dua belas jalan pun aku telah berlatihnya cukup lama, Sekarang aku mendapat kesempatan untuk menggunakan ini betuU betul kesempatan yang baik sekali!"Dengan berlagak malu-malu ia berkata ilmu silat guru jauh lebih tinggi daripada Teecu. Teecu pasti bukan tandingan suhu, Lagi pula Teecu tidak berani melawan suhu!"Sambil tertawa Kiok Gie berkata "Aku hanya ingin menguji ilmu silatmu, Aku tidak akan berlaku sungguh-sungguh, sebaliknya kau harus menyerang dengan sekuat tenaga dan dengan sungguh-sungguh.""Jika suhu berkata demikian," sahut Co Hiong, "Baik-lah aku akan mencobanya, Maaf, Suhu! Aku segera menyerang!" Katanya dibarengi dengan serangannya Mendengar suara angin datang menyerang Kiok Gie lekas- lekas menangkis dengan lengan kirinya, Co Hiong masih khawatir tidak sekuat gurunya, ia lekas-lekas menarik kembali jotosannya untuk menyerang lagi dengan kedua jotosan berbareng. Kiok Gie yang telah dibelenggu di dalam gua itu selama tiga puluh tahun lebih belum pernah bertarung melawan musuh, kini ia memperoleh kesempatan untuk menguji kepandaiannya ia merasa gembira sekali,Meskipun ia masih terantai, tetapi lengan kirinya ia dapat gunakan dengan leluasa dan sangat bertenaga. Dalam sekejapan saja gua itu menjadi bersih dengan suara beradunya mata rantai, hembusan angin dan seruan mereka yang menyerang menjotos, menya-betkan mengegos atau mengelit dengan sekuat tenaga. Setelah pertarungan berlangsung beberapa jurus, Co Hiong telah menjadi sengit, ia melawan dengan sungguh-sungguh sehingga pertempuran menjadi sangat dahsyatTidak salah jika silat Kiok Gie itu setaraf San Im Shin Ni meskipun ia sudah menjadi seorang yang cacat dan mata buta. ia melawan dengan tanpa mata dan kaki hanya satu tangan kiri!Semua kepandaian yang dipunyai juga yang baru, dan ilmu silat yang dapat dipelajari dari Kiok Gie, Co Hiong menggunakan untuk melawan gurunya, Bahkan dalam sepuluh jurus lebih ia sudah lima atau enam kali berada dalam kedudukan yang berbahaya, Andaikata Kiok Gie musuh betul, dan bukan gurunya, mungkin ia sudah terbunuh mati!Sambil bertempur, Co Hiong berpikir "Semua kepandaian silatku tak dapat menggempur ia. ilmu silat yang aku baru pelajari dari dia pun tentu tidak akan ada hasilnya Tapi ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat dia belum pelajari Baiklah aku coba gempur ia dengan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat dengan cara- cara yang meliputi dua belas macam!"Dengan tekad itu ia tiba-tiba merubah cara bertenv purnya, ia mundur beberapa tindak Tapi Kiok Gie yang sedang gembira dan bemafsu dengan latihan itu datang mengejar Dengan lengan kirinya ia kirim satu jotosan kilat, Untuk menangkis jotosan kilat itu, Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya dengan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, jotosan itu dapat ditangkis dengan kedua tinjunya, tetapi ia segera rasakan seluruh tubuhnya menjadi lumpuh, ia lekas- lekas bertindak mundar sambil berteriak "Suhu! Berhentilah! Teecu tak dapat melawan suhu!"Sambil tertawa gelak-gelak Kiok Gie berkata "Ha! Ha! Ha! Cara kau menangkis jotosanku itu betul-betul baik! Tetapi aku sedang gembira Ayo, kita berlatih lagi!" Baru saja selesai omongannya, ia kirim lagi jotosan kepada Co Hiong,Co Hiong tidak berani menangkis serangan atau jotosan gurunya itu. ia loncat secepat kilat melewati kepalanya Kiok Gie. Tetapi suara bunyi mata rantai yang gaduh menunjukkan bahwa Kiok Gie datang mengejar lagi Co Hiong mengelit satu serangan sambil menyondongkan satu tubuh ke samping, dan mengirim satu jotosan kembaliJotosan-jotosan Kiok Gie makin lama makin keras dan dahsyat, seolah-olah seluruh gua goyang karena getaran dan hembusan tinju-tinju itu. Co Hiong harus berloncat-loncat ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke depan atau ke belakang dalam usahanya mengegoskan atau menghindarkan diri dari jotosan-jotosan itu. ia tidak berkesempatan balas menyerang, napasnya sudah senin kemis,Napasnya Co Hiong yang sengal-sengal terdengar oleh Kiok Gie yang memaksa ia berhenti menyerang. Sambil tertawa ia berkata "Dalam setengah tahun kau telah maju pesat sekali Kau telah mampu terima serangan-seranganku selama dua puluh jurus lebih."Dengan napas memburu Co Hiong berkata Teecu sudah habis tenaga, Kalau suhu menyerang terus, Teecu pasti akan terluka. ""Tapi apakah ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami dan pelajari?" tanya Kiok Gie. Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya serui tenaga dalamnya untuk menyerang, Tetapi dengan mudahnya Klok Gie mengelakkannya."Sebagian besar Teecu telah pahami, hanya jurus Ju Hie Gek Lang atau ikan berenang melawan arus, Teecu belum mengerti betul-betuI langkah-langkahnya."Kiok Gie berpikir sejenak, lalu berkata "Coba sebut jurus- jurus yang tertulis di dalam kitab San Im Shi Ni itu!" Co Hiong lalu menyebut dengan terang dan perlahan semua jurus-jurus yang tertulis di dalam kitab Gie berpikir agak lama, Lalu tiba-tiba ia me-ngebutkan lengan kirinya, Co Hiong yang tidak menduga-duga dan berjaga-jaga merasa kebutan itu dilepaskan ke arah tubuhnya, Dengan cepat ia angkat lengan kirinya untuk menjaga sambil menyondongkan tubuhnya ke sam-ping, dan menjotos dengan tinju kanannya, Tangkisan yang dibarengi dengan kelitan dan serangan itu adalah Ju Hie Gek Leng dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, Segera terdengar jeritnya Kiok Gie, dan lengan kirinya telah tak berdaya, Kiok Gie kena diserang! sebetulnya Co Hiong segera dapat menghentikan jotosan-nya, tetapi ketika itu ia lupa, Lima jari dari tangan kanannya itu mencekal sikunya Kiok Gie dan Trak!" hancur remuk tulang-tulang sikunya itu dan terlihat Kiok Gie jatuh di tanah berguling kesakitan dan keringat keluar dari seluruh anggota Hiong berdiri tertegun akan perbuatannya ia tidak menduga bahwa ia telah dapat menggunakan jurus Ji Hie Gek Lang dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, dan korban pertama ialah gurunya!Timbullah maksudnya yang jahat Pikirnya "Jika aku bunuh mati si Hweeshio tua ini, maka kolong langit hanya aku seorang yang dapat menggunakan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, Disamping itu, aku pun dapat memiliki kitab catatannya San Im Shi Ni, dengan membunuh mati si tua bangkotan ini, aku dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw..." Tetapi ketika itu ia berlagak bingung, ia berseru Teecu harus dihukum! Teecu telah berdosa melukai suhu!" Sambil berkata ia pura-pura memegangi lengan gurunya yang telah patah tulang- tulangnya,Kiok Gie melihat sikap yang bingung dari muridnya berkata "Ai! jurus dari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu betul-betul lihay. Lekas tolong aku membebaskan jalan-jalan darah, dan menyambung tulang-tulang yang telah patah!"Dengan tangan kiri Co Hiong pegang lengan gurunya yang terluka, tetapi dengan tangan kanannya ia pencet lagi siku itu, Bukan main sakitnya pencetan itu karena tulang-tulang di dalam telah remuk! Kiok Gie tersungkur kesakitan dan membuang diri ke belakang! Gerak tersebut dilakukan oleh Kiok Gie dalam usahanya membebaskan beberapa jalan darah yang telah mampet, Tetapi Co Hiong yang kejam menjotos lagi dengan sekuat tenaga, Sebelum Kiok Gie menarik napas penghabisan ia berkata, suaranya telah menjadi lemah sekali "Murid durhaka.,, kau lebih durhaka daripada ketiga suhengmu... Lalu secepat kilat, Kiok Gie menubruk Co Hiong dengan tubuhnya,Co Hiong tidak menduga kalau Kiok Gie masih dapat bergerak setelah menderita luka parah itu, Dengan susah payah ia mengelakkan tubrukan itu dan mendorong tubuh itu ke dinding gua yang keras, Tampaklah di dalam gua itu suatu pemandangan yang menggiriskan menegakkan bulu roma, otaknya Kiok Gie hancur terserak, darahnya Gie telah mati konyol, dibunuh oleh Co Hiong, murid yang durhaka dan kejam!Co Hiong mengawasi mayat gurunya sambil memegang erat-erat kitab catatan San Im Shi Ni. Dengan perasaan puas ia berpikir "Aku hanya perlu berlatih beberapa tahun lagi, dan aku pasti dapat menjagoi di kalangan Bu Lim!" Lalu ia ingat kepada orang yang telah mencelakai ia. ia menjadi marah sekali, Dengan mengkertak gigi ia berseru "Orang yang telah membokong aku tentu ketiga pemimpin dari partai Kun Lun, Jika dendam ini aku tidak balas, aku tak dapat tidur nyenyak!"Kemudian ia loncat keluar dari gua itu dengan tak menghiraukan mayat si Hweeshio tua itu!ketika itu sudah bulan ke sepuluh Capgwe hujan di daerah pegunungan salju sudah mulai turun, Puncak-puncak dari pegunungan Ci Lian San telah diselubungi salju, Co Hiong yang baru keluar dari gua bukannya Co Hiong pada tujuh bulan yang lampau, Dengan ilmu meringankan tubuh dengan mudahnya ia mendaki satu puncak gunung dan tiba di atasnya, Angin di atas puncak lebih hebat dan lebih dingin, tetapi ia tak merasa, Dengan berdiri di atas puncak itu mengawasi keadaan di sekitar puncak Lalu ia bersiul dan gema dari siulannya yang nyaring terdengar luas dan jauh!ia bersiul terus menerus, dan sejenak kemudian mukanya menjadi merah. ia sengaja bersiul tak henti-hentinya agar darah di dalam tubuhnya dapat beredar dengan lancar, dan dengan mencari kudanya yang ia telah terlantarkan setengah tahun lebih,Tiba-tiba gema dari siulannya yang nyaring itu disambut suara kuda, Co Hiong menjadi girang, karena ia kenali suara kudanya, Betul saja dari arah barat lari secepat kilat dan secepat angin kudanya mendatangi Setelah kuda itu berada di sampingnya, ia memperhatikan bahwa kuda itu tetap perasaan yang girang tak terhingga, ia mendongak ke atas dengan sambil berseru "Aku, Co Hiong, dengan kuda ajaib, dan setelah berlatih lagi, akan menjagoi di kalangan Kang-ouw. siapapun tak dapat menandingi aku lagi!" Lalu ia tertawa keras seperti orang yang kemasukan setan!Pada saat itu terkenang dan terbayang di dalam pikiran Co Hiong dua gadis yang cantik, Kedua gadis yang dikenalkan itu telah mengambil tempat dalam pikirannya, kedua-duanya menggiurkan hatinya, ia tak dapat mengambil keputusan yang mana satu ia harus pilih, ia cemplak kuda nya. Sambil bereokol di atas kudanya ia melayangkan pikiran nya "Hong Sumoy telah sama-sama besar di bawah asuhan suhuku, Souw Peng Hai. ia adalah seorang gadis yang cantik elok dan cerdas, tetapi terhadap aku ia senantiasa bersikap adem, bahkan dingin seperti es. Lie Ceng Loan juga sama cantiknya, sikapnya ramah dan adatnya jauh lebih baik daripada Spuw Hui Hong, Te-tapi... tetapi ia sangat mencintai Bee Kun Bu!"ia berpikir agak lama, dan tak dapat mengambil keputusan Tiba-tiba ia teringat kepada ketiga pemimpin dari partai silat Kun Lun yang ia sangka telah membokong ia. Dengan amarah yang besar sekali ia kaburkan kudanya menuju ke pegunungan Kun Kun Lun terletak di daerah propinsi Sinkiang, luasnya beberapa ribu lie persegi Beberapa puncak ada yang setinggi enam ribu kaki lebih, dan merupakan salah satu pegunungan terbesar di Tiongkok,Dengan tekad membalas dendam Co Hiong melarikan kudanya ke arah pegunungan Kun Lun dengan tidak menghiraukan keletihannya,Co Hiong walaupun sudah lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw ia tidak paham akan keadaan di sebelah barat, karena ia kebanyakan berada di sebelah selatan dari sungai Yociu, Kali ini ia menuju ke barat, ia tampak bahwa keadaan maupun pemandangannya berbeda jauh daripada di daerah selatan,Setelah menempuh beberapa ratus lie tibalah ia di daerah gurun pasir, ia jarang ketemui desa atau dusun di mana ia dapat menjumpai manusia, Hanya dengan tekad membalas dendam, ia meneruskan perjalanannya, meskipun mengalami lapar dan dahaga, Untung ia memiliki kuda yang jempol, maka setelah tiga hari tiga malam dalam perjalanan ia telah tiba di tapal batas propinsi Sinkiang, Keesokan harinya ia telah tiba di Hokekan, suatu kota kecil, Di kota itu ia hanya beristirahat semalam untuk beli perbekalan ia tidak lupa mengisi kantong airnya yang dibuat dari kulit Esok paginya ia berangkat lagi, Karena bukan saja ia bermaksud terutama membikin perhitungan kepada ketiga pemimpin partai Kun Lun, disamping ia juga hendak tengok Lie Ceng Loan lagi yang selalu terbayang dan tak terlupakanDengan kuda ajaib ia meneruskan perjalanannya, dan ketika matahari mulai terbenam, ia telah tiba di kaki pegunungan Kun Lun. ia dongak memandang puncak-puncak gunung yang tinggi dan megah."Orang mengatakan bahwa, kalau belum melihat pegunungan Kun Lun, orang akan belum mengetahui keangkeran gunung. pegunungan yang termashur ini betul- betul angker dan megah!" Demikian pikirnya sejenak lalu ia kedut kudanya dan mendaki salah satu puncak dari pegunungan Kun Lun itu. Makin ia mendaki, makin terheran- heran ia, karena keadaannya semakin indah dan agung! Pada saat itulah ia sekonyong-konyong berubah pikiran ia rupanya merasa menyesal telah datang ke pegunungan Kun Lun!Betul ia mengetahui bahwa ketiga pemimpin partai Kun Lun mempunyai markas di kuil San Ceng Kiong yang terletak di atas puncak Kim Teng Hong, tetapi ia tak mengetahui di mana letaknya puncak Kim Teng Hong itu, jika ia harus mencari dengan jangka waktu setengah tahun! ia menjadi masgul terhadap Bee Kun Bu yang tidak memberitahukan di mana letaknya puncak Kim Teng Hong selagi mereka berada bersama-sama,Selagi matahari di sebelah barat menyinari puncak-puncak yang diselubungi dengan salju, maka keindahan pegunungan itu sukar dilukiskan dengan perkataan Ha-nya sayang sekali pemandangan yang indah permai itu tidak berlangsung lama, karena setelah matahari ter-benam, suasana telah berubah menjadi gelap gulita dan seram. Dengan kedua mata yang awas, ia hanya bisa melihat jurang-jurang yang curam dan puncak-puncak yang tebing, ia lalu coba mencari tempat untuk bermalam. ia tepuk pantat kudanya, dan kuda itu segera lari angin gunung sangat dinginnya menusuk tulang- tu!ang tetapi Co Hiong telah memahami ilmu silat Tai Im Ki Kong dan tidak merasakan hawa yang dingin itu, Tenaga dalamnya telah berhasil menenangkan pikirannya dan melancarkan peredaran darah di seluruh tubuhnya, ilmu silat Tai Im Ki Kong itu dapat menyimpan hawa gunung yang dingin untuk digunakan menyerang musuh. Tetapi untuk menyimpan hawa gunung yang dingin itu harus dilakukan dengan baik dan cermat Jika tidak, maka hawa itu akan berbalik melukakan jalan darah tubuhnya sendiri!Co Hiong baru dapat pelajari ilmu tersebut ia coba mengumpulkan hawa itu sehingga fajar ia teringat lagi kepada Lie Ceng Loan. ia cemplak kudanya lagi untuk mencari puncak Kim Teng Hong,pemandangan matahari terbit sangat indah permai, sinarnya yang kemerah-merahan menyorot di angkasa dan di atas puncak-puncak yang putih dengan salju, membikin seluruh pemandangan berubah seakan-sakan suatu dunia yang tertabur emas. Menampak keindahan alam itu, Co Hiong makin terkenang-kenang akan wajah yang menggiurkan dari Lie Ceng Loan, Kudanya telah membawa ia entah beberapa ratus lie, tetapi ia masih berada tetap di tempat yang terpencil! Dalam satu hari itu tiada satu manusia pun yang dapat dijumpaiDi waktu senja ia tiba di suatu hutan yang penuh dengan pohon-pohon cemara, Dari dalam hutan yang agak gelap sekonyong-konyong ia melihat cahaya putih berkelebat Co Hiong yang telah banyak pengalaman di kalangan Kang-ouw segera mengetahui bahwa cahaya itu adalah cahaya pedang, Mungkin ada orang yang sedang berlatih ilmu silat pedang. Dengan ilmu meringankan tubuh ia loncat turun dari kudanya dan lari menuju ke arah cahaya putih tadi, ia lari memutari hutan, dan di suatu hutan, dan di suatu lapangan betul saja tampak satu orang yang bertubuh tinggi besar dan berusia lebih kurang tiga puluh tahun sedang berlatih silat dengan seorang rahib perempuan yang masih muda,Dengan bersembunyi di balik pohon-pohon Co Hiong memperhatikan bahwa gerakan-gerakannya orang yang berlatih itu sangat cepat dan lincah, Si pria bukan saja cepat dengan melancarkan serangan-serangannya, tetapi pun sangat gapah menangkisnya dan lincah mengelakkan dirinya, Tenaga atau ilmu silatnya jauh lebih tinggi daripada rahib wanita itu. Tiba-tiba si wanita melancarkan serangan bertubi- tubi, dan terdengar suara pedangnya menyabet membacok lawan nya. Tetapi si pria tak gentar, ia tetap ilmu Gin Hong Boan Tian atau pelangi memenuhi angkasa, ia ayun pedangnya dengan mudah menangkis semua serangan-serangan lawannya yang bertubi-tubi itu, lalu ia membalas me-nyerang, dan si wanita terpaksa mundur beberapa tindak Si pria berhenti bertempur, lalu berkata sambil ter-tawa ilmu silat pedangmu sudah banyak maju, Kalau kau terlatih dengan rajin, dua tahun lagi, aku yakin tidak ada satu Sumoy saudara seperguruan yang dapat menandingi kau lagi."Rahib wanita itu menjawab sambil tersenyum Te-tapi, setelah aku berlatih dua tahun lagi, aku pun masih tak dapat menyamai kau!"Si pria tertawa gelak-gelak dan berkata lagi "Jika kau tidak sudi berlatih bersungguh-sungguh, maka kau akan terbelakang, Kau telah mengikuti Sam Susiok lama sekali, dan kau yang paling disayang oleh dia, Tetapi di dalam beberapa bulan ini, rupanya ia juga menyayangi seorang murid lain, tetapi kau tak perlu iri hatiBeberapa hari berselang aku memperoleh kabar bahwa Suhu, Supek dan Susiok telah mengadakan pembicaraan rahasia di kamar tengah, dan mereka mengambil keputusan masing-masing memilih murid-murid untuk diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. Kau harus ketahui bahwa ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam itu adalah ilmu silat yang ampuh dari partai Kun Lun kita. Menurut apa yang aku tahu, sebegitu jauh, hanya ada seorang murid yang telah pelajari Cui Hun Cap Ji Kiam, Jika kau tidak sungguh-sungguh belajar dan berlatih, aku khawatir Sam Susiok tidak akan mengajarkan kau ilmu silat itu."Setelah berkata demikian si pria menarik napas panjang, rupanya cemas terhadap kabar tentang pemilihan murid-murid rahib wanita itu mengenakan pakaian tebal, namun kecantikannya terlihat nyata. Dengan tersenyum ia berkata "Suhu kita mempunyai sembilan mu-rid, tetapi Toa suhenglah yang paling disegani dan yang terpandai, karena menurut pahamku, lain-lain atau Sumoy tidak ada yang dapat melawan kau. "Pujian itu membuat si pria menjadi merah muka-nya. Sambil menggeleng-geleng kepala ia berkata "Kau telah bicara panjang lebar, tapi tidak ada yang ber-alasan. "Si rahib wanita memotong pembicaraan sambil menuding "Apa? Tidak beralasan? Aku pun tahu bahwa kau selalu khawatir tidak diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam, sebetulnya aku tidak menghiraukan soal itu, Apa kau kira aku iri hati terhadap Lie Sumoy? Kau harus mengerti bahwa dia seorang yang sangat polos dan hatinya putih bersih, Jika suhu sayang dia, kita tak usah heran. Aku pun suka kepada nya, karena disamping kebaikan hatinya dia pun sangat ramah dan simpatik, cantik sebagai bidadari siapapun yang telah melihat dan mengenalnya, pasti akan suka kepadanya.""Kalau kau tidak iri hati," jawab si pria, "Aku merasa lega hati Suhu, Supek dan Sam Susiok sering-sering mengatakan bahwa murid kesayangan Supek adalah satu jago silat yang muda, kuat, pintar dan cerdas, Aku ingin sekali menjumpai dia, tetapi sehingga kini ia belum juga kunjung tiba ke pegunungan Kun Lun."Sambil menarik napas rahib wanita itu berkata "Mu-rid- murid dari Supek semuanya pintar cerdas, tampan dan ramah. "Si pria tertawa dan berkata "Hei! Kau juga memperhatikan hal ini? Murid baru yang datang diterima oleh Sam Susiok aku baru melihatnya dua kali, dia selalu berada di samping Sam Susiok,""Lebih baik kau jangan terlalu sering lihat," kata rahib wanita itu, "Aku khawatir kau tak akan dapat melupakannya!" Lalu ia berlalu, Si pria lalu mengejar dari belakangCo Hiong yang bersembunyi di balik pohon dapat melihat dan mendengar semua gerak-gerik maupun pembicaraannya kedua murid dari partai Kun Lun itu, ia merasa gembira, karena ia menduga bahwa ia telah berada tidak jauh lagi dari markasnya partai silat Kun Lun yang ia sedang cari. ia pun lari membayangi kedua orang itu, karena ia ingin tahu di mana letaknya markas dari partai Kun pria dan si rahib wanita itu telah lama tinggal di daerah itu, mereka paham betul akan jalan di pegunungan Hiong yang mengikuti di befakang, setelah melewati beberapa lereng gunung, tiba di suatu tempat yang keadaan di sekitarnya berlainan sekali daripada tempat-tempat yang pernah ia lewati ia tampak lereng-lereng gunung yang luas dan panjang mengurung tiga puncak gunung yang berdiri tegak berderet dan puncak yang di tengah lebih tinggi dari kedua puncak kuil yang besar "Kuil itu pasti kuil Sam Ceng Kiam," pikirnya, "Dan puncak Kim Teng Hong tentulah puncak yang di tengahnya itu,Di waktu ia berpikir, kedua murid dari partai Kun Lun telah lenyap dari pengejarannya gunanya kedua orang itu telah masuk ke dalam hutan pohon cemara yang ditumbuhi sangat lebat di bagian itu, Dengan dugaan itu, iapun lari masuk ke dalam hutan pohon cemara, Tetapi setelah berlari agak lama juga ia masih tetap berada dalam daerah hutan. ia memperhatikan bahwa jalan di hutan itu berliku-liku, merupakan suatu perangkap yang dapat menyesatkan orang, bisa masuk tidak bisa keluar ia lari terus dengan harapan lekas keluar dari hutan yang mudah membikin orang tersesatGiok Siau Sian Cu mengobrak-abrik kuil Sam Goan Kong, jalan di dalam hutan pohon-pohon cemara itu terdiri dari lima baris dengan banyak cabang-cabang, dan setelah keluar dari hutan itu, orang dapat menjumpai satu jalan kecil yang menuju ke atas puncakCo Hiong berhasil jalan keluar hutan itu, dan juga menemui jalan kecil yang menuju ke atas puncak, Jalan kecil itu berliku- liku ia menjadi curiga, ia takut ka!au-kalau dibokong dijalan kecil itu. Oleh karena itu dengan ilmu Pek Houw Pan Pik atau Cecak merayap di tembok, ia mendaki lereng gunung itu untuk tiba di atas puncak,Di atas puncak tampak di depannya berdiri kuil Sam Ceng Koan yang besar dan megah. Kuil itu mempunyai banyak kamar-kamar yang jumlahnya tidak kurang dari seratus buah "Kuil dengan begitu banyak kamar pasti didiami oleh banyak Tojin pendeta," pikirnya, Baru saja ia ingin loncat ke atas tembok yang melingkari kuil itu, tiba-tiba dari sebelah kirinya berkelebat bayangan orang, tetapi orangnya tidak Hiong terkejut "Orang itu bukan main gesitnya! Mungkin lebih lihay daripada aku," pikir ia, "Mungkin orang itu adalah salah satu pemimpin dari partai silat Kun Lun! Tetapi kalau seorang pemimpin, mengapa ia masuk dengan cara demikian? Mungkin juga orang itu sama maksudnya dengan aku yang hendak membikin per-hitungan."Dengan keyakinan bahwa orang itu bukannya salah satu pemimpin partai silat Kun Lun, ia harus bertindak lebih waspada. Dengan ilmu Ceng Teng Sam Tiao Sui atau Capung terbang melewati ko!am, ia loncat tak bersuara ke atas tembok,Di dalam lingkaran tembok terlihat pekarangan luas tiga bouw lebih kurang seratus meter persegi dan di dalam pekarangan itu telah tumbuh pohon-pohon cemara yang dirawat rapi sekali. Di tengah-tengah pekarangan itu ada satu jalan kecil dari batu-batu kolam berwana putih, yang menuju ke pintu depan dari kuilCo Hiong tidak jalan di atas jalan kecil itu. ia lari di antara pohon-pohon cemara di dalam pekarangan dan tiba di depan pintu kuil, Di depan pintu ada tangga batu dengan sembilan undakan, dan di kedua samping tangga batu itu berjejer kamar-kamar, ia buka pintu yang dicat merah, yang hanya dirapatkan, seolah-olah tidak dijaga,Dengan jalan merapat tembok ia menyelidiki keadaan di dalam yang juga merupakan suatu pekarangan yang ditanami dengan pohon bunga, terutama bunga serunai Di ujung pekarangan berdiri tegak satu ruang yang agung dan megah, diterangi oleh sebuah lentera yang apinya menyala terus, Di dalam ruang menyala empat lilin merah yang besar sehingga seluruh ruang menjadi terang. Di ujung ruang meja sembahyang di atas mana tertancap hio yang menyala, menyiarkan baunya yang harum. Di belakang meja sembahyang ini ada meja yang lebih tinggi dan lebih besar, dimana telah ditaruh patung-patung dari dewa dan Hiong berjalan terus, Di belakang ruang ia melihat kamar-kamar berderet-deret di kedua samping. Di ujung kedua deret kamar-kamar terlihat satu ruang yang lebih besar daripada yang pertama, dan sinar lilin yang menyala menerangi seluruh ruang. Co Hiong berjalan terus dengan belakang ruang kedua, pemandangan berubah, ia tampak satu taman bunga dengan punjung-punjung dan bukVbukit kecil, sungai kecil mengalir melintasi taman yang indah ttu, Rumah-rumah kecil dibangun di lereng bukit-bukit yang kecil itu. Taman bunga itu merupakan suatu sorga tenang, sunyi dan aman!ia merasa heran sekali, selama ia menerobos masuk ke dalam kuil itu, ia tidak menjumpai meski seorangpun Apakah kuil yang sebesar ini tidak ada penghuninya? Demikian pikirnya sambil bersembunyi di suatu punjung, Tiba-tiba terdengar satu bentakan yang rupanya keluar dari satu bukit kecil, dibarengi oleh terbangnya dua bayangan yang berkelebat bagaikan secepat kilat ia baru saja merandek, kedua bayangan tadi sudah lenyap! sejenak kemudian sudah terdengar suara terbukanya pintu dan jendela, dan kemudian muncul keluar empat Tojin yang agaknya sedang mengejar bayangan tadi!Ketika Co Hiong bangkit ingin melihatnya dengan tegas, salah seorang yang berlari itu, sudah berada hanya tiga atau empat depa dari tempat dimana ia bersembunyi dan orang itu sedang berusaha keras meloloskan diri dari keempat Tojin yang bersenjata pedang, Orang itu mengenakan pakaian hitam ja-heng-il dan mukanya tertutup dengan kain hitam juga, Meskipun tubuhnya kecil, tetapi gerak-geriknya sangat lincah, Ketika ia kepepet, ia berbalik menghadapi empat tojin yang mengejarnya. Co Hiong menonton mereka bertempur sambil Tojin itu menyerang dengan pedang terhunus, Dengan sambil berteriak si pakaian hitam menangkis empat pedang dengan senjatanya, lalu menyerang dengan . hebat sehingga keempat Tojin itu harus mundur dua tangkah, Ketika itu orang-orang yang berlari-lari mengejar si pakaian hitam sudah datang di belakangnya Secepat kilat si pakaian hitam berbalik menangkis serangan pedang yang datang menusuk punggungnya dan terus menyabet ke kiri dan ke kanan dengan dahsyat Co Hiong memperhatikan bahwa senjata dari si pakaian hitam adalah satu seruling dari batu Giok yang panjangnya lebih kurang dua kaki ia teringat akan seorang jago silat wanita di kalangan Kang-ouw yang bernama Giok Siu Sian Cu Dewi seruling batu Giok, dan memperhatikan juga bahwa si pakaian hitam itu tubuhnya kecil seperti tubuhnya seorang wanita, Tidak salah dugaannya Co Hiong, memang si pakaian hitam itu adalah Giok Siu Sian yang melawan Giok Siu Sian Cu adalah seorang rahib wanita yang berusia lebih kurang empat puluh tahun dan bersenjata pedang, Ketika pertempuran telah berlangsung empat belas jurus atau lima belas jurus, rahib wanita itu sekonyong-konyong menyerang dengan mengirim dua tusukan berturut-turut, lalu loncat keluar Dengan melintangkan pedangnya di depan dadanya, ia menanya, suaranya keras "Hei! Apakah kau Giok Siu Sian Cu?"Sambil tertawa si pakaian hitam itu menjawab "Betul!Melihat jurus-jurusmu, kau tentunya Giok Cin Cu, salah satu pemimpin partai Kun Lun."Murid-murid yang mendengar pertarungan itu mulai datang, jumlahnya tidak kurang dari dua puluh orang, mereka mengurung Giok Siu Sian Cu. Co Hiong juga memperhatikan juga bahwa pria yang tadi berlatih silat dengan seorang rahib wanita muda juga berada diantara murid-murid melawan Giok Siu Sian Cu, si pakaian hitam, betul Giok Cin Cu. Setelah ia meninggalkan pegunungan Cie Lian San bersama Hian Ceng Tojin dan Tong Leng Tojin, ia segera kembali ke pegunungan Kun Lun, di mana markas partai silat Kun Lun di kuil Sam Goan Kong terletak Ngo Kong Toa-su, ayah angkatnya Ue Ceng Loan, juga turut datang, Ketiga pemimpin partai Kun Lun sangat menghormati Ngo Kong Toa- su, dan telah menyediakan tiga kamar yang sunyi dan tenang di tempat yang dikitari dengan pemandangan indah di puncak Kim Teng Hong. Di samping itu seorang anak tanggung diperintahkan untuk melayani semua keperiuannya. Lie Ceng Loan sering-sering datang menengok ia. Si Hwee-shio tua ini sangat menikmati penghidupan yang tenang itu, dan ia merasa gembira dan beruntung dapat tinggal di situ,Setelah Giok Cin Cu mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu datang menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Kong, ia menjadi cemas, ia menanya "Kami dari partai Kun Lun tidak mempunyai sangkut paut urusan atau dendam terhadap kau. Tetapi mengapa kau datang menerobos masuk ke kuil kami?"Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu menjawab "Aku datang ke sini dengan maksud mencari satu orang, Tetapi sebelum kau menanya dulu maksudku, kau telah turun tangan melabrak aku. Untuk membela diri, aku terpaksa melawan bukan? Mustahil untuk membela diri aku dipersalahkan?"jawaban itu sangat beralasan Tetapi Giok Cin Cu berpikir Tetapi mengapa ia menerobos masuk, dan tidak dengan sopan datang dan minta permisi mencari orang yang dimaksud? ia datang seperti pencuri, dan aku terpaksa mesti melabrak ia." Lalu ia berkata" jikalau kau datang ke sini dengan maksud mencari orang, kau harus datang dengan sopan, Mengapa kau menerobos masuk di tengah malam buta?"Jikalau aku datang dengan terang-terangan, aku khawatir orang yang akan dicarinya bersembunyi dan tidak ingin menemui aku, Oleh karena itu, aku datang sekonyong- konyong di tengah malam," jawab Giok Siu Sian Cu,jawaban itu membikin Giok Cin Cu menjadi bingung, ia berpikir "Selain Toa suhengku yang telah berpisah dari kuil selama sepuluh lahun, gerak-gerik dari semua orang di dalam kuil ini aku sudah mengetahui Semua mereka tidak ada yang mempunyai urusan dengan wanita ini. sebetulnya dengan siapakah orangnya yang ia hendak cari itu?"Harus diketahui bahwa Giok Siu Sian Cu sangat terkenal di kalangan Kang-ouw, dan orang-orang yang mempunyai urusan dengan ia tentu bukan orang-orang sembarangan Giok Cin Cu menduga bahwa Giok Siu Sian Cu itu ingin mencari Toa suhengnya, Hian Ceng Tojin, ia menanya lagi "BoIehkah aku mengetahuinya siapakah gerangan yang kau hendak cari?"Giok Siu Sian Cu tersenyum, lalu menyahut "Di-antara murid-murid partai Kun Lun bukankah ada satu murid yang bernama Bee Kun Bu? Dengan tak menghiraukan perjalanan yang jauh aku telah datang ke daerah di sebelah barat ini hanya untuk mencari ia. "ia belum bicara habis, lalu dari belakangnya terdengar orang berkata dengan suara yang keras sekali "Betul, di antara murid-murid partai Kun Lun kita ada seorang murid yang bernama Bee Kun Bu. Kau ingin mencari ia, sebetulnya ada urusan apakah? Kau dapat beritahukan urusan itu kepadaku!"Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, dan melihat seorang tua yang berjenggot dan berjubah dengan pedangnya menonjol keluar dari belakang bahunya pendeta itu adalah kepala dari kuil Sam Ceng Koan, Hian Ceng Tojin, Giok Siu Sian Cu pernah bertemu muka dengan Hian Ceng Tojin maka ia berkata "Bapak dari kuil Sam Ceng Koan, bilakah kembali ke kuil Sam Goan Kong?""Kuil Sam Goan Kong adalah tempat asalku, mustahil aku tidak boleh kembali ke kuil ini?" jawab Hian Ceng Tojin dengan menyindirsebetulnya Giok Siu Sian Cu sangat congkak, tetapi kali ini ia tidak menjadi gusar ia tetap bersikap tenang, ia berkata lagi sambil tersenyum "Aku cari ia karena adanya suatu urusan, dan urusan itu bukan urusan yang besar Bolehkah aku sendiri menemui dia?" Lalu dengan kedua matanya ia mengawasi semua orang-orang yang mengurung padanya,Hian Ceng Tojin telah mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu adalah satu iblis wanita di kalangan Bu Lim, dan tak mudah ditaklukkan atau dibujuk. ia berpikir Tadi ia berbicara sangat menyakiti hati Giok Cin Cu. Aku pun telah menyindir kepadanya, tetapi ia tidak menjadi gusar Apakah maksudnya?" Lalu ia menjawab "Kau mencari Bee Kun Bu sebetulnya untuk urusan apa? Kau dapat memberitahukan urusan itu kepadaku jikalau ia telah berbuat salah terhadap kau, aku sebagai gurunya, tentu akan menghukum ia dengan seksama!"Giok Siu Sian Cu segera mengetahui bahwa Hian Ceng Tojin tidak paham akan maksudnya. iapun tak dapat menjelaskannya, ia berdusta, tapi sebagai seorang wanita, ia tak dapat memikirkan dengan cepat perkataan apakah yang ia harus ucapkan untuk menutupi urusan pribadinya terhadap Bee Kun Bu. Untuk sementara waktu ia berdiri itu telah diperhatikan oleh Giok Cin Cu yang segera berpikir "Melihat sikapnya, ia datang bukan untuk membikin pembalasan dan bukan hendak mencari ribut." Lalu ia mengisyaratkan dengan pedangnya memerintahkan semua murid-muridnya yang mengurung Giok Siu Sian Cu bubar Sejenak kemudian tinggal ia, Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng Tojin. ia sarungi pedangnya dan menghampiri Giok Siu Sian Cu. ia angkat kedua tangannya memberi hormat dan berkata "Kami hargai kunjunganmu kesini, perbuatan kamiyang terburu napsu tadi, aku minta maaf."Giok Siu Sian Cu lekas-lekas membalas hormat itu. "Akulah yang harus dipersalahkan, karena aku datang mencari orang di tengah malam buta," katanya."Sudah lama aku mendengar nama saudari yang termashur. Malam ini kita dapat berjumpa, aku merasa beruntung sekali," kata Giok Cin Cu, lalu mempersilahkan tamunya masuk ke ruangGiok Siu Sian Cu mengikuti Giok Cin Cu, dan Hian Ceng Tojin juga jalan di belakang Giok Siu Sian Cu. Kedua pemimpin partai Kun Lun itu masih merasa heran mengapa iblis wanita ini ingin mencari Bee Kun Bu...Setelah melalui satu bukit kecil, mereka tiba di satu rumah yang terletak di tengah-tengah pohon-pohon bambu, Giok Cin Cu membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk, dan diikuti oleh Hian Ceng Tojin, Rumah itu adalah tempat tinggalnya Giok Cin Cu, dan segala perabot di dalamnya sangat bersih dan rapi, Ruang di dalam diterangkan oleh mempersilahkan tamunya dan Toa suhengnya duduk, seorang rahib wanita muda masuk menyediakan teh, dan kemudian gadis kecil itu berdiri di samping Giok Cin menghirup teh, Hian Ceng Tojin menanya sambil tersenyum "Saudari dari jauh datang mengunjungi kuil kami, apakah hanya dengan maksud mencari Bee Kun Bu saja?"Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah loloskan penutup mukanya, ia menjawab sambil tersenyum juga "Betul, kedatanganku ini hanya cuma ingin mencari ia untuk menanyakan suatu urusan."Melihat muka tamunya yang elok, Giok Cin Cu terpesona, sebelumnya ia hanya mendengarkan tentang Giok Siu Sian Cu itu seorang iblis wanita dengan ilmu silat yang tinggi sekali ia tidak menduga sama sekali bahwa iblis wanita dengan julukan "Dewi seruling batu Giok" adalah seorang wanita yang cantik jelita,Hian Ceng Tojin yang pernah menjumpai ia, juga belum pernah melihat wajahnya yang selalu bertutupkan muka, ia pun tereengang menampak wajah yang cantik dari tamunya itu."Ketika Bee Kun Bu di pegunungan Cie Lian San," begitulah Giok Siu Sian Cu mulai kata-katanya, "la telah menderita luka parah, Aku telah berusaha menolong ia dan mengobati luka-lukanya. Kami berada di satu lembah yang dalam, ketika ia menderita sakit berat Untuk menolong ia aku telah menerobos masuk ke dalam kuil Toa Ciok Sie dan mencuri sebuah Sie Can Ko yang mustajab Dengan buah itu, aku kira ia menjadi sembuh. "Di sini wanita itu memperlihatkan bahwa ia tetap seorang wanita, ia menunjukkan sikap seorang wanita yang terserang "Dewi asmara." ia menarik napas dan menjadi ragu-ragu untuk meneruskan kisahnya, Melihat sikap itu Giok Cin Cu dan Hian Ceng Tojin terkejut, Hian Ceng Tojin menundukkan kepalanya, lalu berkata Tertolongan yang saudari berikan kepada muridku, aku menghaturkan banyak terima kasih, Nanti setelah ia kembali ke sini, aku pasti ia mengunjungi saudari untuk menghaturkan banyak terima kasih. "Giok Siu Sian Cu tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan dengan kedua mata terbelah ia menanya "Ha! Apakah Bee Kun Bu belum kembali ke pegunungan Kun Lun?"Melihat sikap yang tegang itu, Hian Ceng lojin merasa bahwa urusan yang Giok Siu Sian Cu ingin beritahukan kepada Bee Kun Bu sangat penting. ia menjawab "Betul, Bee Kun Bu belum kembali ke sini?"Giok Siu Sian Cu berdiri, dan dengan wajah yang gusar ia menanya Hian Ceng Tojin "Apakah ia tak sudi menemui aku? apakah ia betul-betul belum kembali? Aku telah pergi lagi ke pegunungan Cie Lian San, tetapi aku tidak menjumpai ia di sana.,.!"Sikap yang tiba-tiba berubah itu membikin Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu heran, dan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan mereka bersikap waspada, karena Giok Siu Sian Cu itu terkenal sangat kejam,Dengan sikap yang tenang dan ramah, Hian Ceng Tojin berkata "Bee Kun Bu adalah muridku, Kalau ia berbuat salah, kami pasti menghukum padanya, kami tak akan memperkenan berbuat yang tidak pantas!"Giok Siu Sian Cu geleng-geleng kepalanya, dan berkata "la tidak berbuat salah, Kau tak dapat sembarangan menerka!N Segera air matanya mengucur keluar dari kedua matanya,Melihat sikap tamunya yang demikian itu, Giok Cin Cu mengetahui bahwa tamunya tak dapat diperlakukan dengan kekerasan ia berkata sambil tersenyum dan menghibur Toa suhengku belum pernah berdusta, Bee Kun Bu betul-betul belum kembali ke kuil Sam Goan Kong. Jika kau tak pereaya, aku persilahkan kau memeriksa semua kamar, semua ruang dan semua kuil ini!"Dengan perasaan tertindih, Giok Siu Sian Cu berkata "Aku tak menghiraukan ia di mana, aku mesti pergi mencari ia. Jika ia masih hidup, aku ingin menjumpai ia. Jika ia telah tewas, aku mau lihat mayatnya!" Lalu ia berjalan menuju pintu hendak keluarGiok Cin Cu mengikuti dari belakang, lalu sambil memegang bahunya ia berkata "Kau baru saja datang tapi sudah hendak pergi lagi, Kau tinggallah di sini beberapa hari lagi, kemudian baru pergi."Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, ia tersenyum, Terima kasih, Aku pasti akan datang pula dan kita dapat bereakap-cakap lagi," ia berkata, Lalu dengan satu loncatan ia keluar dari rumah itu dan lari keluar dari kuilGiok Cin Cu kembali dan sambil menarik napas ia berkata kepada Hian Ceng Tojin "Ai! Muridmu itu betul-betul membikin orang banyak sedih hati. Aku khawatir ia akan membikin pusing kepalaku juga!"Dengan nada suara menghibur Hian Ceng Tojin berkata "Aku senantiasa yakin bahwa muridku, Bee Kun Bu seorang yang setia, budiman, sopan, mulia dan berbakti"Aku tidak katakan ia jahat dan busuk, justru karena ia terlalu baik hati, ia akan membikin aku pusing kepala, Di kemudian hari apabila ia menyakiti hatinya Lie Ceng Loan, muridku, aku harus membikin perhitungan dengan kau!"Sambil geleng-geleng kepala, Hian Ceng Tojin bangun dari tempat duduknya, Lalu berkata "Sudahlah, Hari masih malam, kau harus tidur Urusan ini kita dapat bicarakan besok!"Giok Cin Cu melihat ke atas langit dan berkata "Baru jam empat, Giok Siu Sian Cu telah datang menerobos masuk ke pekarangan dan karena itu telah menggangu aku. Aku tak dapat tidur lagi Mari kita main catur" Sejak Hian Ceng Tojin kembali ke puncak Kim Teng Hong, untuk menghindarkan salah paham dan khawatir menimbulkan kegelisahan Tong Leng Tojin ia berusaha tidak berada dekat Giok Cin Cu. Kini Giok Cin Cu minta ia bermain catur ia berdiri berpikir untuk mengambil keputusan justru pada saat itu terdengar suara seruling merdu menawan hati. seruling tersebut makin lama makin sedih terdengarnya. Dengan tak terasa dan tak tertahan, air mata mengalir keluar dari matanya Giok Cin Cu. ia balik badan dan melihat muridnya Liong Giok Pin, yang melayani ia juga mengucurkan air mata sedih mendengar lagu dari seruling itu."
Dalamgua ia sambil mesatakan jalan keluarnya, sehingga dikemudian hari mudah baginya untuk keluar masuk kesana. Juga ia membuat sebuah terowongan yang dimulai dari mulut gua, yang kiranya terbuat dari susunan batu-batu. Agaknya cianpwee yang luar biasa sengaja membuat mulut gua demikian agar tidak mudah orang luar mencapai tempat itu. Jilid 34"Anak Hiong. " Souw Peng Hai menarik nafas, "Masihluas di kolong langit, tentunya ada tempat untuk kita berteduh.""Guru telah terluka hingga sedemikian macam, kenapa Kim Hun Tokouw mau melepaskan Guru?" tanya Co Hiong heran."Dia memang sudah mau turun tangan membunuh guru, namun mendadak lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, maka dia segera kembali ke sana." Souw Peng Hai memberitahukan."Mungkinkah. Na Siao Tiap sudah datang?" Co Hiongtampak tersentak"Hm!" dengus Souw Peng Hai dingin, "Biar dia musnahkan istana itu!"Co Hiong mengerutkan kening, kelihatannya ia sedang memikirkan sesuatu, sedangkan Souw Peng Hai menarik nafas dalam-dalam, lalu duduk dan menghimpun hawa murninya, Tak lama ia sudah tampak agak bersemangat "Anak Hiong! sebetulnya siapa orang aneh di dalam gua itu?" tanyanya sambil memandang muridnya itu."Panjang kalau dituturkan," sahut Co Hiong."Apa yang engkau alami di dalam gua, tuturkanlah pada guru!" ujar Souw Peng Hiong mengangguk, lalu mulai Hiong mengaku dirinya Bee Kun Bu, melangkah ke dalam gua dengan hati kebat-kebit dan merasa takut tetapi, ia tetap memberanikan diri untuk terus melangkah ke dalam, Setelah melangkah masuk beberapa depa, ia berhenti seraya berkata."Cianpwee, aku sudah memasuki gua ini!"Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan ke hadapannya, Bayangan itu tinggi kurus dan begitu cepat tanpa mengeluarkan sedikit suara pun, bagaikan arwah penasaranCo Hiong terkejut Ketika ia baru mau membuka mulut, mendadak merasa bahunya sakit sekali, ternyata bahunya telah dicengkeram orang."Cianpwee. "Baru mengucapkan kata tersebut, badannya telah terangkat dan melayang, Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab ia sama sekali tidak mampu melawan atau mengerahkan lama ia sudah sampai di ruang batu yang suasananya remang-remang. Di ruang batu itu terdapat meja dan tempat duduk yang dibikin dari batu pula, Bahkan tampak sebuah lampu minyak menyala remang-remang di atas meja batu Co Hiong terbelalak, ternyata matanya melihat dua orang berdiri di situ, yakni dua anak gadis yang dilemparkannya tadi Kedua gadis itu masih hidup, Sungguh di luar dugaan karena orang aneh di dalam gua tidak menghisap darah mereka. Hanya saja mereka berdua berdiri seperti patung, Begitu melihat Co Hiong, salah satu gadis itu langsung memperlihatkan wajah Hiong menoleh melihat orang aneh itu, bukan main kagetnya setelah melihat orang aneh orang aneh itu putih dan panjang hampir menyentuh tanah, Separuh wajahnya tertutup oleh rambutnya yang panjang itu, cuma tampak sepasang matanya yang menyorot tajam."Cianpwee menyuruhku masuk ada urusan apa?" tanya Co aneh itu menatap Co Hiong, tapi tidak ber-suara, Tatapan yang begitu tajam membuat sekujur badan Co Hiong langsung merinding, Orang aneh itu mendorong sebuah pintu batu. Setelah pintu batu itu terbuka, terdengarlah suara rintihan anak gadis."Kakak Bu! Kakak Bu, engkau di mana?"Co Hiong mengenali suara itu, tidak lain adalah suara Lie Ceng Loan. Semula ia mengira gadis itu telah mati di tangan orang aneh, tapi ternyata tidak, itu membuatnya tertegun dan tidak habis berpikirOrang aneh memandang ke dalam ruang itu, kemudian menarik nafas panjang, lalu membalikkan badannya sambil menggerakkan tangannya memanggil Co Hiong, Sungguh menyeramkan, sebab kuku jari tangan orang aneh itu panjang- panjang Hiong menarik nafas dalam-dalam menenangkan hati, lalu menghampiri orang aneh dan tampak terheran-heran pula, Karena merasa dingin sekali ketika mendekati orang aneh itu, maka Co Hiong teringat akan kata-kata Souw Peng Hai, bahwa orang aneh itu melatih semacam ilmu yang mengandung hawa Hiong memasuki ruang batu itu, ia melihat Lie Ceng Loan duduk di atas sebuah batu. Hati Co Hiong langsung tersentak saking terpesona akan kecantikan Lie Ceng Loan, bahkan terpukau pula, Kalau di dalam gua itu tidak ada orang aneh, mungkin gadis itu telah menjadi miliknya."Nona Lie! Nona Lie!" panggil Co Hiong sambil Lie Ceng Loan berseri dan tersenyum manis, sehingga sepasang matanya berbinar-binar indah."Kakak Bu, engkau sudah selamat?""Ceng Loan!" Co Hiong menggenggam tangannya seraya bertanya lembut, "Kenapa engkau?""Kaka Bu, hatiku merasa lega karena engkau sela mat," ujar Lie Ceng Loan sambil menarik nafas dalam-dalam."Cianpwee!" Co Hiong berpaling memandang orang aneh itu, "Nona Lie kenapa? Apakah dia terluka?"Orang aneh itu cuma menarik nafas, ia tidak menyahut dan bahkan membalikkan Hiong diam, ia tidak berani banyak bertanya, khawatir akan menimbulkan kegusaran orang aneh memandang Lie Ceng Loan dengan penuh perhatian ternyata di kening gadis itu terdapat luka bekas goresan, itu membuatnya terkejut dan ke empat puluh tiga Menutur kejadian Masa Lalu sementara Lie Ceng Loan terus memandang ke depan,Mulutnya terus bergumam dengan suara rendah."Kakak Bu, Co Hiong bilang engkau ditangkap di istana Pit Sia Kiong, Aku... aku cemas sekali, Kakak Bu. Setelah engkau meninggalkan Gunung Kwat Cong San, tahukah engkau, aku sangat merindukanmu!" Hati Co Hiong terasa panas sekali begitu mendengar gumaman Lie Ceng Loan. Sebab gumaman itu merupakan curahan hati gadis itu kepada Bee Kun Bu."Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tersenyum. "Akhirnya engkau kembali di sisiku."Usai berkata, gadis itu menggenggam tangan Co Hiong erat-erat, sehingga membuat pikiran Co Hiong Hiong tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mencium pipi Lie Ceng Loan, Gadis itu tersenyum manis, namun mendadak terbelalak"Siapa engkau? Siapa engkau? Engkau bukan Kakak Bu!Aku mau Kakak Bu!" Hiong terkejut sedangkan orang aneh itu men-dengus, Mendadak Co Hiong merasa bahunya sakit sekali, ternyata orang aneh itu telah mencengkeramnya"Engkau siapa?" bentak orang aneh itu. "Aku,., aku. " Co Hiong tergagap."Ayoh jawab!" bentak orang aneh itu lagi. "Engkau siapa?""Cianpwee, harap. harap dengar dulu!" Co Hiong bersikapsetenang mungkin, padahal ia amat ketakutan Dasar Co Hiong berhati licik. Seketika timbul pula suatu akal dalam benaknya, "Dengarkan dulu penjelasanku. ""Hmm!" dengus orang aneh itu dingin, lalu mengeraskan cengkeramannya."Aduuuh! Aduuuuh!" jerit Co Hiong kesakitan"Co Hiong!" bentak Lie Ceng Loan "Di mana Kakak Bu? Di mana dia?""Cianpwee, aku. aku mengaku diriku Bee Kun Bu, itudemi kebaikan Nona Lie," ujar Co Hiong sambil menahan sakit."Engkau siapa?" "Aku... aku teman baik Nona Lie." Co Hiong menjawab demikian, karena melihat sikap orang aneh itu menyayangi Lie Ceng Loan"Di mana Bee Kun Bu?""Bee Kun Bu ditangkap Kim Hun Tokouw, lalu dikurung di dalam istana Pit Sia Kiong." Co Hiong memberitahukanOrang aneh itu tampak tertegun, lalu memandang Lie Ceng Loan yang kebetulan juga sedang memandang-nya. Maka tersiratlah rasa ketakutan di wajah gadis itu."Nona Lie.,.," Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Jangan begitu takut padaku!""Engkau cepat pergi! jangan mendekatiku, aku takuti" seru Lie Ceng Loan "Engkau bukan manusia! Bagaimana mungkin manusia menghisap darah manusia"/""Nona Lie. " Orang aneh itu menarik nafas panjang lagi,"Sudah puluhan tahun aku melatih ilmu Kiu Tok Im Han Kang llmu Hawa Dingin Sembilan Racun, Sudah amat dalam ilmu yang kulatih itu, maka di dalam tubuhku penuh mengandung hawa dingin Ketika engkau memasuki gua, kebetulan hawa dingin di dalam tubuhku sedang bergejolak, Karena tiada lain obatnya kecuali darah hangat, sehingga secara tidak langsung aku telah melakukan suatu kesalahan terhadapmu.""Phui! Siapa pereaya omonganmu? Ayoh, cepat enyah dari sini!" hardik Lie Ceng Loan"Nona Lie, aku cuma menghisap sebagian darahmu, tapi tadi aku telah menggantinya dengan darah ular, Walau engkau akan mengalami rasa panas yang luar biasa, namun justru sangat bermanfaat bagi tubuhmu." Orang aneh itu memberitahukan"Omong kosong! Aku tidak pereaya omonganmu, lebih baik engkau cepat enyah dari sini!" bentak Lie Ceng aneh itu menggeleng-gelengkan kepala, kemudian berjalan mondar-mandir di ruang batu itu. Semula Co Hiong amat mengkhawatirkan Lie Ceng Loan yang membentak-bentak orang aneh itu. Namun ketika melihat orang aneh itu cuma menarik nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepala, hatinya merasa tetapi, Co Hiong merasa heran, kenapa orang aneh itu cuma menghisap sebagian darah Lie Ceng Loan? Dan kenapa kemudian menolongnya lagi dengan darah ular? Co Hiong betul-betul tidak habis berpikir"Nona Lie, kini engkau telah sadar, Maka aku ingin menanyakan seseorang padamu," ujar orang aneh itu. "Apakah engkau sudi memberitahukan?""Engkau mau menanyakan siapa?" tanya Lie Ceng Loan. "Dua puluh tahun lampau, di daerah Kang Lam munculseorang pendekar bermarga Lie," jawab orang aneh itu melanjutkan "Julukannya adalah Gin Kiam Kim Pian Pedang Perak Cambuk Emas. "Mendengar itu, Lie Ceng Loan langsung duduk tegak, sepasang matanya terbelalak dan mulutnya ternganga lebar."Engkau menanyakan Gin Kiam Kim Pian?" Lie Ceng Loan menatapnya."Tidak salah." Orang aneh itu mengangguk "Aku memang ingin menanyakan Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee!""Gin Kiam Kim Pian-Lie Kwi Cee.,." gumam Lie Ceng Loan dengan wajah menyiratkan keterkejutan "Kenapa engkau menanyakan orang itu?""Aaakh. " Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Akuberhutang budi padanya, hingga kini masih tiada kesempatan untuk membalasnya, maka aku menanyakan nya.""Dia... dia...." Air mata Lie Ceng Loan mulai bereucuran "...dia sudah mati."Mendengar jawaban Lie Ceng Loan, orang aneh itu tampak terkejut, lalu menyingkapkan ke atas rambutnya yang menutupi wajahnya itu. Ternyata wajah orang aneh itu masih tampak tampan. Namun yang menyeramkan wajahnya, adalah codet di keningnya, Siapa yang menyaksikan bekas luka itu, pasti terkesan takutLie Ceng Loan terbelalak, kenapa wajah yang cukup tampan itu terdapat bekas luka? Di saat gadis itu sedang berpikir, orang aneh itu meraba-raba codet di dia sudah mati, tidak tahu mati di tangan siapa?" gumam orang aneh itu."Dia mati di tangan Kiok Goan Hoat, Aku.,, aku telah membalas dendamnya itu." Lie Ceng Loan memberitahukan"Kalau begitu, engkau putrinya?" Orang aneh itu menatapnya dalam-dalam."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Lie Kwi Cee adalah ayahku, tapi.,, bagaimana raut wajahnya, aku tidak begitu jelas, sebab ketika dia mati, aku masih kecil.""Lie Kwi Cee adalah pendekar besar yang gagah dan tampan Tangan kanannya pedang perak dan tangan kirinya cambuk emas, Walau usianya masih muda, kepandaiannya sangat tinggi Kiok Goan Hoat itu apa? Sama sekali bukan lawannya, Aaakh. " Orang aneh itu menarik nafas sambilmengusap-usap codet di keningnya dan melanjutkan, "Nona Lie, bekas luka di keningku ini adalah pemberian ayahmu."Sete!ah orang aneh itu mengatakan begitu, terkejut-lah Lie Ceng Loan dan Co Co Hiong mengira orang aneh itu teman baik ayah Lie Ceng Loan, karena itu ia bergirang dalam hati, sedangkan Lie Ceng Loan telah terkesan baik padanya, maka ia yakin orang aneh itu pasti membantunya menundukkan Kim Hun setelah mendengar orang aneh itu mengatakan begitu, merindinglah sekujur badannya, sebab ayah Lie Ceng Loan telah mati, tentunya orang aneh itu akan menuntut balas terhadap gadis tersebut"Cianpwee!" seru Co Hiong, "Nona Lie tidak tahu apa-apa, Cianpwee tidak boleh. "Co Hiong belum menyelesaikan ucapannya, orang aneh itu telah mengibaskan tangannya ke arah Co Hiong, menimbulkan hawa yang amat dingin menerjang ke arah-nya. Ketika Co Hiong baru ingin melawan hawa dingin itu telah menerjang dirinya, sehingga membuatnya ter-mundur dan menggigil kedinginan ia sama sekali tidak mampu mengerahkan Lweekangnya, akhirnya jatuh duduk."Hati-hati Nona Lie!" Co Hiong Saudara Co!" sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum getir. "Walau dia musuh almarhum ayahku, aku tidak takut!"Setelah menjatuhkan Co Hiong, orang aneh itu justru tidak turun tangan terhadap Lie Ceng Loan, bahkan kemudian malah bergumam."Kening kananku tergores pedang peraknya dan kening kiriku tersabet cambuk emasnya, Aaakh! Sungguh hebat kepandaian pendekar Lie. Dia sudah mati, tentunya kepandaiannya yang sangat hebat itu tidak diwariskan pada siapa pun. Sungguh sayang sekali!"Orang aneh itu menarik nafas panjang, sedangkan Lie Ceng Loan dan Co Hiong cuma mendengarkan dengan penuh perhatian"Kepandaiannya lebih tinggi dariku.,." lanjut orang aneh itu. "Walau aku sudah terluka, tapi masih sempat membalasnya dengan sebuah pukulan, setelah itu barulah aku kabur Aku tidak tahu dia terpukul atau tidak, tapi dia justru mati di tangan Ciok Goan Hoat, Kalau begitu berarti dia telah terpukul oleh pukulanku yang mengandung hawa dingin, sehingga memunahkan separuh ke-pandaiannya, Ha ha ha,.,!" Ternyata kematian ayahku disebabkan pukulanmu itu!" ujar Lie Ceng Loan."Mungkin begitu," sahut orang aneh itu. Lie Ceng Loan membentak nyaring, tangannya menekan batu yang didudukinya, sehingga badannya melayang itu masuk ke gua bersama Co Hiong, Setelah obor padam, ia merasa sekujur badannya tidak bisa bergerak, dan tiba-tiba lehernya terasa sakit sekali ia lalu menoleh dan melihat orang aneh itu sedang menghisap darahnya melalui gigitan di takutnya Lie Ceng Loan, namun tidak punya tenaga untuk meronta, akhirnya ia pun berapa lama kemudian, barulah ia siuman dan merasa sekujur badannya panas sekali, sepertinya dirinya sedang dibakar, itu membuatnya mengoceh tidak saat Co Hiong memasuki gua itu, Lie Ceng Loan baru mulai sadar Kini tangannya menekan batu itu, justru membuatnya terkejut dan tertegunTernyata tadi ia menekan batu itu, maksudnya cuma ingin turun, Namun malah membuat tubuhnya melambung ke atas, sehingga nyaris membentur langit-langit gua itu. Setelah itu, barulah melayang Ceng Loan tahu jelas, ginkangnya masih belum begitu tinggi, tapi kenapa mendadak ia memiliki ginkang yang begitu tinggi? Gadis itu tidak habis berpikir Namun tidak punya waktu untuk memikirkan itu, sebab ia sudah membentak"Ayahku mati karena pukulanmu! Terimalah pukulanku!" Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu dengan jurus Yun Liong Phun Uh Naga Menyemburkan Kabut.Co Hiong terkejut sekali ketika melihat Lie Ceng Loan menyerang orang aneh itu, sedangkan dirinya masih bukan tandingannya, apalagi gadis itu? "Nona Lie, cepat berhenti!" serunya cepat "Ada masalah apa pun, bicarakan dengan baik-baik saja!"Akan tetapi sudah terlambat, Lie Ceng Loan telah melancarkan Bahu orang aneh itu terpukulBadan orang aneh itu tampak bergoyang-goyang, kemudian jatuh itu, sungguh di luar dugaan Lie Ceng Loan sendiri maupun Co Hiong, Mereka berdua tahu, orang aneh itu sama sekali tidak menangkis, bahkan juga tidak mengerahkan Lweekangnya, maka ia terpukul sampai jatuh duduk."Eh?" Lie Ceng Loan bingung. "Kenapa engkau tidak membalas?"Orang aneh itu bangkit berdiri perlahan-lahan, kemudian tersenyum seraya berkata."Nona Lie, jangan kata membalas, kalau aku mengerahkan Kiu Tok Im Han Kang, saat ini engkau pasti sudah terluka.""Kalau begitu, kenapa engkau tidak mau mengerahkan Lweekang itu untuk melukai diriku?" tanya Lie Ceng Loan sambil mengerutkan kening."Engkau harus dengar penuturan ku sampai habis," sahut orang aneh itu lalu melanjutkan penuturannya. "Pada waktu itu, aku kabur dengan wajah berlumuran darah, tentunya aku amat mendendam pada Lie Kwi Cee. Akan tetapi, setibanya di rumah, aku justru sangat berterima kasih padanya.""Lho?" Lie Ceng Loan heran, "Kenapa begitu?" "Setibaku di rumah, barulah aku tahu dia telah menolongseluruh keluargaku Aku punya seorang musuh besar, yaitu Ngo Tok Siu Manusia Lima Racun Mo Lun. " Ketika oranganeh itu menutur sampai di sini, Co Hiong dan Lie Ceng Loan pun berteriak kaget "Haaah. ?" "Nona Lie, engkau kenal Ngo Tok Siu-Mo Lun?" tanya orang aneh itu."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Dia terpukul oleh Kakak Siao Tiap sehingga menjadi gila, kini entah di mana dia?""Oh?" Orang aneh itu tampak kurang pereaya. "Nona Lie, Mo Lun berkepandaian sangat tinggi, mungkin... engkau salah dengar""Aku menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, bagaimana mungkin salah?" sahut Lie Ceng Loan. "Dia bergabung dengan partai Thian Liong, di Toan Hun Ya, lalu terpukul oleh kakak Siao Tiap!""Nona Siao Tiap itu siapa?""Kepandaian Kakak Siao Tiap amat tinggi," ujar Lie Ceng Loan sambil tersenyum. "Tiada seorang pun yang mampu melawannya.""Oh?" Orang aneh itu menarik nafas panjang, "Sudah dua puluh tahun aku tidak pernah keluar dari gua ini, maka agak asing terhadap kaum Bu Lim.""Selama itu Cianpwee tidak pernah meninggalkan tempat ini?" tanya Co Hiong mendadakCo Hiong pernah datang di gua tersebut Pada waktu itu, ia sama sekali tidak melihat seorang pun di dalam gua ini, maka ia berani membawa Lie Ceng Loan ke dalam gua tersebut Karena orang aneh itu mengatakan, tidak pernah meninggalkan gua, otomatis membuat Co Hiong tereengang dan mengajukan pertanyaan Co Hiong bertanya begitu, air muka orang aneh itu mendadak berubah, kelihatannya seperti rahasianya terbongkarSetelah itu, ia menatap Co Hiong dengan sorotan tajam dan dingin, lalu membentak keras. "Memang begitu!""Ya. Ya, aku... aku cuma sekedar bertanya saja." ujar Co Hiong cepat dengan perasaan takut"Ngo Tok Siu-Mo Lun datang di rumahku selagi aku tidak berada di rumah, Ternyata dia ingin membunuh anak isteriku yang tidak mengerti ilmu silat Kebetulan pendekar Lie lewat Padahal pada waktu itu pendekar Lie dengan aku sudah bermusuhan Namun dia justru menolong anak isteriku Aaaakh!Setelah itu, aku bertemu dengannya, Kalau dia mengungkat tentang itu, bagaimana mungkin aku akan bertempur dengan dia? Tapi dia bukan orang yang suka berbangga diri karena telah menoiong. Oleh karena itu, dia diam saja sehingga kami bertarung, wajahku terfuka, dia pun terkena pukulanku"Engkau memang jahat sekali!" ujar Lie Ceng salah," sahut orang aneh itu mengaku, "Aku memang jahat, aku memang binatang!"Karena orang aneh itu mengaku begitu, maka Lie Ceng Loan merasa tidak tega terus mempersalahkannya."Sudahlah! jangan mempersalahkan diri sendiri!" ujar Lie Ceng Loan."Nona Lie!" Orang aneh itu menatapnya, "Engkau memang mirip pendekar Lie, bahkan berjiwa besar dan berhati lapang.""Kalau begitu, kenapa engkau bisa tinggal di dalam gua ini?" tanya Lie Ceng Loan mendadak"Pada waktu itu, aku menyesal sekali Aku tidak tahu kalau pukulanku akan melukainya atau tidak? Kalaupun aku pergi mencarinya juga pereuma, sebab aku belum mampu mengobatinya," jawab orang aneh itu memberi-tahukan, "Oleh karena itu, aku bersumpah dalam hati, harus memperdalam ilmuku itu. Setelah aku berhasil memperdalam ilmuku, barulah aku pergi untuk mengobatinya!" "Cianpwee!" sela Co Hiong, "Kalau tidak salah, Cianpwee adalah Kiu Tok Sian Ong Dewa Sembilan Racun Bun Thian Pah.""Kok engkau tahu?" tanya orang aneh itu, "Cianpwee menitip anak isteri pada orang, lalu seorang diri berangkat ke seberang laut untuk belajar ilmu silat tinggi, semua kaum Bu Lim tahu itu," jawab Co Hiong, ia pun merasa terkejut karena orang aneh itu ternyata Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian lebih mengejutkan yakni orang aneh itu masih kalah di tangan Lie Kwi Cee. Padahal Kiu Tok Sian Ong sangat terkenal, lagi pula kakak seperguruan Ngo Tok Siu-Mo Lun."Aku tidak berangkat ke seberang laut, melainkan berangkat ke luar perbatasan," ujar Kiu Tok Sian Ong, " Karena aku memperoleh berita, bahwa di dalam sebuah gua di Gunung Taysan Altai, terdapat sebuah Han Giok Giok Dingin yang sangat bermanfaat bagi ilmu Kiu Tok Im Hang Kangku, Karena itu, aku berangkat ke mari Lantaran terburu- buru memperdalam ilmuku itu, akhirnya diriku menjadi rusak. Beberapa tahun yang lalu, barulah aku berhasil menembus urat nadiku. Tak di-sangka, sudah dua puluh tahun dan putri pendekar Lie pun sudah sedemikian besar!""Guruku bilang, ayahku terjebak oleh rencana busuk Kiok Goan Hoat, akhirnya mati di tangan mereka," ujar Lie Ceng Loan menjelaskan "Sepertinya tiada hubungannya dengan pukulan Cianpwee!""Oh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun "Biar bagaimana-pun, aku tetap merasa bersalah terhadap almarhum ayah-mu."Co Hiong dan Lie Ceng Loan diam saja, Berselang sesaat Kiu Tok Sian Ong berkata lagi"Nona Lie, sebetulnya siapa Bee Kun Bu?""Dia...." Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "... dia kakak seperguruanku!" "Oooh, aku mengerti" Kiu Tok Sian Ong manggut-manggut, kemudian memandang Co Hiong seraya berkata, Tadi engkau begitu berani mengaku sebagai Bee Kun Bu. sesungguhnya aku harus membunuhmu, tapi mengingat engkau teman Nona Lie, maka aku mengampunimu, cepatlah engkau pergi melapor pada Lam Kiong Siu, suruh dia bawa Bee Kun Bu ke mari menemui ku!""Lo Siang Ong!" Lie Ceng Loan girang bukan main. "Apakah Lam Kiong Siu akan menuruti perkataan Cian- pwee?""Nona Lie, engkau boleh berlega hati," sahut Kiu Tok Sian Ong, "Kalau Lam Kiong Siu tidak mau mendengar kataku, aku pasti menerjang ke istana Pit Sia Kiong untuk menolong kakak seperguruanmu."Saat ini, Co Hiong tidak tahu bahwa Souw Peng Hai dan Lam Kiong Siu sudah berada di lembah, bahkan mereka telah bertarung mati-matian. Maka begitu mendengar Kiu Tok Sian Ong menyuruhnya pergi melapor pada Lam Kiong Siu, Co Hiong terkejut Sebab ia masih ingat, ketika ia menyinggung orang aneh itu, wajah Lam Kiong Siu langsung Lam Kiong Siu pernah mengalami sesuatu di tangan Kiu Tok Sian Ong, Kalau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu tampak agak segan terhadapnya ?Setelah berpikir sejenak, Co Hiong memandang Kiu Tok Sian Ong, lalu memberi isyarat dengan tangannya."Kalau mau bicara, bicaralah!" bentak Kiu Tok Sian Ong, "Jangan seperti orang gagu, kelihatannya engkau bukan orang baik-baik!""Lo Siang Ong, Co Hiong bukan orang jahat." Lie Ceng Loan membelanya."Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau berhati bajik, bagaimana mungkin tahu kelicikan hati orang?" Co Hiong gusar sekali dalam hati, namun wajahnya justru malah tersenyum-senyum."Cianpwee benar, Hanya saja tadi ada sedikit pembicaraan yang tidak boleh didengar Nona Lie, maka aku memberi isyarat dengan tangan, tapi Cianpwee malah salah paham," ujar Co Hiong sungguh-sungguh."Pembicaraan apa yang tidak boleh kudengar?" tanya Lie Ceng Hiong tidak menyahut, melainkan bersikap serba salah. "Katakanlah," desak Lie Ceng Loan. "Apakah berkaitandengan Kakak Bu?"Co Hiong diam saja, itu membuat Lie Ceng Loan makin penasaran"Katakan saja!" desak Lie Ceng Loan lagi, "Kalau Kakak Bu sudah celaka, paling juga aku akan menemaninya mati.""Nona Lie. " Co Hiong menarik nafas panjang. "Terusterang, Saudara Bee. ""Kakak Bu kenapa?" tanya Lie Ceng Loan dengan wajah berubah."Dia,., dia telah. ""Dia sudah mati?" Air mata Lie Ceng Loan langsung mele! Hiong tidak menyahut, hanya manggut-manggutLie Ceng Loan tertegun, air matanya terus berderai dan berdiri seperti patung, kemudian mendadak tersenyum seraya bergumam."Kakak Bu, kita hidup selalu berpisah, Kini kita sudah mati, jadi bisa berkumpul selama-lamanya." "Eh?" Kiu Tok Sian Ong tertegun, "Nona Lie, engkau masih segar bugar, kenapa malah bilang sudah mati?""Kakak Bu sudah mati, dia akan kesepian seorang diri di sana, maka aku harus menyertainya." sahut Lie Ceng Loan sambil tersenyum sedih."Nona Lie!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Jangan cari mati, di dunia ini masih banyak pemuda lain.""Memang masih banyak pemuda !ain, namun aku cuma mencintai Kakak Bu seorang saja," ujar Lie Ceng Loan dengan air mata bereucuranwajahnya mulai berubah pucat, kemudian berubah merah, setelah itu mulai berubah itu, Kiu Tok Sian Ong langsung membentak lalu mendekatinya. Dicengkeramnya urat nadi gadis itu, agar hawa murninya tidak buyar"Bagaimana engkau bisa tahu itu?" tanya Kiu Tok . Sian Ong pada Co Hiong."Aku berada di luar istana, kebetulan mencuri dengar pembicaraan para peiayan.""Phui! itu mungkin cuma isu saja!" ujar Kiu Tok Sian Ong, "Nona Lie, engkau jangan begitu bodoh!""Lo Sian 0ng. H Timbullah harapan dalam hati Lie CengLoan, "Aku mau ke istana Pit Sia Kiong!""Nona Lie, aku telah menerima budi dari almarhum ayahmu, hingga kini masih belum terbalas, Kalau engkau mau ke istana Pit Sia Kiong, aku pasti mendampingimu Tapi haius menunggu malam dulu.""Harus menunggu malam ?" tanya Lie Ceng Loan, "Kenapa?""Engkau jangan bertanya, pokoknya kalau hari sudah malam, kita berangkat ke sana," sahut Kiu Tok Sian Ong. "Baiklah." Lie Ceng Loan mengangguk"Sekarang engkau boleh pergi," ujar Kiu Tok Sian Ong pada Co Hiong. "Selidiki jejak Bee Kun Bu, apakah benar dia sudah celaka?"padahal Co Hiong ingin mengajak Lie Ceng Loan pergi bersama, tapi ia tidak mampu melawan Kiu Tok Sian Ong, maka terpaksa menurut dan langsung meninggalkan gua itu, Begitu keluar dari gua itu, ia bertemu Souw Peng Hai."Ternyata orang aneh itu Kiu Tok Sian Ong-Bun Thian Pah," ujar Souw Peng Hai seusai mendengar penuturan Co Hiong, "Kepandaiannya jauh lebih tinggi dari Mo Lun, maka Mo Lun merasa iri padanya, akhirnya mereka berdua bermusuhan.""Guru!" Co Hiong tertawa, "Nanti malam kita akan menyaksikan tontonan yang sangat menarik.""Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut "Tadi lonceng di istana Pit Sia Kiong berbunyi, bagaimana kalau kita ke sana melihat-lihat?""Apakah Guru masih kuat bertahan?""Bagaimana mungkin guru tidak kuat bertahan?" Souw Peng Hai tertawa gelak, "Ayolah, mari kita kesana!"Bagian ke empat puluh empat Kehilangan Kitab Pusaka Ketika Souw Peng Hai dan Co Hiong tiba di depan istanaPit Sia Kiong, hari sudah senja, Mereka berdua bersembunyi di belakang sebuah pohon, lalu memandang ke arah seorang gadis cantik jelita berdiri dekat pintu istana Pit Sia Kiong, Gadis itu Na Siao Tiap, tangannya membawa sebuah Piepa Alat Musik Kuno Cina yang mirip gitar."Hah?" Co Hiong terkejut "Guru, ternyata benar Na Siao Tiap yang datang!" "Anak Hiong!" Souw Peng Hai juga terkejut "Kita jangan memperlihatkan diri."Tampak Na Siao Tiap mulai tidak sabaran berdiri di situ. "Hci! Kalau kalian tidak membuka pintu, aku tidak akanbertindak sungkan-sungkan lagi!" bentaknya tetapi, pintu istana itu tetap tertutup rapat, bahkan tiada sahutan di dalam."Kim Hun Tokouw!" seru Na Siao Tiap nyaring, "Pintu ini tidak dapat menghadangku!""Anak Hiong!" ujar Souw Peng Hai pada Co Hiong. "Lam Kiong Siu telah terluka oleh Kan Goan Cihku, mungkin dia tidak berani ke luar menyambut musuhnya itu.""Dia tidak berani ke luar, tapi Na Siao Tiap pasti menerjang ke dalam," sahut Co Hiong sambil tertawa dingin."Menurutmu, seandainya dia menerjang ke dalam, apakah mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong?""Pek Yun Hui masih tidak mampu memusnahkan istana itu, apa lagi Na Siao Tiap,"Ketika mereka berdua sedang bereakap-cakap di belakang pohon, Na Siao Tiap yang berdiri di depan pintu istana Pit Sia Kiong mundur beberapa langkah, kemudian mendorongkan sepasang tangannya ke arah pintu Pintu itu Siao Tiap melangkah ke dalam, Tentunya akan terjadi pertarungan hebat di dalam istana Pit Sia cara dan kenapa Na Siao Tiap pergi ke istana Pit Sia Kiong? Ketika Lie Ceng Loan dibawa pergi oleh Co Hiong, bukankah Na Siao Tiap kembali ke gua Thian Kie cinjin? Kok sekarang malah berada di istana Pit Sia Kiong?Ternyata ketika Na Siao Tiap duduk di depan gua Thian Kie Cinjin dengan pikiran kacau, mendadak muncul seekor kuda berlari kencang menuju ke tempat tersebut Akan tetapi, Na Siao Tiap sama sekali tidak mendengar suara derap kaki kuda itu, sebab pikirannya sedang itu berhenti tampak jelas dua orang duduk di punggung kuda, Salah seorang berdandan seperti pelajar berusia empat puluhan, sedangkan yang seorang lagi sudah tua, hanya punya sebelah tangan dan mereka? Ternyata Wang Han Siang dan Mo Lun yang kini telah sembuh dari penyakit gilanya."Haah?" Mo Lun terkejut sekali ketika melihat Na Siao Tiap, "Saudara Wang, kita harus cepat pergi,""Tenang!" sahut Wang Hang Siang, "Kelihatannya dia tidak mengetahui keberadaan kita di sini.""Kalau dia tahu, bukankah kita akan celaka?" ujar Mo Lun. ia memang sangat takut pada Na Siao Tiap, sebab ia pernah terpukul oleh gadis itu, sehingga membuat urat syarafnya terganggu semua hampir setengah tahun lebih, Maka ketika melihat Na Siao Tiap, ia langsung ketakutan setengah mati"Saudara Mo!" Wajah Wang Han Siang menyiratkan hawa membunuh "Gadis itu kelihatan tereekam suatu masalah, Bagaimana kalau kita melakukan serangan gelap kepadanya? Siapa tahu Kui Goan Pit Cek berada padanya."Wang Han Siang berkata sampai di situ, mendadak Na Siao Tiap mendongakkan kepala nya, kebetulan mengarah pada ke dua orang tetapi, Na Siao Tiap diam saja, hanya kemudian menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya Han Siang dan Mo Lun saling memandang, lalu turun dari punggung kuda. Mereka berdua berendap-endap mendekati Na Siao Tiap, lalu secepat kilat bersembunyi di belakang sebuah pohon. "Ibu..." gumam Na Siao Tiap, "lbu melarangku mencintai lelaki yang mana pun, tapi kenapa mengajarku ilmu silat?Apakah aku harus membunuh lelaki yang kucintai?"Usai bergumam, Na Siao Tiap mengeluarkan sebuah kitab Kui Goan Pit melihat kitab pusaka itu, hati Wang Han Siang dan Mo Lun langsung berdebar-debar tidak karuanKitab pusaka itu peninggalan Thian Kie Cinjin ratusan tahun lampau, yang telah menimbulkan banjir darah dalam rimba persilatan Ketika Na Siao Tiap mengeluarkan kitab pusaka itu, Wang Han Siang dan Mo Lun terkejut dan Na Siao Tiap seperti ingin memusnahkan kitab pusaka tersebutMenyaksikan itu, jantung Wang Han Siang dan Mo Lun hampir meloncat ke luar seketika, Na Siao Tiap menarik nafas dan bergumam lagi."Kui Goan Pit Cek! Kalau aku tidak mempelajari semua ilmu silat yang tereantum di dalamnya, tentu aku boleh mencintai....Bergumam sampai di situ, mendadak wajah gadis itu tampak kemerah-merahan, kemudian melanjutkan ucapan- nya."Apa gunanya aku menghendaki engkau ke mari?"Na Siao Tiap menaruh kitab Kui Goan Pit Cek itu di atas tanah, lalu sekuat tenaga menginjak kitab pusaka kitab pusaka itu amat diidamkam setiap kaum Bu Lim, tapi saat ini Na Siao Tiap malah menganggapnya sebagai kitab rongsokansementara Wang Han Siang dan Mo Lun terus menatap kitab pusaka itu, Tiba-tiba Wang Han Siang menulis beberapa huruf di permukaan tanah, "Saudara Mo, engkau memancingnya pergi, aku akan mengambil kitab Kui Goan Piteekau,"Ngo Tok Siu-Mo Lun tertegun, kemudian menulis. "Kita bertemu di mana?" Ternyata ia khawatir Wang Han Siang akan kabur bersama kitab Kui Goan Pit Han Siang berhati licik, ketika melihat Ngo Tok Siu- Mo Lun menulis begitu, timbullah rasa tidak senang dalam hatinya, Kalau aku tidak berupaya mengobatimu, mungkin kini engkau telah mati, ujarnya dalam hati, Kini malah tidak mempereayai dirinya,Walau ia sangat mendongkol dalam hati, namun tidak diperlihatkan pada wajahnya. Setelah itu ia pun menulis Setelah mendapatkan kitab pusaka itu, kita bertemu di menara tua di sebelah barat, kira-kira lima enam mil dari siniNgo Tok Siu-Mo Lun tampak serba salah, tapi menulis juga, "Aku sudah cacat begini, kurang leluasa bergerak!Bagaimana kalau Saudara Wang saja yang memancingnya pergi, lalu aku yang ambil kitab pusaka itu Tsebetulnya Wang Han Siang berniat jahat Apabila telah mendapatkan kitab itu ia akan kabur jauh-jauh, dan tidak akan ke menara itu menemui Mo melihat Mo Lun menulis begitu, ia tertegun, sementara Na Siao Tiap menengadahkan kepalanya memandang langit, kitab Kui Goan Pit Cek masih menggeletak di atas Han Siang tahu jelas, seandainya Na Siao Tiap memungut kitab pusaka itu, sulitlah merebutnya, Walau mereka berdua melawan Na Siao Tiap seorang diri, tapi tetap bukan karena itu, Wang Han Siang segera menulis lagi, Apakah Saudara Mo tidak mempereayaiku? Mo Lun tersenyum licik dan menulis, Kakiku tinggal sebelah, berjalan pun susah, sungguh sulit bagiku memenuhi keinginanmuWang Han Siang berpikir sejenak ia sudah punya suatu rencana di dalam benaknya, maka ia pun mengangguk seraya berbisik"Baiklah."Betapa girangnya Ngo Tok Siu-Mo Lun, sehingga membuatnya lupa daratan. Tiba-tiba Wang Han Siang bergerak aneh, kelihatannya menancapkan sesuatu di tanah, lalu melesat Tok Siu-Mo Lun terus menatap kitab Kui Goan Pit Cek yang masih tergeletak di atas tanah itu dengan mata tak berkedip. Apabila Wang Han Siang muncul memancing Na Siao Tiap pergi, ia akan segera mengambilnya lalu kabursementara Wang Han Siang terus mendekati Na Siao Tiap tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. sedangkan Mo Lun sudah siap melesat ke luar untuk mengambil kitab itu, Akan tetapi mendadak....Bummm! Terdengar suara ledakan di sisi Ngo Tok Siu-Mo cepat kejadian itu, membuat Mo Lun terkejut bukan main, Sesaat ia sudah tahu, dan langsung mencaci."Dasar binatang.,.,""Siapa?" bentak Na Siao Tiap, dan sekaligus melesat ke arah Mo takutnya Mo Lun, ia tidak menyangka kalau Wang Han Siang begitu licik. Na Siao Tiap melesat ke arahnya, berarti kesempatan bagi Wang Han Siang untuk mengambil kitab pusaka itu, dan sebaliknya dirinya malah akan mati di tangan Na Siao Tiap, seketika juga timbul niat jahatnya terhadap Wang Han Siang, maka ia cepat-cepat berseru."Nona Na, cepat lihat itu.,,."Ternyata engkau!" sahut Na Siao Tiap sambil mengayunkan Ploook! Muka Mo Lun sudah tertampar dua kali, sehingga membuat matanya berkunang-kunang dan nyaris ia masih sempat melirik ke arah kitab Kui Goan Pit Cek Ternyata Wang Han Siang telah mengambilnya dan langsung melesat pergi."Lihat itu!" seru Mo Lun sambil menunjuk ke menampar Mo Lun, Na Siao Tiap merasa ada desiran angin di belakangnya Begitu Mo Lun berseru, Na Siao Tiap langsung melesat ke arah yang ditunjuk Mo tetapi, Wang Han Siang telah melesat pergi beberapa depa, Na Siao Tiap mendengus dingin, kemudian mendadak menyentilkan jari tengahnya, Tampak cahaya putih meluncur laksana kilat ke arah Wang Han Han Siang sudah tahu akan serangan itu, maka segeralah ia mengerahkan Lweekangnya melindungi Cahaya itu telah menghantam Hong Bun Hiat di bahu Wang Han Na Siao Tiap menyerangnya dengan sebutir mutiara putih, dan seketika juga Wang Han Siang jatuh duduk tak bergerak lagi."Di mana Kui Goan Pit Cek itu?" bentak Na Siao Tiap sambil melesat ke hadapan Wang Han Han Siang diam saja, Na Siao Tiap berpaling memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak. "Engkau jangan kabur!"Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah tahu akan kelihayan Na Siao Tiap, maka ia tidak berani kabur Lagi pula yang mengambil Kui Goan Pit Cek itu Wang Han Na Siao Tiap menendang Wang Han Siang. "Aaakh.,." keluh Wang Han Siang. "Kui Goan Pit Cek? ApaKui Goan Pit Cek itu?""Kitab yang ingin kuhancurkan itu!" sahut Na Siao Tiap dingin."Aku tidak melihat kitab itu." ujar Wang Han Siao Tiap tertegun, ia menatap Wang Han Siang tajam seraya berkata terang, kitab Kui Goan Pit Cek itu merupakan barang pembawa bencana! Maka aku ingin menghancurkannya! cepatlah kembalikan kitab itu!""Nona Na, aku tahu engkau berkepandaian tinggi!Bagaimana mungkin aku berani bermain-main dengan-mu? Aku... aku sungguh tidak melihat kitab itu!""Oh?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu melambaikan tangannya seraya membentak "Mo Lun, ke marilah engkau!"Ngo Tok Siu-Mo Lun tidak berani membantah ia cepat- cepat mendekati Na Siao Tiap dengan sikap takut-takut."Hei!" Na Siao Tiap menudingnya, "Apakah engkau melihat dia mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu?"sebetulnya Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang punya iiulmugan yang akiau, kalau tidak, bagaimana mungkin Wang Han Siang mau berupaya mengobati Mo Lun ketika urat syarafnya terganggu?Akan tetapi, kitab Kui Goan Pit Cek itu telah membuat mereka berdua melupakan hubungan yang akrab itu. "Saudara Wang!" ujar Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil tertawa dingin, "Nona Na sudah tahu, kenapa engkau masih berbohong? cepatlah engkau kembalikan pada Nona Na, itu baru benar!""Ha ha!" Wang Han Siang tertawa, "Nona Na, kalau aku mati di tanganmu, itu berarti kepandaianku masih rendah! Tapi engkau menuduh ku telah mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, mati pun aku masih penasaran!""Kalau begitu. " Kening Na Siao Tiap berkerut "Di manakitab pusakaku itu?""Tadi aku memang telah melesat ke arah kitab pusaka itu, namun aku belum sempat mengambilnya, mendadak meluncur sebuah batu ke arah kitab pusaka itu, sehingga membuat kitab pusaka itu meluncur beberapa depa, Aku tahu diriku telah dijadikan kambing hitam, maka aku berusaha kabur, tapi tertangkap Nona Na!""Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau anggap aku baru berusia tiga tahun? Gampang dibohongi?""Nona Na!" ujar Wang Han Siang, "Aku masih berada di sini, silakan menggeledah badanku!"Na Siao Tiap memang membenci kitab Kui Goan Pit Cek, namun ia tahu jelas, apabila kitab pusaka itu beredar di Kang Ouw, pasti akan menimbulkan bencana lagi, dan darah pun pasti mengalirKalau Wang Han Siang menyuruhnya menggeledah, itu bagaimana mungkin? Sebab ia seorang gadis, Oleh karena itu, ia memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya berkata."Geledahlah badannya!"Apa yang dikatakan Wang Han Siang tadi, Mo Lun tidak begitu pereaya, Bagaimana mungkin ada orang lain mengambil kitab pusaka itu? Wang Han Siang sangat licik, dia mengatakan begitu tentunya punya alasan, Kebetu!an Na Siao Tiap menyuruhnya menggeledah Wang Han Siang, memang itu yang Lun mendekati Wang Han Siang, namun secara diam- diam ia telah menyiapkan sebatang jarum beracun di berada di hadapan Wang Han Siang, mendadak Mo Lun menusuk Hwa Kai Hiat di dadanya dengan jarum beracun itu."Haah?" Wang Han Siang terkejut bukan main, "Sau-dara Mo, bagus sekali kelakuanmu!""He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa, "Saudara Wang, panah pemberi isyaratmu itu juga bagus sekali!""Aku mati pasti jadi arwah penasaran menuntut balas padamu!" Wang Han Siang menyumpah"Jangan khawatir!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa dingin, "Dalam waktu tiga atau lima tahun, engkau tidak akan menghadap Giam Lo Ong Raja Akhirat!"Begitu mendengar ucapan Mo Lun, sekujur badan Wang Han Siang menggigil Karena ia tahu Ngo Tok Siu-Mo Lun telah menggunakan racun yang bereaksi lamban, Siapa terkena racun itu, tidak mati namun akan mengalami penderitaan yang amat hebat"Bagus! Bagus!" Wang Han Siang tertawa tidak sabaran adalah Na Siao Tiap, ia menatap Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak"Cepat geledah dia!"Ngo Tok Siu-Mo Lun segera menggeledah Wang Hang Siang, tapi sama sekali tidak menemukan kitab Kui Goan Pit Cele Saat ini, Ngo Tok Siu-Mo Lun juga tereengang, Sebab kitab pusaka itu tidak berukuran kecil yang dapat ditelan ke dalam mulut Yang jelas Wang Han Siang telah mendapat kitab pusaka itu, tapi kenapa tidak berada padanya? Perlahan-lahan ia membalikkan badannya, sekaligus memandang Na Siao Tiap."Nona Na, kitab Kui Goan Pit Cek tidak berada padanya," katanya."Aku tidak peduli!" sahut Na Siao Tiap, "Pokoknya aku harus mendapat kembali kitab pusaka itu dari kalian!"Na Siao Tiap memainkan tali senar piepa beberapa kali, itu adalah irama Mi Hun Li Cin Menyesatkan pikiran Mengusir Roh, ilmu yang terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Na Siao Tiap cuma memainkan sejenak, Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang sudah merasa sukma mereka terbetot ke luar, Betapa terkejutnya Mo Lun."Nona Na, itu bukan urusanku! Saudara Wang, engkau harus berkata sejujurnya!""Tadi aku sudah berkata sejujurnya!" sahut Wang Han Siang sambil berkertak gigi."Kalau kalian tidak menyerahkan kitab Kui Goan Pit Cek, maka aku akan memperdengarkan irama piepa ini!" ujar Na Siao Tiap mengancam."Nona Na, itu tiada kaitannya dengan diriku!" Wajah Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah pucat pias."Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau bersama dia, tentunya juga berniat jahat! Kalian kaum lelaki memang jahat semua!""Nona Na!" sahut Wang Han Siang mendadak "Kalaupun kami berdua mati, kitab Kui Goan Pit Cek tetap berada di tangan orang lain! Kenapa Nona Na tidak pergi mengejar orang ilu?" Na Siao Tiap tertegun, Di saat menghadapi kematian, Wang Han Siang masih mengatakan begitu, mungkinkah dia berkata sesungguhnya?Na Siao Tiap tampak bimbang, Pada waktu bersamaan tampak tiga sosok bayangan melesat ke tempat itu. Tak lama ke tiga sosok bayangan itu sudah berada di hadapan Na Siao Tiap, Sungguh di luar dugaan, bayangan itu ternyata Kun Lun Sam Cu yang terkenal itu, Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang."Oh, Nona Na!" Giok Cin Cu menatapnya Ternyata engkau berada di sini!""Kun Lun Sam Cu!" Na Siao Tiap segera memberi hormat "Aku dan adik Ceng Loan mau berangkat ke istana Pit Sia Kiong,""Oh?" Giok Cin Cu mengerutkan kening. "Di mana Ceng Loan?"Wajah Na Siao Tiap langsung berubah merah, sebab Lie Ceng Loan telah dibawa pergi oleh Co Hiong dengan menunggang kuda. ia merasa malu menuturkannya, maka diam saja."Engkau. f" Giok Cin Cu menudingnya, Ternyata rahibwanita itu telah menduga yang bukan-bukan atas diri Na Siao Sumoy!" ujar Tong Leng Tojin yang sudah menerka apa yang dipikirkan adik seperguruannya itu. "Kalau ada masalah bicaralah baik-baik!"Na Siao Tiap seorang gadis cerdik, maka ketika menyaksikan sikap Giok Cin Cu begitu, ia dapat menduga bahwa rahib wanita itu telah mengira dirinya melakukan sesuatu terhadap Lie Ceng Loan, untuk merebut cinta Bee Kun Bu. "Adik Ceng Loan yang mau ikut Co Hiong pergi, apakah aku bisa disalahkan?" ujar Na Siao Tiap dengan nada tidak senang."Co Hiong?" Air muka Kun Lun Sam Cu langsung berubah. "Ya." Na Siao Tiap mengangguk."Kenapa Ceng Loan ikut Co Hiong pergi?" tanya Giok Cin Cu."Panjang sekali kalau dituturkan." Na Siao Tiap menarik nafas dan menambahkan, "Kui Goan Pit Cekku telah hilang, aku harus mencarinya dulu.""Apa?" Kun Lun Sam Cu bertambah terkejut "Ba-gaimana kitab Kui Goan Pit Cek hilang?""Berada di tangan mereka." jawab Na Siao Tiap sambil menunjuk Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera mendekati Wang Han Siang, kemudian Tong Leng Tojin membentak"Di mana kitab Kui Goan Pit Cek?"Wang Han Siang tertawa dingin, Matanya menatap mereka sambil tertawa dingin dan menyahut"Dalam situasi begini, kalau aku mengambil kitab pusaka itu, apakah masih berani tidak mengembalikan pada Nona Na?"Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera memandang Na Siao Tiap."Aku berdiri melamun di sini, salah seorang diantara mereka memancingku pergi yang seorang lagi langsung mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu, tapi aku berhasil menangkap mereka." ujar Na Siao Tiap itu, Kun Lun Sam Cu tampak ter-cengang. "Kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan Nona Na, carabagaimana mereka mengambil nya ?" tanya Giok Cin Cu. "Kutaruh kitab itu di tanah lalu kuinjak-injak." ujar Na Siao Lun Sam Cu saling memandang dengan heran, kemudian Giok Cin Cu bertanya."ltu apa sebabnya?""Karena. " Wajah Na Siao Tiap tampak kemerah-merahandan melanjutkan "Memang begitulah!""Kini mereka telah tertangkap, apakah di badan mereka tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek itu?" tanya Tong Leng Tojin."Coba jelaskan!" Na Siao Tiap menuding Wang Han Han Siang segera mengulangi apa yang dikatakannya tadi, Setelah mendengar itu, Kun Lun Sam Cu berpikir keras, lama sekali barulah Giok Cin Cu membuka mulut"Nona Na! seandainya pada waktu itu masih ada dua orang bersembunyi di sini berhadapan, salah seorang menggunakan batu menimpuk kitab Kui Goan Pit Cek itu agar meluncur ke tangan temannya, bukankah itu masuk akal?""Siapa yang berkepandaian begitu tinggi?" tanya Na Siao Tiap."Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih. Eng-kau bilang Co Hiong ke mari, mungkin Souw Peng Hai bersembunyi di sini pula," jawab Tong Leng Tojin."Kalau begitu, kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah jatuh ke tangan Souw Peng Hai?" tanya Na Siao Tiap."ltu cuma dugaanku," jawab Tong Leng Giok Cin Cu memandang Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun dengan wajah gusar "Kedua orang ini, biar bagaimanapun tidak boleh dilepaskan!" ujarnya sengit, lalu mengangkat sebelah tangannya siap memukul Wang Han saat bersamaan, Wang Han Siang justru tertawa gelak sambil menatap Giok Cin Cu."Kenapa engkau tertawa?" tanya Giok Cin Cu membentak "Kami berdua ingin berangkat ke istana Pit Sia Kiong untukmenasihati Souw Peng Hai ""Mau menasihatinya apa?""Mau menasihatinya agar tidak memusuhi sembilan partai besar," sahut Wang Han Siang dan menambahkan, "Kini kami berdua tidak bisa melawan, Ka!au engkau ingin membunuh kami, silakan turun tangan!"Giok Cin Cu tertegun, lalu menurunkan tangannya. Karena ucapan Wang Han Siang barusan bernada mau bertobat, maka Giok Cin Cu membatalkan niat untuk membunuhnya, Apalagi Wang Han Siang tidak akan melawan, bagaimana mungkin Giok Cin Cu akan turun tangan membunuhnya? itulah kelicikan Wang Han Siang."Nona Na!" ujar Hian Ceng Totiang, "Lie Ceng Loan pergi bersama Co Hiong, Souw Peng Hai pun pasti bersama mereka, Bagaimana kalau kita kejar mereka sekarang?""Pereuma!" Na Siao Tiap menarik nafas, "Kuda Co Hiong larinya laksana kilat, tidak mungkin kita dapat mengejarnya.""Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun, "Kalau begitu, mari kita berangkat ke istana Pit Sia Kiong!""Apakah kalian bertiga pereaya Wang Han Siang berkata sesungguhnya?" tanya Na Siao Lun Sam Cu tersentak Mereka bertiga tahu jelas bagaimana liciknya Wang Han tetapi, di badan mereka berdua tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek, lalu hilang ke mana kitab pusaka itu? Bagaimana mungkin mereka berdua punya waktu menyembunyikan kitab pusaka itu?"Menurut pendapatku, mereka berdua memang tidak mendapatkan kitab Kui Goan Pit Cek itu!" ujar Tong Leng Tojin."Kalau begitu, pasti sudah diambil Souw Peng Hai," sahut Na Siao Tiap dan langsung berseru. "Mari berangkat !ttNa Siao Tiap segera melesat pergi. Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Hian Ceng Totiang mengikuti Na Siao Tiap, namun Hian Ceng Totiang masih sempat berpesan pada Wang Han Siang dan Mo Lun."Harap kalian berdua sungguh-sungguh bertobat!" sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak begitu memusingkan kitab Kui Goan Pit Cek yang hilang itu. Yang mereka pusingkan adalah Lie Ceng Loan yang ikut Co Hiong pergi, maka mereka ingin segera tiba di istana Pit Sia Na Siao Tiap dan Kun Lun Sam Cu pergi, barulah Wang han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun menarik nafas lega."He he he!" Mo Lun tertawa terkekeh-kekeh, "Untung mereka menduga Souw Peng Hai, jadi pergi begitu saja,"Wang Han Siang tersentak mendengar itu, namun wajahnya tampak tertegun."Saudara Mo, aku tidak mengerti apa maksudmu?" "He he!" Mo Lun tertawa lagi "Engkau cuma bisamembohongi mereka!""Oh!" Wang Han Siang menatapnya. "Tadi engkau menusuk dadaku dengan jarum beracun, itu karena tidak mempereayaiku kan?""Betul." Mo Lun manggut-manggut."Engkau kira kitab Kui Goan Pit Cek berada pada-ku?" tanya Wang Han Siang sambil mengerutkan kening. Mo Lun tampak tertegun, Pada waktu itu ia melihat Wang Han Siang melesat ke arah kitab Kui Goan Pit Cek, namun mendadak Na Siao Tiap menampamya dua kali, sehingga matanya berkunang-kunang dan tidak melihat apa-apa lagi Setelah itu, barulah ia melihat Wang Han Siang melesat tidak melihat Wan Han Siang mengambil kitab Kui Goan Pit Cek, Yang amat penting itu malah terlewat dari matanya, gara-gara ditampar Na Siao Tiap."Saudara Mo!" ujar Wang Han Siang. "Jangan karena kitab Kui Goan Pit Cek, sehingga kita putus hubungan! Cepat berilah aku obat pemunah racuni""Oh?" Mo Lun tertawa dingin, "Kalau begitu, apa yang engkau katakan tadi benar?"Tong Leng Tojin bereuriga pada Souw Peng Hai, aku pikir mungkin juga begitu," sahut Wang Han Ngo Tok Siu-Mo Lun mengayunkan ta-ngannya, Wang Han Siang ingin berkelit, namun sudah terlambat ia telah terluka dalam, dan dadanya telah ditusuk dengan jarum beracun, Bagaimana mungkin ia bisa berkelit?Plaaak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. "Aduuuh!" jerit Wang Han Siang kesakitan. "Mo Lun!Apakah engkau sudah lupa, bagaimana cara aku mengobatisyarafmu yang terganggu itu?""Setelah panah pemberi isyarat itu meletus dan meluncur ke atas di sisiku, aku telah memikirkan semua itu," sahut Mo Han Siang mengerti apa maksud Mo Lun. itu berarti budi kebaikannya telah habis sampai di situ."Kalaupun itu adalah kesalahanku kenapa saat ini engkau bersikap demikian terhadapku?" tanya Wang Han Siang sambil menarik nafas. "Karena engkau ingin membohongi orang." "Membohongi siapa ?""Membohongi aku.""Bagaimana mungkin aku membohongimu?" "Seandainya Souw Peng Hai yang mengambil kitabpusaka itu, bagaimana mungkin dia tidak memunculkan diri menemui kita?" sahut Mo Lun sambil tersenyum dingin."Apakah mungkin... orang lain yang mengambil kitab pusaka itu?" ujar Wang Han Siang."He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa aneh, "Sau-dara Wang, aku pikir tidak bisa lama engkau menyimpan kitab pusaka itu!""Apa maksudmu?" Wang Han Siang mengerutkan kening. "Maksudku. " Mendadak Mo Lun menjulurkan tangannyamenotok jaian darah Khi Hu Hiat di tubuh Wang Han itu, Ngo Tok Siu-Mo Lun mulai mencari kitab Kui Goan Pit Cekdi sekitar tempat itu, Akan tetapi tidak menemukannya, Akhirnya ia melihat sebuah batu besar tempat Na Siao Tiap duduk tadi."Mungkinkah di situ?" gumam Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil memperhatikan air muka Wang Han Mo Lun memperhatikan air muka Wang Han Siang, air muka Wan Han Siang memang berubaru Namun setelah Mo Lun meno!eh, justru wajah Mo Lun yang tampak gusar Wang Han Siang tampak gusar Mo Lun tetap mendekati batu itu, lalu mencari Kui Goan Pit Cek di sekitarnya, namun tetap tidak menemukannya, ia penasaran sekali, lalu mencoba mendorong batu itu, namun batu itu tidak bergeming, Bahkan di tempat itu tidak tampak adanya tanda- tanda atau bekas apa pun. "Baiklah," ujar Mo Lun. "Mari kita lihat siapa yang lebih lihay di antara kita berdua! Aku yakin suatu hari nanti engkau akan memberitahukan padaku, namun mungkin sudah terlambat pada waktu itu.""Hmm!" dengus Wang Han Siang sambil membuang muka, "Mungkin kelak engkau yang akan menyesal!""Aku akan menyesal?" Mo Lun tertawa, "Jangan lupa, dadamu telah tertusuk jarum beracun!"sebetulnya hilang ke mana kitab Kui Goan Pit Cek itu? Siapa yang mengambilnya? Tentang ini akan diceritakan nanti.******Bab ke 45 - Terkurung di Ruang ApiNa Siao Tiap melesat pergi laksana kilat Walau Kun Lun Sam Cu telah mengerahkan ginkang masing-masing, namun sama sekali tidak mampu menyusul gadis itu, sebaliknya malah makin tertinggal hari kemudian, Na Siao Tiap sudah tiba di pegunungan Altai dan mulai memasuki kawasan gunung ia sampai di depan istana Pit Sia Kiong, hari mulai senja. Di saat itu pula Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw sedang bertarung mengetahui pendatang itu adalah salah seorang wanita Kwat Cong San, seketika juga para murid Kim Hun Tokouw membunyikan lonceng tanda bahaya untuk memanggilnya itu, Kim Hun Tokouw terpaksa harus kembali ke istana, maka nyawa Souw Peng Hai pun Hun Tokouw sudah memasuki istana Pit Sia Kiong melalui jalan rahasia, tapi ia tidak berani menyambut kedatangan Na Siao Tiap, karena ia telah terluka dalam. sementara Na Siao Tiap yang telah melangkah ke-dalam istana Pit Sia Kiong terbelalak sebab menyaksikan ruang yang amat besar, indah dan mewah, dan bergemerlapan bagaikan kristal"Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap setelah mengagumi ruang itu. "Apakah Souw Peng Hai berada di sini?"Kim Hun Tokouw yang bersembunyi di ruang rahasia tersentak hatinya, sebab Na Siao Tiap langsung menanyakan Souw Peng Hai."Mau apa engkau menanyakan Souw Peng Hai?" sahutnya Kim Hun Tokouw terdengar agak lantang, Ternyata ia telah makan obat mujarab, sehingga luka dalamnya mulai membaile"Siapa engkau?" tanya Na Siao Tiap, Gadis itu merasa heran, karena mendengar suara tapi tidak terlihat orangnya."Aku majikan istana Pit Sia Kiong, ada urusan apa engkau mencari Souw Peng Hai?""Dia telah mencuri kitab Kui Goan Pit Cekku, cepat suruh dia ke luar menemuiku!"Kim Hun Tokouw tertegun Sesaat kemudian ia tertawa gelak seraya berkata."Aku dengar dua wanita Kwat Cong San memiliki kepandaian yang amal tinggi, ternyata itu cuma omong kosong!""Jangan banyak omong!" bentak Na Siao Tiap gusar "Cepat suruh Souw Peng Hai ke luar!""He he!" Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tertawa dingin lagi. "Engkau perlu tahu, Pek Yun Hui telah terkurung di dalam formasi lima unsur, hingga hari ini dia masih tidak dapat meloloskan diri, mungkin beberapa hari lagi dia akan mati kelaparan!" Na Siao Tiap terkejut Ternyata benar Pek Yun Hui terkurung di dalam istana Pit Sia Kiong ini."Hei!" bentak Na Siao Tiap. "Cepat bebaskan dia!" "He he! Berdasarkan apa engkau berani menyuruhkumembebaskan Pek Yun Hui?" tanya Kim Hun Tokouw sambiltertawa mengejek"Berdasarkan kepandaian!"sahut Na Siao Tiap cepat "Berdasarkan kepandaian?" Kim Hun Tokouw tertawamengejek lagi, "Kitab Kui Goan Pit Cekmu bisa dicuri Souw Peng Hai, sedangkan Souw Peng Hai telah menderita kekalahan di tanganku, bahkan lengannya pun telah putus!""Kim Hun Tokouw, engkau tidak perlu menakuti aku!" ujar Na Siao Tiap, "Cepatlah bebaskan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan suruh Souw Peng Hai keluar!""Oh, ya?""Dan juga.,." tambah Na Siao Tiap, "Co Hiong telah menculik Lie Ceftg Loan, maka engkau pun harus menyerahkan Co Hiong padaku!""Hei! Na Siao Tiap! Engkau terlampau banyak bi-cara, engkau sudah tahu mereka berdua di dalam istana ini, kenapa tidak engkau cari sendiri?"Ucapan yang bernada menantang itu membuat Na Siao Tiap gusar bukan main."Baik!" sahutnya Siao Tiap tidak peduli apa pun, langsung menerjang ke dalam, Akan tetapi gadis itu terperangah, karena di ruang itu tidak terdapat pintu."Lam Kiong Siu! Engkau cuma merupakan seekor kura- kura yang menyembunyikan kepala!" seru Na Siao Tiap, Tapi aku tetap akan menerjang ke dalam!" "He he he! Batk! Namun,., aku yakin engkau cuma omong kosong!" sahut Kim Hun Tokouw memanasi hati gadis itu."Lihat saja!" ujar Na Siao Tiap sengit, lalu memulai melancarkan pukulan ke arah dinding ruangan."Bum! Bum! Bummmm!"Karena memukul ke sana ke mari dengan tidak karuan, kebetulan sekali memukul suatu tempat para murid Lam Kiong Siu bersembunyi seketika juga gadis-gadis itu berhambur ke melihat ada orang berhambur ke luar, Na Siao Tiap segera menggerakkan tangannya menangkap salah seorang dari mereka."Cepat bilang, di mana Lam Kiong Siu?" bentak Na Siao Tiap pada gadis itu."DL,." Gadis itu menunjuk ke salah sebuah pintu rahasia, lalu Siao Tiap menaruh gadis itu ke bawah, lalu menggerakkan sebelah tangannya membentuk sebuah lingkaran, itu adalah ilmu To Im Cih Yang Menyambut Dengan Keras Mendorong Dengan Lunak, mengarah ke pintu rahasia tersebut"Kreeek!" Pintu rahasia itu Siao Tiap tertawa panjang, dan segera menerobos ke dalam, Setelah berada di dalam, ia tereengang karena dirinya telah berada di sebuah ruangan yang sangat besarMendadak muncul beberapa gadis, masing-masing membawa sebuah pipa tembaga, Kemunculan mereka membuat Na Siao Tiap mengerutkan kening. pada waktu bersamaan, gadis-gadis itu meniup pipa tembaga dan dari masing-masing pipa tembaga itu tersembur keluar asap kemerah-merahan. Na Siao Tiap pernah mendengar tentang asap beracun itu, maka ia langsung tertawa panjang sambil mengibaskan lengan bajunya. Ternyata ia mengerahkan ilmu Hian Men It Goan Kang Khi Hawa Murni Hian Men.Asap beracun itu langsung terhembus berbalik ke arah para gadis tersebut Mereka terkejut dan ingin meloncat mundur, namun sudah terlambat sebab asap beracun itu telah menyerang mereka, Tanpa mengeluarkan suara, mereka terkulai Siao Tiap tertegun menyaksikan itu, Di saat ia tertegun, mendadak ruang itu berubah gelap. Karena khawatir Lam Kiong Siu akan melakukan serangan gelap, maka Na Siao Tiap segera melancarkan dua pukulan untuk melindungi diri, lalu meloncat Siao Tiap berseru kaget, ternyata kakinya menginjak tempat kosong. seketika juga ia mengerahkan ginkangnya Ling Khong Sih Tou Terbang di Angkasa, sehingga badannya langsung melambung ke atas. Namun ketika ia baru mau melesat ke samping, tiba-tiba terdengar suara yang sangat dikenalnya."Adik Siao Tiap, engkaukah yang datang?"Begitu mendengar suara itu, hati Na Siao Tiap girang dan segera menyahut"Kakak Pek! Engkau berada di mana?" Na Siao Tiap membiarkan badannya merosot ke bawah."Aku di sini," jawab Pek Yun Hui."Kakak Pek. " Sete!ah kakinya menginjak lantai, Nn SiaoTiap mendekati tempat Pek Yun Hui bersuara. "Engkau datang seorang diri?" tanya Pek Yun Hui."Ya," sahut Na Siao Tiap. Kemudian air matanya meleleh, karena teringat akan keselamatan Bee Kun Bu serta Lie Ceng Loan yang dibawa pergi Co Hiong. Begitu gadis itu melangkah ke dalam sebuah ruangan, melihat Pek Yun Hui duduk bersila di situ dengan wajah serius. "Kakak Pek. ""Jangan masuk!" cegah Pek Yun sudah terlambat, karena Na Siao Tiap telah melangkah ke dalam."Kakak Pek!" serunya."Kreeek!" pintu ruang itu tertutup kembali, sehingga Na Siao Tiap juga terkurung di dalam ruang api."Adik Siao Tiap. " Pek Yun Hui bangkit berdiri sambilmemegang bahu Na Siao Tiap. Pek Yun Hui tereengang sebab melihat air mata adik seperguruannya itu meleleh, "Engkau. ""Kakak Pek!" Air mata Na Siao Tiap berderai."Adik Siao Tiap, kenapa engkau menangis?" tanya Pek Yun Hui"Kakak Pek, hatiku.,, hatiku berduka sekali," jawab Na Siao Tiap terisak-isak."Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya, kemudian manggut-manggut seraya bertanya lembut "Apa-kah dalam hatimu telah mencintai seseorang?""Ya." Na Siao Tiap mengangguk"Oooh!" Pek Yun Hui tertawa paksa. "Siapa orang yang engkau cintai? BoIehkah aku tahu?""Kakak Pek, dia... dia ada!ah. " Na Siao Tiap menariknafas dalam-dalam sambil memberitahukan". Bee Kun Bu!"Pek Yun Hui telah menduga itu, maka ia sudah tidak " kaget lagi, hanya saja merasa khawatir"Adik Siao Tiap! Engkau. " Pek Yun Hui justru tidak tahuharus mengatakan apa. "Kakak Pek, apakah Bee Kun Bu tidak berharga untuk dicintai?" tanya Na Siao Tiap mendadak."Bee Kun Bu seorang pemuda yang gagah, tampan, jujur dan berbudi luhur tentunya berharga untuk di-cintai," sahut Pek Yun Hui sambil menarik nafas."Kakak Pek!" Na Siao Tiap menatapnya, "Apakah engkau juga mencintainya dalam hati?""Siao Tiap. " Pek Yun Hui tertegun "Kita sudah bagaikankakak beradik kandung, maka tiada yang perlu dirahasiakan Aku memang pernah berpikir begitu, tapi aku masih dapat mengendalikan diri.""Kakak Pek, aku pun telah berpikir berulang kali, harus mengendalikan diri, Karena aku mencintai se-seorang, di dunia aku akan kehilangan seseorang yang amat baik, Namun... aku tidak mampu mengendalikan diri, aku. akutelah mencintainya," ujar Na Siao Tiap dengan air mata berderai~derai."Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya dengan heran. "Kenapa di dunia engkau akan kehilangan seseorang yang amat baik?"Sebab almarhumah telah memberi amanat padaku, kalau aku telah mencintai seseorang, maka aku pun harus memperdengarkan irama Mi Hun Li Cin padanya." Na Siao Tiap memberitahukan"Maksudmu?" Pek Yun Hui tidak mengerti"Aku harus membunuh orang yang kucintai itu." Na Siao Tiap menjelaskan ibuku telah meninggal, maka aku harus mentaati amanatnya-""Siao Tiap!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Apakah engkau tega membunuh Bee Kun Bu?""Kakak Pek, itu apa boleh buat." Na Siao Tiap menggeleng-gelengkan kepala, "Setelah membunuhnya, aku akan bunuh diri mendampinginya." Pek Yun Hui terdiam, ia tahu bahwa itu merupakan urusan yang amat serius, Kalau itu terjadi, Lie Ceng Loan pun pasti mati, mungkin juga Souw Hui Hong akan bunuh diri pu!a, Sebab gadis-gadis itu, telah terjerat dalam jaringan asmara."Kakak Pek!" tanya Na Siao Tiap mendadak memecahkan keheningan "Apakah Bee Kun Bu juga terkurung di dalam istana ini?""Aku telah menolongnya keluar dari sini," jawab Pek Yun Hui memberitahukan ia memang tidak tahu kemunculan Souw Peng Hai dan Co Hiong, karena ia sudah berangkat ke istana Pit Sia Kiong, maka ia menjawab begitu."Haah?" Na Siao Tiap terkejut bukan main "Kalau begitu, adik Loan telah terjebak!""Siao Tiap!" Pek Yun Hui tereengang, "Kenapa engkau mengatakan adik Loan terjebak?""Terjebak oleh Co Hiong!" Na Siao Tiap memberitahukan "Apa?" Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun "Apa yangtelah terjadi, cepatlah ceritakan!"Na Siao Tiap segera menceritakan tentang Co Hiong ke gunung Kwat Cong San menemui Lie Ceng LoanPek Yun Hui diam saja setelah mendengar itu, sebab sama sekali tidak menduga akan kejadian tersebut, bahkan kitab Kui Goan Pit Cek pun telah hilang."Kakak Pek, kini Bee Kun Bu berada di mana?" tanya Na Siao Tiap."Dia berada di sebuah lembah bersama Giok Siauw Sian Cu." Pek Yun Hui memberitahukanBegitu mendengar Bee Kun Bu bersama Giok Siauw Sian Cu, seketika di dalam hati Na Siao Tiap terganjel sesuatu, yaitu rasa cemburu."Kakak Pek! Ayohlah! Kita harus segera meninggalkan ruang ini!" ajak Na Siao Tiap, "Mau apa tetap berada di sini?" "Siao Tiap!" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala, "Tidak gampang kita meninggalkan ruang ini.""Lho? Kenapa?" tanya Na Siao Tiap, "Kenapa Kakak mengatakan begitu?""Engkau harus tahu. " Pek Yun Hui menunjuk ke sana kemari. "Kini kita terkurung di dalam ruang api yang dilengkapi dengan formasi Ngo Heng Tin, maka sulit bagi kita meninggalkan ruangan ini.""Lalu apa gunanya kita terus berdiam diri?""Kalau kita diam, tentu tidak akan terjadi apa-apa." "Bagaimana kalau kita terus terkurung di sini?" Na SiaoTiap mengerutkan kening, "Sampai kapan kita akan terkurungdi sini?""Entahlah." Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Aku tidak mengetahuinya"Kakak Pek, seandainya formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, apa pula yang akan terjadi?" tanya Na Siao Tiap."Kalau formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, kemungkinan besar ruangan ini akan menjadi lautan api," jawab Pek Yun Hui memberitahukan."Oh?" Air muka Na Siao Tiap berubah, kemudian ujarnya setelah berpikir sejenak "Seandainya ruangan ini menjadi lautan api, mungkin kita masih dapat meng-halaunya dengan angin pukufan.""Aku pun telah berpikir begitu, dengan tenagaku seorang diri, memang masih mampu berlahan, Tapi lama kelamaan tentu akan kehilangan banyak hawa murni, lalu harus bagaimana sesudah itu?""Kakak Pek!" Mendadak Na Siao Tiap tersenyum. "Kita sungguh bodoh!""Maksudmu?" "Pintu rahasia itu " Na Siao Tiap menunjuk ke arah pinturahasia tersebuL "Dengan tenaga kita berdua, bagaimana mungkin tidak mampu membuka pintu itu?"Usai berkata begitu, Na Siao Tiap langsung mengerahkan Lweekangnya memukul pintu itu."Siao Tiap, jangan bertindak sembarangan!" cegah Pek Yun Hui dengan wajah tetapi, Na Siao Tiap telah melancarkan pukulannya ke arah pintu itu, dan terdengarlah suara yang memekakkan rahasia tersebut tampak tergoncang. Kalau dihantam terus-terusan dengan pukulan yang mengandung Lweekang, niseaya pintu rahasia itu akan Siao Tiap tampak gembira, dan segera melancarkan sebuah pukulan waktu bersamaan, muncullah beberapa lubang di dinding, sekaligus mengeluarkan suara yang amat memekakkan telinga, Terkejutlah Na Siao Tiap dan Pek Yun di saat itu pula mereka berdua merasa panas sekali, seakan dipanggang di atas api yang berkobar-kobar."Siao Tiap, engkau telah menggerakkan formasi Ngo Heng Tin dengan pukuIan-pukulanmu, mungkin api akan segera menyala, Cepat bersiap-siaplah!" ujar Pek Yun Hui."Ya." Na Siao Tiap mengangguk sementara lubang-lubang itu terus mengeluarkan4 hawa yang amat panas, disertai pula dengan suara gemuruh Tak lama tampaklah api yang menyala menerobos dari lubang itu ke ruangan tersebut "Kakak Pek!" ujar Na Siao Tiap terkejut "Sungguh lihay jebakan di sini!""Tidak salah." Pek Yun Hui manggut-manggut "Ka-lau tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu berani memusuhi kaum Bu Lim di Tionggoan?""Kakak Pek. " Na Siao Tiap tampak menyesal, "Akubersalah karena memukul sembarangan Apakah engkau menyalahkan aku?""Tentu tidak," Pek Yun Hui tersenyum "Adik Siao Tiap, engkau tidak perlu berkata begitu.""Kakak Pek. " Na Siao Tiap menarik nafas panjang,"Mungkin tidak lama lagi kita akan mati terbakar di ruangan ini."Pek Yun Hui juga menarik nafas, kemudian mulai mengibaskan lengan bajunya ke arah lubang-lubang itu, begitu pula Na Siao Tiap, maksud mereka agar api itu tidak menerobos ke dalam ruangan tersebut"Kakak Pek, aku ingin bertanya padamu." ujar Na Siao Tiap mendadak."Engkau mau bertanya apa, tanyalah!" sahut Na Siao Tiap. ia merasa heran dan tidak dapat menduga apa yang akan ditanyakan Na Siao Tiap."Aku mencintai Bee Kun Bu, menurut Kakak apakah dia tahu?" ternyata ini yang ditanyakan Na Siao Pek Yun Hui menarik nafas, Dalam keadaan yang begini gawat, Na Siao Tiap masih tidak melupakan Bee Kun Bu. Dapat dibayangkan, betapa cintanya pada pemuda tersebut Lalu kelak harus bagaimana membereskan jaringan asmara ini?"Dia tahu atau tidak, bagaimana mungkin aku bisa menerkanya?" sahut Pek Yun Hui. "Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan se-suatu, namun tiba-tiba segulung api dari lubang itu menerjang ke Na Siao Tiap langsung mengayunkan tangan-nya, dan timbullah angin yang amat kencang berhembus ke arah api itu, membuat api itu padam tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah tampak lelah sekali, sebab setiap saat pasti ada api menyembur ke arah mereka melalui lubang-lubang itu, bahkan pakaian mereka pun telah terbakar sana sini."Kakak Pek, aku punya suatu ide," ujar Na Siao Tiap serius."Apa idemu?""Kalau terus-menerus begini, kita akan kehabisan tenaga, Bagaimana kalau kita mengerahkan ilmu To Im Cih Yang untuk mendorong api itu agar membakar dinding sampai roboh?""Benar." Wajah Pek Yun Hui tampak gembira, "Ke-napa dari tadi aku tidak memikirkan cara ini?""Kakak Pek, mari kita mulai!" ujar Na Siao Tiap, Ketika segulung api mengarah padanya, ia segera mengerahkan ilmu To Im Cih Yang, dan api itu pun terdorong ke arah pula Pek Yun Hui, ketika ada segulung api mengarah padanya, ia pun langsung mendorong api itu kearah dinding dengan ilmu To Im Cih Yang, Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara "Krek! Krek!""Kakak Pek!" Na Siao Tiap tertawa, "Lam Kiong Siu kira dapat mengurung kita di sini selamanya, tidak tahunya kita punya cara untuk ke luar dari sini,""Adik Siao Tiap, kita masih menghadapi tiga rintangan." Pek Yun Hui memberitahukan dengan wajah serius. "Jangankan cuma tiga rintangan, tiga puluh rintangan pun pasti ku terjang semuanya," sahut Na Siao Tiap tidak takut sama Krek! Dinding yang terbakar itu terus berbunyi. "Tidak lama lagi, dinding itu pasti roboh," ujar Pek Yun salah apa yang dikatakannya, berselang sesaat, robohlah dinding tersebut seketika juga Na Siao Tiap melesat ke luar melalui dinding yang telah roboh itu. Pek Yun Hui pun segera melesat ke luar menyusulnyaKeluar dari ruangan itu, mereka berdua berada di dalam ruangan lain, pintu di ruangan itu terbuka sedikit, tampak sedikit cahaya di dalamnya."Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap. "Masih ada jebakan apa, cepatlah perlihatkan pada kami!""Kalian berdua, terjanglah terus ke depan!" Ter-dengar suara sahutan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu."Hmm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Kalau engkau tidak berani memperlihatkan diri, kami pasti dapat memaksamu memperlihatkan diri! Bisa berapa lama engkau bertahan di dalam istana ini?""He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh. "Kalian berdua pasti tidak bisa ke luar!""Jangan omong besar! Engkau adalah kura-kura yang menyembunyikan kepala!" Caci Na Siao Tiap sambil mendekati pintu terali itu. Pek Yun Hui mengikutinya dari masuk ke dalam, Na Siao Tiap mengerutkan kening, karena tempat itu menyerupai sebuah kamar, semua dindingnya terdiri dari baja putih yang mengeluarkan hawa tengah-tengah kamar itu terdapat sebuah batu besar berbentuk segi empat panjang, mirip sebuah tempat tidur Di atas bergantung sebuah kapak tajam, tidak terdapat benda lain lagi."Eh?" Na Siao Tiap berpaling "Kakak Pek, kok engkau tidak masuk?"Ternyata Pek Yun Hui berdiri di luar pintu terali itu. Ketika ia baru mau menyahut tiba-tiba pintu terali itu bergerak seakan mau tutup Pek Yun Hui. ia segera menahan pintu terali itu agar tidak tertutup, Akan tetapi, pintu terali itu masih terus bergerak, padahal Pek Yun Hui telah mengerahkan Lweekangnya untuk menahan."Adik Siao Tiap! cepatlah engkau ke luar!" pintu terali itu tertutup, berarti Na Siao Tiap akan berpisah dengan Pek Yun Hui."Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan sesuatu "Cepat!" seru Pek Yun Hui cemas, Kelihatannya ia sudahtidak kuat menahan pintu terali itu lagi."Ya," sahut Na Siao Tiap, Ketika ia baru mau melangkah mendadak kapak yang bergantung di atas itu pun berayun ke arahnya."Hati-hati!" seru Pek Yun Hui. "Kapak itu "Na Siao Tiap sudah mendengar suara desiran di belakangnya, maka secepat kilat ia berkelitSiung! Kapak itu melewati kepala Na Siao Tiap, Karena itu, ia tidak keburu keluar Sebab pintu terali itu telah tertutup, Pek Yun Hui terpaksa berseru dari luar."Engkau harus berhati-hati!" "Ya," sahut Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap!" pesan Pek Yun Hui, "Engkau jangan menyentuh apa pun yang ada di dalam kamar itu!""Kalau begitu, kapan aku boleh menerjang ke luar?" tanya Na Siao Tiap."Adik Siao Tiap. " Suara Pek Yun Hui makin kecil,kemudian tak terdengar sama sekali."Kakak Pek! Kakak Pek. !" seru Na Siao Tiap berulangkali, tapi sudah tiada sahutan lagi."Na Siao Tiap!" Terdengar suara Kim Hun Tokouw yang dingin, "Tadi engkau telah omong besar, kenapa sekarang malah tampak ketakutan?""Siapa bilang aku ketakutan?" sahut Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap!" Terdengar lagi suara Pek Yun Hui."Jangan emosi, dia memang sengaja memancingmu!" "Kakak Pek. "Ting! Tang! Ting. Terdengar suara benturan bendakeras, itu membuat Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun"Pek Yun Hui!" Suara Kim Hun Tokouw. "Dirimu sendiri sudah dalam bahaya, jangan memikirkan orang lain! Lihatlah belakangmu!"Pek Yun Hui tidak segera menoleh ke belakang, sebab khawatir Kim Hun Tokouw sedang menjebaknya, Namun kemudian ia mencium bau yang amat aneh, itu memaksanya untuk menoleh ke belakang, terbelalaklah Pek Yun Hui. Ternyata ia melihat ratusan ekor ular beracun berbaris di situ sambil menyemburkan Yun Hui telah kehilangan pedangnya, maka terpaksa menggunakan sarung pedang sebagai senjata, ia lalu melangkah mundur hingga punggungnya membentur dinding. "He he he!" Suara tawa Kim Hun Tokouw, "Pek Yun Hui!Tahukah engkau ular jenis apa itu?"Seorang gadis berbaju hijau menggeletak di mutiara yang disentil Pek Yun Hui tepat mengenai jalan darah di tubuh gadis ke empat puluh enamLie Ceng Loan Berlemu Kim Hun TokouwPek Yun Hui tidak berniat membunuh gadis berbaju hijau itu. Karena ia masih ingat akan salah seorang gadis yang mengorbankan nyawanya demi menolong Bee Kun Bu. itu berarti masih ada orang baik di dalam istana Pit Sia Kiong."Engkau tidak usah takut," ujar Pek Yun Hui setelah membebaskan jalan darah gadis berbaju hijau itu mendongakkan kepala, Begitu melihat Pek Yun Hui yang sedemikian anggun, seketika ia menundukkan kepala."Lam Kiong Siu berada di mana?" tanya Pek Yun Hui. "Aku dengar... dia berada di ruang pengontrol jebakan,"jawab gadis berbaju hijau itu. "Bawa kami ke ruang itu!""Lie Hiap Pendekar Wanita, kami semua tidak tahu di mana ruangan itu. Hanya majikan istana seorang yang tahu."jawaban gadis berbaju hijau itu mencemaskan hati Pek Yun Hui. Sebab kalau tidak bertemu Lam Kiong Siu, sulitlah baginya untuk menolong Na Siao Tiap. Lam Kiong Siu berada di mana, tiada seorang pun yang tahu."Kakak Bu? Di mana Kakak Bu?" tanya Lie Ceng Loan. "Kakak Bu?" gadis berbaju hijau itu tereengang. "Kakak Buadalah Bee Kun Bu." Lie Ceng Loan memberitahukan."Oh, Bee Kun Bu! Dia dikurung di ruang bawah tanah," ujar gadis berbaju hijau itu. "Apa?!" Pek Yun Hui terperanjat ia mencengkeram tangan gadis berbaju hijau itu. "Kapan dia ke mari?""Sudah dua tiga hari, Majikan istana yang menangkapnya, Bahkan ada seorang wanita. ""Siapa wanita itu?" "Giok Siauw Sian Cu.""Cepatlah bawa kami pergi menemuinya!" ujar Pek Yun Hui mendesak gadis berbaju hijau itu."He he!" Mendadak Kiu Tok Sian Ong tertawa Engkau jangan macam-macam!""Aku. " Gadis berbaju hijau itu tampak takut sekali kepadaKiu Tok Sian Ong, "Aku tidak berani. ""Siauw Lan!" Terdengar suara gadis lain di tempat yang agak jauh, "Engkau berani membantu orang luar, apakah tidak takut kalau Kiong Cu akan menghukummu?""Aaakh. " keluh gadis berbaju hijau itu dengan wajah pucatpias. "KaIian. kalian ampunilah aku!""Kami cuma menghendaki agar engkau membawa kami pergi menemui Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan, "ltu bukan urusan besar, kan?""Tapi aku. " Wajah gadis berbaju hijau itu bertambahpucat, Kini ia berada di tangan mereka, Kalau ia membawa mereka pergi menemui Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu pasti menghukumnya dengan cara yang sadis, itulah yang membuatnya ketakutan sekali sehingga ping-san."Kakak Pek, Lo Sian Ong!" Lie Ceng Loan menghela nafas, "Kita jangan mendesaknya lagi, kasihan! Lebih baik kita cari sendiri saja, agar dia tidak dihukum majikannya.""Sungguh baik hati Nona Lie." Puji Kiu Tok Sian Ong dan menambahkan "Tiada duanya di kolong lagit." "Lo Sian Ong!" Pek Yun Hui tersenyum. "Pujian Lo Siang Ong memang tepat, Adik Ceng Loan amat baik sehingga orang jahat pun dianggapnya orang baik pula.""Kakak Pek!" Lie Ceng Loan tertawa, "Aku tahu yang engkau maksudkan Co Hiong, kan?""Ya." Pek Yun Hui mengangguk Setelah itu mereka bertiga lalu melesat ke tiga puluh depa kemudian, ke tiga orang itu sudah sampai di ujung dan sekaligus memandang ke depan. Di sana gelap gulita tidak tampak apa pun. Namun di sebelah kiri dan kanan tampak sedikit Tok Sian Ong menengok ke kiri dan ke kanan, lalu menggerakkan tangannya, Ternyata ia menyambit-kan senjata rahasia ke dua arah Tak! Dua buah senjata itu jatuh di lantai. "Mari kita ke sana!" ujar Kiu Tok Sian Ong sambilmenunjuk tempat yang ada cahayanya."Lo Sian Ong!" sahut Pek Yun Hui. "Mungkinkah tempat yang bereahaya itu merupakan suatu jebakan bagi kita?""Ha ha!" Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak, "Per-mainan Lam Kiong Siu cuma permainan anak-anak. Julukanku Kiu Tok Sembilan Racun, Kalau dia menggunakan racun, berarti dia telah bertemu leluhurnya."Pek Yun Hui tersenyum Kalau Lam Kiong Siu menggunakan racun, tentu Kiu Tok Sian Ong dapat menghadapinya. Akan tetapi, apabila Lam Kiong Siu menggunakan selain racun, Kiu Tok Sian Ong pasti akan kerepotanitu tidakdiutarakan Pek Yun Hui, sebab saat ini tidak baik untuk berdebat Lagi pula Kiu Tok Sian Ong tergolong tingkatan tua, maka biar bagaimanapun ia harus menghormatinya."Baik." Pek Yun Hui manggut-manggutMereka bertiga menuju tempat yang bereahaya ttu. Setelah beberapa depa kemudian, Kiu Tok Sian Ong memungut senjata rahasia yang disambitkannya Pek Yun Hui memandang ke depan, masih tidak tampak ujungnya, Maka tidak heran kalau ia mengerutkan kening."Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan heran. Tempat yang kita lalui mirip sebuah lorong, tapi kenapa tidak ada ujungnya?""Adik Loan,..." Pek Yun Hui meno!ehkan kepalanya ke belakang, gadis itu tampak tertegun dan terkejut "Celaka!"Kiu Tok Sian Ong dan Lie Ceng Loan juga menoleh ke belakang, Mereka berdua pun tampak tertegunKetika mereka bertiga memasuki tempat ini, sama sekali tidak menoleh ke belakang, Saat ini mereka menoleh ke belakang, justru melihat kabut kekuning-ku-ningan, Sungguh mengherankan, kabut itu tidak bergerak Entah kabut apa itu?"Eh?" Lie Ceng Loan tereengang "Permainan apa lagi itu?" Lie Ceng Loan mendekati kabut itu. Terkejutlah Pek YunHui dan segera berseru."Adik Loan, jangan ke sana!"Namun sudah terlambat Lie Ceng Loan telah masuk ke kabut tersebut bahkan tidak tampak bayangannya lagi."Adik Loan!" seru Pek Yun Hui cepat "Engkau harus di'am! Kalau engkau bergerak tidak akan bertemu Kakak Bumu lagi!"Pek Yun Hui tahu, bahwa Lie Ceng Loan pasti menuruti perkataannya, Tapi kalau ditambah dengan nama Bee Kun Bu, gadis itu pasti tidak berani bergerak "Kakak Pek, aku tidak akan. " Lie Ceng Loan inginmenyahut "Aku tidak akan bergerak", namun mendadak ia menjerit kaget "Akh! Kakak Pek, ada orang me-nyerangku!"Terkejutlah Pek Yun Hui. ia segera berseru agar Lie Ceng Loan bergerak"Adik Loan, kalau ada orang menyerangmu engkau boleh bergerak membalasnya!"Hanya terdengar suara Lie Ceng Loan, sama sekali tidak mendengar suara apa pun. Karena itu, Pek Yun Hui bersiap menerjang ke arah kabut tersebut Tapi pada waktu bersamaan, kabut itu bergerak ke waktu sekejap, Pek Yun Hui telah terkurung kabut tebal yang warnanya kekuning-kuningan itu, seketika Pek Yun Hui merasa matanya gelap, tidak dapat melihat apa segera menoleh ke belakang, namun tidak tampak Kiu Tok Sian Ong, sebab terhalang kabut tebal itu."Lo Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui, "Bagaimana keadaanmu?""Nona Pek!" sahut Kiu Tok Sian Ong memberitahukan "Kita telah terkurung di dalam formasi kabut Engkau jangan bergerak, aku akan coba mendekatimu!""Ya!" sahut Pek Yun Hui, Ternyata dugaannya tadi tidak salah, Tempat ini merupakan suatu jebakan bagi mereka. Namun ia tidak menyalahkan Kiu Tok Sian Ong, Kemudian ia berseru bertanya pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, masih ada orang menyerangmu?""Tidak. Hah? Hei! Siapa engkau?" bentak Lie Ceng Loan."Adik Loan. " Pek Yun Hui terkejui. Namun sudah tidakterdengar suara Lie Ceng Loan saat itu puIa, Pek Yun Hui merasa ada desiran angin di belakangnya, ia segera menoleh, namun tidak melihat apa pun. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera melancarkan sebuah pukulanBetapa dahsyatnya pukulan Pek Yun Hui. pukulannya mampu mencapai jarak jauh, tapi terhalang oleh kabut tebal, sehingga kedahsyatannya jadi berkurang."Nona Pek!" Suara Kiu Tok Sian Ong, "Kabut kuning ini bukan kabut biasa, engkau jangan sembarangan melancarkan pukulan!"Pek Yun Hui tahu bahwa Kiu Tok Sian Ong berpengalaman maka ia pun tidak melancarkan pukulan lagi. Akan tetapi, Pek Yun Hui merasa heran, sebab tadi Kiu Tok Sian Ong bilang mau mendekatinya, tapi kenapa saat ini suaranya malah agak jauh?"Lo Sian Ong berada di mana?" tanya Pek Yun Hui." Aku sedang mendekatimu," sahut Kiu Tok Sian Ong, Sungguh mengherankan, suara orang itu bertambah sadarlah Pek Yun Hui, bahwa formasi kabut kuning ini memang sungguh lihay."Lo Sian 0ng. " sebetulnya Pek Yun Hui inginmengingatkannya jangan terpengaruh oleh kabut kuning, namun di saat bersamaan meluncur empat buah belati ke arahnya. Yang mengejutkan Pek Yun Hui adalah ke empat buah belati itu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Padahal gadis itu berkepandaian begitu tinggi, namun masih tidak mendengar suara desiran senjata Pek Yun Hui tidak memegang senjata apa yang tadi dipegangnya telah dikembalikan kepada Lie Ceng Loan Karena itu ia terpaksa membungkukkan empat senjata itu melewati kepalanya, Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui menyentilkan jari telunjuknya ke arah senjata-senjata Trang! Trang! Tiga buah belati terpukul ke atas, Pek Yun Hui cepat-cepat menjulurkan tangannya untuk menangkap belati yang meluncur terakhir lalu disimpan di dalam bajunya."Adik Loan!" Pek Yun Hui teringat pada gadis itu. "Adik Loan, engkau berada di mana?"Pek Yun Hui berteriak lantang, tetapi tiada suara sahutan Lie Ceng Loan. Cemaslah hatinya ia langsung melesat ke depan Berselang beberapa saat kemudian, barulah ia berhentiNamun sungguh mengherankan ia masih berada di dalam kabut kuning tebal itu. Pek Yun Hui tertegun Tadi ia ingin mengingatkan Kiu Tok Sian Ong, namun kenapa sekarang dirinya malah bertindak ceroboh begitu?Pek Yun Hui tidak dapat melihat apa pun. Bahkan tidak tahu dirinya berada di mana, Gadis itu berusaha tenang dan mengingat kembali tempat yang dilaluinya tadi, sepertinya ia berada di suatu tempat yang tiada itu terus berpikir Setelah itu ia mengarah ke kiri beberapa depa, lalu berputar ke kanan lagi, Namun memang mengherankan, ia berjalan ke mana pun tetap tidak menemukan dinding ruanganDirinya seakan berada di sebuah padang pasir yang tiada batasnya, Akhirnya ia berhenti untuk menunggu perkembangan dan di mana Lie Ceng Loan? Ketika memasuki kabut kuning itu, Lie Ceng Loan menyadari adanya gelagat yang tak beres, Gadis itu membalikkan badannya, tapi sudah tidak melihat Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong, karena tertutup oleh kabut kuning yang amat tebalPada waktu bersamaan, Lie Ceng Loan mendengar suara Pek Yun Hui yang menyuruhnya jangan bergcrak, Maka ia tidak berani bergerak sama sekaliDi saat itu, mendadak meluncur empat buah belati ke arah Lie Ceng Loan Untung gadis itu bergerak cepat menghindar kalau tidak badannya pasti sudah tertancap senjata tajam tersebutKarena itu, Lie Ceng Loan langsung menghunus pedangnya untuk berjaga-jaga. Tiba-tiba ia mendengar suara wanita."Engkau ingin bertemu Bee Kun Bu?"Lie Ceng Loan terperanjat dan segera menoleh, namun tidak melihat apa pun di belakangnya, Oleh karena itu, ia siap menggerakkan pedangnya, Akan tetapi ia teringat bahwa suara tadi menyebut nama Bee Kun Bu. itulah yang membuatnya tidak jadi menggerakkan pedangnya."Kalau engkau ingin bertemu Bee Kun Bu, janganlah bersuara!" Terdengar lagi suara wanita itu dan menambahkan "Cepat ikut aku!""Engkau berada di mana?" tanya Lie Ceng Loan dengan suara sahutan, namun mendadak muncul sebuah belati yang mengkilap mengarah Lie Ceng Loan."Haah...?""Jangan takut!" bisik wanita itu, "Peganglah ujung belati ini, ikuti ke mana aku pergi!"Lie Ceng Loan tertegun Demi bertemu Bee Kun Bu, bahaya apa pun harus ditempuh, pikirnya, Kemudian dengan dua jarinya ia menjepit belati itu mulai bergerak Lie Ceng Loan mengikuti gerakan belati itu ke mana saja, ia merasa melewati beberapa tikungan Berselang beberapa saat kemudian, tiba-tiba di hadapannya berubah menjadi gelap sekali Kabut kuning itu pun sudah tidak kelihatan lagi Namun Lie Ceng Loan justru melihat seorang wanita menggenggam belati tersebut Begitu melihat wanita itu, ia pun langsung bertanya."Kakak! Di mana Kakak Bu?" Sebelum wanita itu menjawab, mendadak berkelebat sosok bayangan Dalam sekejap mata sosok bayangan itu sudah berada di hadapan mereka."Kiong Cu Majikan Istana!" panggil wanita itu dengan hormatKetika mendengar wanita itu memanggil "Kiong Cu", Lie Ceng Loan segera melepaskan jari tangannya yang menyepit ujung belati itu, kemudian mendadak menyerang wanita yang baru muncul dengan jurus Coan Yun Cai Goat Menembus Awan Memetik Bulan.Jurus tersebut adalah ilmu pedang partai Kun Lun yang disebut Tui Hun Cap Ji Kiam Dua Belas jurus Mengejar Setan. Setelah mengeluarkan jurus itu, sisa sebelas jurus itu pun digerakkan secara beruntun pula, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya serangan-se-rangan Lie Ceng Loan menyerang wanita yang baru muncul itu begitu dahsyat? Ternyata ia telah mengetahui, bahwa wanita tersebut Lam Kiong Siu."Hm!" dengus Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu dingin kemudian bertanya pada wanita itu, "Benarkah gadis ini bernama Lie Ceng Loan?""Aku memang Lie Ceng Loan!" sahut gadis itu cepai dan bertanya, "Di mana Kakak Bu?"Ketika menyahut, serangan-serangannya juga telah mengarah pada Kim Hun melihat serangan-serangannya itu, Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, lalu berkelit ke samping, sedangkan Lie Ceng Loan lalu berhenti Hun Tokouw menatapnya tajam, kemudian melangkah maju mendekati Lie Ceng Loan."Engkau jangan maju lagi!" bentak Lie Ceng Loan sengit "Engkau bukan orang baik, kalau maju lagi, aku pasti menyerangmu!" "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, lalu menghentikan langkahnya, Namun matanya menatap tajam ke arah Lie Ceng Ceng Loan juga memandang Kim Hun Tokouw dengan penuh perhatian Karena tempat itu amat gelap, maka tadi ia tidak melihat jelas dirinya, Kini jarak mereka cukup dekat, maka Lie Ceng Loan dapat melihatnya agak melihat Kim Hun Tokouw, Lie Ceng Loan merasa heran, karena tidak menyangka kalau wanita itu begitu cantik, sementara Kim Hun Tokouw juga menatapnya dengan penuh perhatian Berselang sesaat ia tersenyum dingin seraya berkata."Aku kira engkau secantik bidadari, tidak tahunya masih berbau pupur!"Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan sama sekali tidak tersinggung maupun gusar, melainkan malah ter-tawa."Kakak Lam Kiong, engkaulah yang secantik bidadari sesungguhnya Lie Ceng Loan berkata setulus hati, tapi Kim Hun Tokouw mengira gadis itu menyindirnya."Hm!" dengusnya, wajahnya berubah kemerah-merahan. "Kakak Lam Kiong!" tanya Lie Ceng Loan, "Di mana KakakBu?""Engkau menanyakan Bee Kun Bu?" Kim Hun Tokouw balik bertanya."Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Di mana Kakak Buku?" "Kakak Bumu?" Kening Kim Hun Tokouw mengerut, "Diamilikmu?""Dia kakak seperguruan ku, maka aku selalu memanggilnya begitu. Memangnya kenapa?" Lie Ceng Loan tampak kebingungan "Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau sangat mencintainya dalam hati, kan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Lam Kiong, cepatlah lepaskan dia!""Lie Ceng Loan!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Engkau begitu mencintainya, tentu bersedia melakukan apa pun demi dia, kan?""Ya." Lie Ceng Loan mengangguk"Bagus." ujar Kim Hun Tokouw sepatah demi sepatah "Kini Bee Kun Bu berada di tanganku, Mati hidupnya juga berada di tanganku, Kalau engkau tidak menghendakinya mati, maka engkau harus menuruti kata-kataku.""Engkau... engkau mau menyuruhku melakukan apa?" tanya Lie Ceng Loan cemas dan tergagap."Engkau harus menulis sepucuk surat, yang isinya mengatakan bahwa engkau sudah punya kekasih baru, karena itu engkau tidak mencintainya lagi," sahut Kim Hun Ceng Loan menggigit bibir Matanya menatap tajam ke arah Kim Hun Tokouw seraya berkata keras."Aku tidak mau menuruti perintahmu!""Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Kalau begitu, Bee Kun Bu pasti mati lantaran sahutanmu yang tegas itu."Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat Gadis itu tampak gugup, panik dan cemas sekali Kemudian mendadak ia menyerang Kim Hun Tokouw dengan pedang-nya. ia mengeluarkan jurus Coan Yun Cai Goat Me-nembus Awan Memetik Bulan.Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil mundur Tiba-tiba tangannya bergerak dan seketika di tangannya telah bertambah sehelai selendang, bahkan sekaligus melayang cepat ke arah pedang Lie Ceng Loan. Dalam waktu sekejap, pertarungan mereka sudah melewati beberapa jurus. Lie Ceng Loan menyerang Kim Hun Tokouw dengan ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam. Namun tangan kirinya juga ikut menyerang dengan jurus-jurus aneh, yakni ilmu tangan kosong dari buku catatan Sam Im Sin Ni, yang diajarkan Liong Giok Pin melihat Lie Ceng Loan, Kim Hun Tokouw menganggapnya sebagai anak gadis yang masih berbau pupur Namun kini amat terkejut, karena tidak menyangka kalau gadis itu memiliki kepandaian begitu tinggi"Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan. "Kakak Pek dan Kakak Siao Tiap telah menyerang ke dalam istana Pit Sia Kiong ini, bahkan Kiu Tok Sian Ong pun telah datangi Cepatlah bebaskan Kakak Bu, aku akan menyuruh mereka jangan menyusahkanmu!""He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Na Siao Tiap telah terkurung di ruang besi, sedangkan Pek Yun Hui dan setan tua itu pun telah terkurung di formasi kabut kuning!Engkau pikir mereka akan ke mari menolongmu? Huh! jangan mengimpikan itu!""Oh?" Lie Ceng Loan memperhebat serangannya. "Tunggu!"tentak Kim Hun Tokouw sambil meloncatmundurLie Ceng Loan berhenti menyerangnya, namun pedangnya tetap diluruskan ke depan."Apakah engkau bersedia membebaskan Kakak Bu?" tanyanya."Engkau ikut aku ke dalam, aku akan memperlihatkan sesuatu kepadamu," sahut Kim Hun Tokouw serius."Cepat bawa aku ke sana!" Lie Ceng Loan girang sekali ia mengira Kim Hun Tokouw akan membebaskan Bee Kun Hun Tokouw tertawa dingin, Mendadak ia melesat ke dalam dan diikuti Lie Ceng Loan dari belakang. Setelah melewati beberapa tikungan, tiba-tiba Lie Ceng Loan terbelalak, karena dirinya sudah berada di sebuah ruangan berdinding kristalLie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, namun tidak tampak Bee Kun Bu berada di situ, Keningnya langsung berkerut"Di mana Kakak Bu?" tanyanya."Kenapa engkau begitu tegang?" sahut Kim Hun Tokouw, Kemudian ia menggerakkan selendangnya mengarah ke sebuah tombol Dinding kristal itu Ceng Loan memandang ke sana, wajahnya tampak berubah dan berseru seperti orang kehilangan sukma."Kakak Bu! Kakak Bu. "Ternyata Lie Ceng Loan melihat seseorang digantung di atas, Tampak sebuah tungku yang menyala di bawahnya, Kepala orang itu tertunduk, rambutnya menutupi mukanya, Walau tidak menyaksikan wajahnya, namun Lie Ceng Loan mengenali, bahwa orang itu Bee Kun Bu. Betapa sakit dan sedihnya hati gadis itu melihat Bee Kun Bu sedang dipanggang di atas tungku, Lidah api dari dalam tungku itu terus menjilat kaki tahan Lie Ceng Loan menyaksikan keadaan itu. ia langsung menerjang ke sana, Akan tetapL..Buk! Badannya membentur sesuatu, sehingga membuatnya jatuh di luar dugaan, ternyata tempat itu dilapisi semacam kaca anti pecah, Lie Ceng Loan tidak melihat kaca itu, maka tadi ia langsung Ceng Loan segera bangkit berdiri, lalu menyerang kaca itu dengan pedangnya. Trang! Trang! Trang.,.!Waiau Lie Ceng Loan telah menyerang dengan sepenuh tenaga, tapi kaca itu sama sekali tidak pecah, sebaliknya tangan gadis itu yang terasa sakit sekali."Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan sengit, "Cepat buka kaca ini!"Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, Lie Ceng Loan memandang ke arah Bee Kun Bu lagi."Kakak Bu! Kakak Bu! Apakah engkau bisa melihat aku?" tetapi, Bee Kun Bu tidak bergerak sama sekalL Betapa cemas dan sedihnya hati Lie Ceng Loan, Men-dadak ia merasa dadanya bergejolak."Uaaakh. " MuIutnya menyemburkan darah segar,kemudian ia pun Kim Hun Tokouw cuma tersenyum di-ngin. ia memandang Lie Ceng Loan yang terkulai itu seraya berkata."Engkau harus melakukan apa yang kukatakan tadi!" "Lam Kiong Siu. " sahut Lie Ceng Loan !emah, "Engkau.,,engkau tidak akan membakarnya sampai mati kan?"Kim Hun Tokouw tidak menyahut Kemudian ia bertepuk tangan beberapa kali, lalu muncullah beberapa gadis di dalam ruang kaca itu. Kim Hun Tokouw memberi isyarat dengan tangannya, seketika juga gadis-gadis itu menambah bahan bakar ke dalam tungku tersebut"Aaaakh.,." keluh Lie Ceng Loan. Gadis itu nyaris pingsan karena api yang ada di dalam tungku itu bertambah besar."Bagaimana?" tanya Kim Hun Tokouw dingin "Apa-kah engkau masih tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi? Kalau aku memberi isyarat lagi, mereka pasti segera menurunkan tali itu!""TJdak!" teriak Lie Ceng Loan, Mendadak ia melesat ke arah Kim Hun Tokouw sambil menyerangnya dengan jurus Chun Yun Cak Can Awan Musim Semi Mulai Mengembang, Kemudian jurus itu berubah menjadi jurus Yah Hwee Sauh Thian Api Berkobar Membakar Langit. Serangan itu mengarah ke kepala Kim Hun Ceng Loan dalam keadaan emosi dan nekad karena menyaksikan keadaan Bee Kun Bu yang me ngenaskan itu. Maka tak mengherankan kalau serangan nya sangat dahsyatNamun lawannya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu. yang berkepandaian tinggi, bahkan juga sangat berpengalaman Tentu tidak gampang bagi Lie Ceng Loan untuk membunuhnya hanya dengan jurus-jurus tiba-tiba terjadi sesuatu yang sungguh mengejutkan, Ternyata ujung pedang Lie Ceng Loan berhasil membabat rambut Kim Hun Tokouw, Kalau Kim Hun Tokouw terlambat menundukkan kepalanya, mungkin saat ini kepalanya telah menggelinding di Ceng Loan tidak berhenti di situ, Gadis itu masih melanjutkan serangannya, ia mengerahkan ilmu pedang yang diajarkan Liong Giok terkejutnya Kim Hun Tokouw, ia bergerak cepat menghindari serangan lawan, kemudian mendadak balas menyerang dengan selendangnya mengarah ke dada Lie Ceng waktu bersamaan, tiba-tiba pedang Lie Ceng Loan berputar membentuk dua buah lingkaran, lalu ujungnya mengarah ke tenggorokan Kim Hun Kim Hun Tokouw, sebab andaikata selendangnya berhasil melukai lawan, tenggorokannya pun pasti berlubang akibat tusukan pedang, Lagi pula saat ini Lie Ceng Loan telah nekad tanpa menghiraukan nyawanya sendiri Walau ujung selendang Kim Hun Tokouw sudah dekat dengan dadanya, namun ia tetap melanjutkan serangannya.*****Bab ke 47 - Api Membakar Bee Kun Bu Menghanguskan Hati KekasihMenyaksikan Lie Ceng Loan begitu nekad, terperanjat-lah Kim Hun Tokouw, ia tidak mau mati konyot, maka secepat kilat meloncat mundur dua langkah sambil me-nyentakkan selendangnya. Ujung selendang itu langsung membalik membelit pedang Lie Ceng Loan, Namuft pedang Lie Ceng Loan tetap menyabet bahu Kim Hun saat bersamaan, ujung selendang Kim Hun Tokouw berputar ke arah dada Lie Ceng Loan, Tak terelak lagi, ujung selendang itu menghantam sasarannya."Aaakh!" jerit Lie Ceng Loan, Badannya terhuyung-huyung ke belakang beberapa telah terhuyung-huyung dan dadanya sudah terhantam oleh selendang lawan, namun Lie Ceng Loan masih dapat bertahan"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin. "Lihatlah ke sana!"Lie Ceng Loan segera memandang ke dalam ruang kaca, Ternyata punggung Bee Kun Bu telah ditindih dengan beberapa batang besi yang membara, sehingga mengeluarkan asap."Aaaakh. " Wajah Lie Ceng Loan pucat pias me-nyaksikannya, Kemudian ia menatap Kim Hun Tokouw dengan mata berapi-api."Kalau engkau tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi, Bee Kun Bu pasti mati terbakar!" ujar Kim Hun Tokouw dingin "Kalau aku menulis,.," sahut Lie Ceng Loan dengan air mata berderai-derai, "Dia... dia pun tidak akan pereaya!""Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau boleh bicara dengannya sekarang!""Ruangan itu dilapisi kaca, bagaimana mungkin dia dapat mendengar suaraku?" ujar Lie Ceng Loan."He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Aku punya cara agar dia dapat mendengar suaramu!""Aku... aku harus bilang apa padanya?" tanya Lie Ceng Loan, yang pipinya telah basah karena air matanya terus bereucuran"Bilang saja engkau sudah punya kekasih baru, maka tidak mencintainya lagi!" sahut Kim Hun Tokouw."Dia... dia tidak akan pereaya, sebab.,, sebab aku tidak punya teman pria lain!" Lie Ceng Loan memberitahukan"Gampang!" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau bilang saja telah mencintai Co Hiong! Jadi engkau tidak mempedulikannya lagi. Kalau pun bertemu, engkau pasti tidak akan meladeninya!""Kapan aku harus bilang begitu?" tanya Lie Ceng Loan dengan hati tersayat"Sekarang!""Aku.,, aku... mencintai. " Berkata sampai di situ,mendadak Lie Ceng Loan berteriak sekeras-kerasnya. "Kakak Bu, aku cuma mencintai dirimu seorang! AJcu tidak akan mencintai orang lain!""Dasar gadis sialan!" Caci Kim Hun Tokouw, ia langsung mengibaskan tangannya memberi isyarat pada murid- muridnya yang ada di dalam ruang kaca juga tubuh Bee Kun Bu yang tergantung itu merosot ke bawah", Lidah api yang ada di dalam tungku itu pun mulai membakar tubuh Bee Kun Bu. "Aaaakh..." keluh Lie Ceng Loan."Kalau engkau tidak bilang seperti yang kukatakan, Bee Kun Bu pasti segera hangus!" ujar Kim Hun Tokouw Ceng Loan memejamkan matanya, ia sudah tidak tega menyaksikan keadaan Bee Kun Bu."Engkau masih belum mau bilang begitu?" bentak Kim Hun Tokouw."Aku.,, aku sungguh mencintai Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan lemah dengan air mata bereucuran "Dia... dia pun tahu itu. Kenapa engkau,., engkau memaksaku harus bilang tidak mencintainya? Engkau ingin membuat hatinya berduka ?Kalau pun aku bilang begitu, dia pasti tidak akan pereaya."Karena Lie Ceng Loan bertanya begitu, mendadak wajah Kim Hun Tokouw tampak kemerah-merahan. Na-mun kemudian berubah penuh diliputi hawa membunuh"Bagus! Bagus! Engkau begitu keras hati tidak mau bilang begitu! Saksikanlah Kakak Bumu itu akan ba-gaimana!" ujarnya lalu tertawa Hun Tokouw memberi isyarat lagi, lalu tubuh Bee Kun Bu merosot ke bawah tepat di atas Ceng Loan memandang ke dalam ruang kaca. Gadis itu tampak tertegun ia berdiri seperti patung, Matanya terbelalak lebar, namun tidak menangis lagi."Ha ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa seperti orang gila, Di saat itulah mulut Lie Ceng Loan menyemburkan darah segar Gadis itu lalu membalikkan Hun Tokouw terus tertawa, Kelihatannya ia merasa gembira, Lie Ceng Loan menarik nafas da!am-dalam, ternyata ia menghimpun Lweekangnya, Tiba-tiba ia menggerakkan pedangnya menusuk ke arah Kim Hun Tokouw yang masih tertawa gelak itu. Walau Lie Ceng Loan telah menghimpun Lweekangnya, namun hawa murninya telah terganggu, maka Lwee-kangnya tidak begitu dahsyat Hun Tokouw menyentakkan selendangnya, seketika juga ujung selendang yang mengandung tenaga lunak itu menghantam tubuh Lie Ceng Loan, Gadis itu terpental beberapa depa bersama pedangnya, kebetulan mengarah ke ruang kaca, sehingga melihat tubuh Bee Kun Bu yang sudah tak bergerak sama sekali"Kakak Bu! Kakak Bu,.,!" jerit Lie Ceng Loan memilukan Siapa yang mendengar suara jeritannya, pasti akan mengucurkan air tetapi, Kim Hun Tokouw malah terus tertawa terkekeh-kekeh, Di saat bersamaan, terdengarlah suara yang membetot Trinng! Ternyata suara Hun Tokouw segera menoleh. Tampak seorang gadis berbadan langsing dan cantik jelita berdiri di situ, Ke dua tangan gadis itu memeluk sebuah gadis itu? Tidak lain Na Siao Tiap, Begitu melihatnya, Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia sama sekali tidak menyangka kalau Na Siao Tiap akan berhasil keluar dari ruang besi, Tadi getaran piepa itu nyaris membuatnya terkulai Oleh karena itu ia menyadari bahwa Na Siao Tiap bukan tandingannya, Secepat kilat ia melesat ke arah Dinding itu terbuka, Kim Hun Tokouw langsung melesat ke dalam, Kemudian dinding itu cepat sekali tertutup kembali"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Dasar pengecut, melihat aku langsung kabur!" Begitu melihat Na Siao Tiap, hati Lie Ceng Loan bertambah sedih, karena kemunculannya telah terlambat yakni setelah Bee Kun Bu mati meskipun Na Siao Tiap tidak muncul terlambat tetap juga tiada gunanya, sebab ia pun tidak mampu memecahkan dinding kaca."Eeeh?" Na Siao Tiap baru melihat Lie Ceng Loan, "Adik Loan, kenapa engkau.,.?""Kakak Siao Tiap. " Air mata Lie Ceng Loan ber-derai,"Kakak Bu,.,.""Kakak Bu kenapa?" tanya Na Siao Tiap cemas. "Dia. " Lie Ceng Loan menunjuk ke dalam ruang kaca,"Kakak Bu telah dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw." "Haaaah?" Wajah Na Siao Tiap pucat ia memang memandang ke dalam ruang kaca, tampak sebuah tungku dan sosok tubuh di atasnya, Namun ia tidak menyangka sama sekali kalau sosok yang tergantung di atas tungku itu Bee Kun Bu."Kakak Bu! Aku aku yang menyebabkan kematian-mu,"gumam Lie Ceng Loan sambil menangis sedih. "Tapi...bagaimana mungkin aku bilang tidak mencintai-mu?"Gumaman Lie Ceng Loan membuat Na Siao Tiap tereengang, Sebab gadis itu tidak tahu apa yang telah terjadi di situ, Namun ia telah menyaksikan sosok tubuh yang tergantung di atas tungku itu ternyata Bee Kun Bu. Air matanya pun langsung melelehLie Ceng Loan menatapnya, kemudian bangkit berdiri perlahan-lahan, dan sekaligus mendekati dinding ia jatuh duduk lagi di depan kaca dinding tersebut"Kakak Bu, kini" engkau telah mati. Aku pernah bilang, apabila engkau mati, aku pun tidak mau hidup lagi, sungguh!" ujarnya bernada tenang. Tiba-tiba Lie Ceng Loan tersenyum, lalu mendadak mengayunkan pedangnya ke lehernya terkejutnya Na Siao Tiap, Gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa, karena berdiri agak jauh. sedangkan pedang itu sudah mendekat ke leher Lie Ceng Loan, Namun meskipun dalam keadaan gugup, jari Na Siao Tiap masih sempat memetik tali senar Cring! Cring.,.! dahsyat suara getaran piepa tersebut Seketika juga tangan Lie Ceng Loan menjadi lemas dan pedangnya pun langsung ter! Pedang itu jatuh ke lantai, Barulah Na Siao Tiap menarik nafas lega, dan cepat-cepat melesat ke sisi Lie Ceng Loan."Adik Loan! Kenapa engkau berbuat itu?""Kakak Siao Tiap. " Lie Ceng Loan mulai menangis sedih,"Kakak Bu sudah mati, maka aku tidak mau hidup lagi, Kenapa engkau menghalangiku? Aku. ""Adik Loan!" Na Siao Tiap memegang bahunya, padahal hati Na Siao Tiap juga berduka sekali, "Aku pernah dengar dari Kakak Pek, bahwa Bee Kun Bu pernah mengalami luka parah, yang nyaris menyebab-kannya mati. Pada waktu itu, engkau rela mendampinginya ke dalam kuburan, Benarkah itu?""Benar." Lie Ceng Loan mengangguk"Karena itu, engkau tidak perlu bunuh diri," ujar Na Siao Tiap, "Setelah kita membalaskan dendamnya, kita membuat sebuah kuburan besar untuk Bee Kun Bu, lalu kita berdua menemaninya di dalam kuburan itu selama-lamanya.""Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan tertegun "Engkau...engkau juga ingin menemaninya di dalam ku-buran?" "Ya." Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata bereucuran "Aku... aku juga sangat mencintainya."Lie Ceng Loan adalah gadis yang berhati suci mendengar Na Siao Tiap mengaku mencintai Bee Kun Bu, hatinya sama sekali tidak panas maupun merasa cemburu, bahkan segera menggenggam tangan Na Siao Tiap erat-erat seraya berkata."Kakak Siao Tiap, sungguh sayang sekali, Kakak Bu tidak tahu kalau engkau juga mencintainya."Na Siao Tiap menghela nafas dan membatin, "Oh, ibu! Kjni orang yang kucintai telah mati, jadi aku tidak perlu memperdengarkan irama piepa padanya, sebab dia tidak akan mendengarnya.""Kakak Siao Tiap!" ujar Lie Ceng Loan lagi, "Aku... aku sebetulnya tidak ingin membunuh siapa pun, namun Kakak Bu dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw, maka aku... aku harus membunuhnya."Na Siao Tiap mengangguk namun mendadak ia melihat Lie Ceng Loan terkulai Segeralah ia menahannya. Ternyata Lie Ceng Loan telah pingsan dengan wajah pucat pias, nafasnya pun sangat terkejutnya Na Siao Tiap, ia cepat-cepat memegang punggung Lie Ceng Loan sambil mengerahkan seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan siuman dan membuka matanya perlahan-Iahan."Kakak Siao Tiap.,." ujarnya lemah. "Aku telah terluka parah, mungkin tidak dapat membalaskan dendam Kakak Bu lagi.""Adik Loan!" Na Siao Tiap membelainya sambil berkata lembut "Aku akan menyalurkan hawa murniku ke dalam tubuhmu, agar lukamu segera membaiki "Kalau begitu, bukankah Kakak Siao Tiap akan kehilangan hawa murni?" ujar Lie Ceng Loan."Adik Loan!" Na Siao Tiap tersenyum getir "Kita sama- sama bernasib malang, maka engkau jangan berkata begitu."Lie Ceng Loan diam, kemudian memejamkan Siao Tiap menaruh Lie Ceng Loan ke bawah, Setelah itu ia duduk menghadap punggung Lie Ceng Loan. Sepasang tangannya ditempelkan pada punggung gadis Na Siao Tiap menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh Lie Ceng Loan. setengah jam kemudian, wajah Lie Ceng Loan sudah tidak begitu pucat lagi"Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Aku sudah merasa membaik, engkau tidak usah menyalurkan hawa murni lagi ke tubuhku."Na Siao Tiap mengangguk sambil melepaskan tangannya yang menempel di punggung Lie Ceng Loan, lalu bangkit berdiri, begitu pula Lie Ceng Loan dan memang tampak sudah berdiri menghadap dinding kaca, Ke duanya saling memandang sejenak, kemudian mendadak Na Siao Tiap mengayunkan tangannya melancarkan beberapa pukulan ke arah dinding kaca itu, Namun dinding kaca itu sama sekali tidak Lie Ceng Loan teringat sesuatu, lalu ber-kata. "Kakak Siao Tiap!" ia memberitahukan "Tadi aku melihatLam Kiong Siu melancarkan pukulan ke tempat itu."Lie Ceng Loan juga menunjuk ke dinding kristal tempat Kim Hun Tokouw memukul ke sana tadi, Na Siao Tiap memandang dinding kristal itu. ia manggul-manggut lalu segera memukul ke arah tersebut, dan terdengarlah suara "Kreeek". Dinding kristal itu bergerak, lalu tampak dinding kaca, Akan tetapi, mereka berdua justru terbelalak di dalam ruang kaca itu tidak kelihatan tungku maupun Bee Kun Bu lagi."Aaaakh.,.!" keluh Na Siao Tiap, "Kalau Kakak Pek berada di sini, dia pasti bisa membuka dinding kaca ini.""Kakak Pek terkurung di dalam formasi kabut kuning." Lie Ceng Loan memberitahukan."Apa?" Na Siao Tiap tertegun "Engkau bertemu dia?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk"Di mana engkau bertemu dia?" tanya Na Siao Tiap lagi."Di ruang itu. " Lie Ceng Loan memberitahukan "Penuhkabut kuning yang tebal, sehingga tidak dapat melihat apa pun di sana.""Adik Loan!" Ujar Na Siao Tiap. "Aku punya akal untuk mencarinya. Mari kita ke sana!""Kabut kuning itu sangat tebal, bagaimana mungkin kita mencarinya?" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala."Begini! Engkau ajak aku ke tempat itu!" desak Na Siao Tiap."Baik." Lie Ceng Loan mengangguk sambil mengayunkan kakinya, Na Siao Tiap mengikutinya dari seberapa lama kemudian, mereka melihat kabut kuning yang tebal itu."Adik Loan, cepat berhenti!" ujar Na Siao Ceng Loan berhentL Na Siao Tiap lalu menarik ujung lengan baju luarnya, Benang yang tertarik keluar dari lengan baju itu dipegangnya erat-erat."Pegang baju luarku ini!" ujar Na Siao Tiap sambil menyodorkan baju luarnya kepada Lie Ceng Loan. "Engkau tunggu di sini, aku akan memasuki tempat itu, kemudian keluar lagi bersama benang yang kupegang ini." " Akal yangbagus." Lie Ceng Loan Siao Tiap mulai melangkah ke dalam kabut kuning itu, Dalam waktu sekejap ia sudah tidak kelihatan Ceng Loan berdiri di situ, Air matanya meleleh karena teringat kematian kekasihnya yang begitu mengenaskanBerselang beberapa saat kemudian, mendadak ia melihat di ujung kiri berkelebat dua sosok bayangan Lie Ceng Loan tertegun dan langsung membentak."Siapa?"Salah seorang menoleh ke arahnya, lalu tiba-tiba melesat ke arahnya pula, Lie Ceng Loan segera meluruskan pedangnya, agar orang itu tidak mendekati itu berhenti di hadapan Lie Ceng Loan sambil tersenyum senyum, ternyata Co melihat yang datang itu Co Hiong, Lie Ceng Loan menarik nafas lega."Saudara Co! Engkau juga ke mari?" tanya Lie Ceng Hiong dan Souw Peng Hai, sebetulnya bersembunyi di luar istana Pit Sia Kiong. Ketika mereka berdua melihat Na Siao Tiap memasuki istana tersebut, tak lama hari mulai gelap. Berselang beberapa saat kemudian, mereka pun melihat Kiu Tok Sian Ong bersama Lie Ceng Loan memasuki istana itu Hiong dan dan Souw Peng Hai tetap bersembunyi Mereka yakin bahwa di istana itu telah terjadi pertarungan hebat, Karena itu mereka pun berunding, dan bersepakat untuk memasuki istana Hiong dan Souw Peng Hai telah menduga, bahwa di dalam istana itu terdapat banyak jebakan, Oleh karena itu, mereka tidak berani berjalan ke sana ke mari, Namun akhirnya mereka pun kehilangan arah, Untung Co Hiong melihat sebuah jalan Mereka segera melesat ke sana dan melihat Lie Ceng Loan."Nona Li!" Co Hiong tertawa manis sambil menatapnya. ia tertegun ketika menyaksikan wajah Lie Ceng Loan pucat dan pipinya masih basah oleh air mata, "Apa yang telah terjadi?" tanyanya."Kakak Bu, dia.,." sahut Lie Ceng Loan terisak-isak. "Kenapa dia?" tanya Co Hiong heran."Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan mulai berderai. GuLong (Naga Kuno) nampaknya diam diam memilki kitab sakti yang menjadi sumber kesaktiannya berkarya. Kitab itu sudah tua sekali, berusia lebih dari seribu tahun. Ditulis di jaman sebelum adanya kertas yang katanya baru beredar di abad pertama sesudah masehi (Sekitar 100 .A.D.). Kurang begitu tahu, apakah original kitab sakti ini ditulis diatas helaian sutra atau tidak, juga kurang begitu PusakaLidah Setan 193 Cerita_silat_kho_ping_hoo_pendekar_tanpa_bayangan Sementara pintu-pintu sudah tertutup rapat pdf Wiro Sableng 212 Episode 003: Dendam Orang-orang Sakti Semoga blog ini bisa berrmanfaat, atau minimal tidak merugikan pihak mana pun Semoga blog ini bisa berrmanfaat, atau minimal tidak merugikan pihak mana pun. tokohsakti dari dunia persilatan akan menjadi pelindung yang setia dari istana Ban seng kiong." Keng thian giok cu Thi Keng dan Sim ji sinni sangat terkesiap, dalam keadaan demikian mereka hanya bisa pasrah kepada nasib. Tak lama kemudian, Tiang pek lojin telah membawa Bu im sin hong Kian Kim siang menghadap.
KitabSakti Naga Kuno Gu Long Cin Keng Cerita Silat. 1 / 60. GAMBAR JURUS JURUS PERISAI DIRI Perisai Diri Maluku. Jurus Dan Gerakan Cimande PUSAKA MANGGALA YouTube. Jurus 5 Jurus Indah Dalam Pencak Silat Khas. Blog Kanuragan Extrem LATIHAN JURUS JURUS TENAGA DALAM 3. Serial Pendekar Sakti Bupunsu 3 Raja Pedang Jilid 007. Jenis Senjata Dan Macam
Iahendak memasuki gua itu. Tiba diambang mulut gua, sehembus angin dingin meniup sehingga ia menggigil. Teringat akan pesan gurunya, ia bergegas hendak keluar. Tetapi ia tertegun ketika melihat kedua sisi pintu gua terdapat beberapa ukiran huruf, berbunyi: "Laut dendam, sukar ditimbuni. Siapa masuk tentu mati".
PendekarSakti-jilid 1 ~ CERITA SILAT Pendekar Sakti-jilid 1 Wajah Hek-mo-ong tidak berubah, namun sepasang matanya mengeluarkan sinar kilat ketika dia berpaling kepada Li Kong Hoat-ong. "Hm" Ia mengeluarkan suara dari hidung, sikapnya menghina sekali, "Kalau tidak salah kau adalah Li Kong Hoat-ong, raja yang sudah kehilangan mahkotanya itu? v1CCt.
  • a74gkatgmt.pages.dev/26
  • a74gkatgmt.pages.dev/270
  • a74gkatgmt.pages.dev/473
  • a74gkatgmt.pages.dev/419
  • a74gkatgmt.pages.dev/345
  • a74gkatgmt.pages.dev/182
  • a74gkatgmt.pages.dev/134
  • a74gkatgmt.pages.dev/422
  • cerita silat kitab sakti dalam gua